Viral Batu Nisan Makam Tionghoa Jadi Tutup Selokan di Semarang, Ini Kata Dewan Pakar PSMTI

Minggu, 17 Maret 2024 - 20:41 WIB
“Mereka (PSMTI) intinya terima kasih dengan tindaklanjut apa yang kita di sini, di wilayah yang kita lakukan dan mereka sendiri juga menyadari dan tidak ada unsur kesalahan di warga kita, karena ketidaktahuan dan itu sudah berlangsung lama. Dari tahun 60an mungkin itu dulu di sini, sudah lama banget,” bebernya.

Diwawancara terpisah, Dewan Pakar PSMTI Dewi Susilo Budiharjo menyebut memang tidak etis jika ada kesengajaan Bong Pay itu sampai jadi tutup selokan. Namun, dia memaklumi ketidaktahuan warga.

“Memang membuat terenyuh ketika ada Bong Pay jadi tutup selokan, jadi alat cuci pakaian. Tapi saya yakin karena ini ketidaktahuan warga,” kata Dewi saat diwawancara di Kota Semarang, Sabtu malam.



Pihaknya, sebut Dewi, berharap persoalan seperti itu tidak berlarut-larut apalagi terus viral di media sosial. Di Kota Semarang, sebutnya, warga yang heterogen termasuk pendatang dari Tionghoa dan etnis lain, hidup rukun berdampingan saling toleransi.

Mengenai video itu, Dewi mengatakan sebenarnya itu diposting sejak 2 tahun lalu. Ketika itu ada peneliti yang sedang mengamati Tionghoa peranakan di Kota Semarang. Dia juga heran kenapa video itu baru viral sekarang.

“Tidak perlu berlarut-larut, apalagi diviralkan lagi. Kami berterimakasih sekali kepada Pemerintah Kota Semarang, kelurahan dan warga, yang memfasilitasi, kemudian (Bong Pay) itu dibongkar,” sambungnya.

Dewi menyebut memang perlu ada edukasi kepada warga termasuk juga upaya agar Bong Pay jadi salah satu artefak sejarah. Sebab, tak jarang Bong Pay itu dari abad ke-16 hingga 17. Menurut dia perlu ada edukasi lagi ke warga karena bisa saja Bong Pay itu jadi sejarah masuknya warga Tionghoa ke Semarang.

“Bisa diteliti, jadi bisa tahu juga (lewat Bong Pay) itu. Kapan orang-orang Tionghoa masuk ke Semarang,” tandasnya.
(wib)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More