Sikap Raden Ronggo Anti Belanda Jadi Amunisi Pangeran Diponegoro Perangi Daendels

Rabu, 01 Mei 2024 - 06:12 WIB
Hal itu dikutip dari buku "Banteng Terakhir Kesultanan Yogyakarta: Riwayat Raden Ronggo Prawirodirjo III dari Madiun sekitar 1779 - 1810 (2022).

Sang patih sering menggunakan kedudukannya untuk mencampuri urusan kerajaan, dan tetap merupakan saluran utama yang harus dilewati sebelum segala soal dapat dibicarakan dengan sultan.

Namun, dia sering kali menunda begitu lama sebelum mengambil keputusan atas masalah-masalah penting, hal yang merumitkan urusan Belanda dengan keraton.

Sikap anti-Eropa Raden Ronggo Prawirodirjo III dan Raden Tumenggung Sumodiningrat, menemukan momentum ketika pemerintah kolonial menyodorkan proposal tata upacara yang baru dalam penyambutan perwakilan pejabat kolonial di keraton.

Segera saja, Sultan Kedua menggelar pertemuan dengan para nayaka.

Raden Ronggo Prawirodirjo III dan Raden Tumenggung Sumodiningrat jelas menolak proposal yang diajukan oleh pemerintah kolonial. Di sisi lain, Danurejo II dan tiga nayaka lainnya bersikap menerima.

Akhirnya, pertemuan tersebut terpecah dalam dua kubu yang sama besarnya, hingga 2,5 tahun berikutnya, Raden Ronggo selalu berada di jantung pertarungan Yogyakarta lawan Daendels.

Peran yang dimainkan oleh Raden Ronggo cukup penting dalam menentukan arah politik Keraton Yogyakarta walaupun usianya ketika itu masih tergolong muda.
(ams)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content