Siasat Licik Belanda Memecah Mataram hingga Bikin Konflik usai Perjanjian Giyanti
Jum'at, 26 April 2024 - 06:51 WIB
Rupanya, pembagian Jawa yang terjadi dua kali ini di pertengahan abad ke-18, tidak memberikan kepuasan bagi sebagian pihak.
Salah satu yang kurang puas itu adalah Pangeran Singosari (1727-68). Singosari merupakan putra Susuhunan Amangkurat IV, yang bertahta pada 1719-1726 dari Ratu Kadipaten.
Sehingga masih terhitung sebagai adik tiri Sultan Hamengkubuwono I sekaligus masih merupakan Paman Pakubuwono III.
Pangeran Singosari ini juga konon dikenal sebagai Pangeran Arya Prabujaka atau Prabujaya.
Dia mulai memberontak kepada keraton kakak tirinya, Pakubuwono II di Kartasura ketika berusia 16 tahun pada 1743. Setelah Perjanjian Giyanti, dia tidak mau tunduk kepada Sultan maupun Pakubuwono.
Supaya lebih efektif, dia pergi ke Malang bersama anaknya yang bergelar raden mas. Di Malang, Pangeran Singosari bersekutu dengan bupati setempat, Raden Tumenggung Malayakusuma, yang saudara perempuannya dia nikahi.
Salah satu yang kurang puas itu adalah Pangeran Singosari (1727-68). Singosari merupakan putra Susuhunan Amangkurat IV, yang bertahta pada 1719-1726 dari Ratu Kadipaten.
Sehingga masih terhitung sebagai adik tiri Sultan Hamengkubuwono I sekaligus masih merupakan Paman Pakubuwono III.
Pangeran Singosari ini juga konon dikenal sebagai Pangeran Arya Prabujaka atau Prabujaya.
Dia mulai memberontak kepada keraton kakak tirinya, Pakubuwono II di Kartasura ketika berusia 16 tahun pada 1743. Setelah Perjanjian Giyanti, dia tidak mau tunduk kepada Sultan maupun Pakubuwono.
Supaya lebih efektif, dia pergi ke Malang bersama anaknya yang bergelar raden mas. Di Malang, Pangeran Singosari bersekutu dengan bupati setempat, Raden Tumenggung Malayakusuma, yang saudara perempuannya dia nikahi.
(shf)
tulis komentar anda