STIP Tutup Pendaftaran Gara-gara Kasus Penganiayaan, Mimpi Calon Taruna Pupus

Rabu, 15 Mei 2024 - 18:51 WIB
Sejumlah orang tua dan calon taruna menyayangkan STIP yang menutup pendaftaran tahun 2024. Moratorium STIP akibat kasus tewasnya taruna tingkat 1 usai dianiaya seniornya. Foto: Ist
JAKARTA - Mimpi calon taruna pupus menjadi abdi negara setelah mengetahui Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) menutup pendaftaran. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Badan Kepegawaian Negara (BKN) menerapkan moratorium terhadap STIP akibat tewasnya taruna tingkat 1 STIP Putu Satria Ananta Rustika (19) usai dianiaya seniornya.

"Kami kecewa dengan moratorium itu karena telah memupuskan harapan anak kami," kata Jarry Rinaldi, Koordinator Ketua Forum Calon Wali Murid STIP di Jakarta, Rabu (15/5/2024).

Imbas aturan itu membuat STIP tidak lagi menerima siswa baru tahun ajaran 2024. Terlepas dari biaya pendaftaran yang telah dikeluarkan sebesar Rp2 juta per anak, moratorium muncul tak lama setelah sejumlah murid melakukan tes akademik yang merupakan bagian dari lima tahapan seleksi masuk STIP.



"Kejadian penganiayaan terjadi pada tanggal 2, tanggal 8 anak kami ikut tes, kemudian tanggal 10 muncul moratorium," ujarnya.

Padahal, untuk masuk ke tahapan pertama tes akademik STIP tidak mudah. Selain harus memiliki kecerdasan dan pengetahuan di atas anak-anak lain diperlukan persiapan mental dan fisik untuk lolos dan mengikuti tahapan lainnya.

Karena itu, tidak heran banyak anak yang telah menyiapkan hal ini sejak bertahun-tahun seperti berolahraga, belajar, hingga menjaga pola hidup. Artinya, membentuk semua itu butuh proses.

"Anak saya melakukan itu semua sejak kelas 3 SMP. Dia disiplin penuh menyiapkan semuanya biar bisa diterima di STIP," kata Norma (47) asal Kendari, Sulawesi Tenggara.

Bersama dengan anaknya, Norma sudah berada di Jakarta sejak dua minggu lalu. Dia rela menghabiskan waktu dan uangnya demi mendukung cita-cita si anak masuk STIP.

Karena itulah, dia menyayangkan moratorium. Baginya untuk memutus kasus bullying yang terjadi tidak harus memutuskan satu generasi.

Muhammad Rajendra Hendro (18) kecewa dan tak terima dengan putusan itu. Sebab, untuk mengikuti ujian tes dia telah berusaha keras agar dapat diterima.

"Tidak mudah masuk STIP. Makanya saya berupaya untuk menyiapkan semuanya termasuk menjadi juara kelas," kata calon taruna itu.

Sekadar informasi, pada tes akademik yang merupakan tahapan pertama seleksi STIP terungkap sebanyak 400 lebih calon taruna yang mengikuti tes. Nantinya mereka yang lolos tes akan maju ke tahap kedua yaitu tes fisik.
(jon)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content