Sungai Bengawan Solo Siaga Merah, Bojonegoro Keluarkan Peringatan Banjir Susulan
Senin, 11 Maret 2024 - 13:09 WIB
BOJONEGORO - Hingga Senin (11/3) siang, debit air Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur terus meningkat. Debit air sungai terpanjang di Pulau Jawa mengancam pemukiman warga di enam kecamatan yang ada di sekitarnya.
Kondisi darurat dinyatakan dengan peningkatan status menjadi Siaga Merah. Alhasil, Perum Jasa Tirta Wilayah Sungai Bengawan Solo dan Pemkab Bojonegoro terpaksa menyalakan Early Warning System (EWS) untuk mengantisipasi luapan banjir.
Pantauan iNews Media Group petugas dari Perum Jasa Tirta Wilayah Sungai Bengawan Solo mengambil langkah cepat dengan membunyikan Early Warning System (EWS) atau sirine peringatan dini akan bahaya banjir.
Sirine ini terletak di Kompleks Taman Bengawan Solo (TBS), memberikan tanda kepada masyarakat setempat untuk waspada terhadap kondisi debit air yang terus meningkat. Tinggi muka air Sungai Bengawan Solo mencapai angka 14.80 meter di utara pasar Kota Bojonegoro.
BPBD Kabupaten Bojonegoro bersama petugas dari Perum Jasa Tirta menetapkan Sungai Bengawan Solo pada level Siaga Merah. Sebanyak 18 desa tersebar di enam kecamatan terendam banjir luapan sungai ini.
Daerah yang paling terdampak meliputi Kelurahan Ledok Kulon dan Ledok Wetan di Kecamatan Kota Bojonegoro.Warga melaporkan bahwa air telah masuk ke permukiman sejak Minggu lalu, namun ketinggian air terus meningkat.
Kawasan pinggiran kota ini dikenal sebagai langganan banjir karena lokasinya yang berada dekat dengan bibir Sungai Bengawan Solo. Meski rumah mereka sudah terendam selama dua hari dengan ketinggian mencapai 50 hingga 70 sentimeter, sebagian warga memilih untuk bertahan.
Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro Laela Noer Aeny mengingatkan warga untuk tetap waspada dan siap mengungsi jika situasi semakin memburuk. “Kami minta warga waspada, dan tetap mengikuti arahan dari pemerintah,” katanya.
Kondisi darurat dinyatakan dengan peningkatan status menjadi Siaga Merah. Alhasil, Perum Jasa Tirta Wilayah Sungai Bengawan Solo dan Pemkab Bojonegoro terpaksa menyalakan Early Warning System (EWS) untuk mengantisipasi luapan banjir.
Pantauan iNews Media Group petugas dari Perum Jasa Tirta Wilayah Sungai Bengawan Solo mengambil langkah cepat dengan membunyikan Early Warning System (EWS) atau sirine peringatan dini akan bahaya banjir.
Baca Juga
Sirine ini terletak di Kompleks Taman Bengawan Solo (TBS), memberikan tanda kepada masyarakat setempat untuk waspada terhadap kondisi debit air yang terus meningkat. Tinggi muka air Sungai Bengawan Solo mencapai angka 14.80 meter di utara pasar Kota Bojonegoro.
BPBD Kabupaten Bojonegoro bersama petugas dari Perum Jasa Tirta menetapkan Sungai Bengawan Solo pada level Siaga Merah. Sebanyak 18 desa tersebar di enam kecamatan terendam banjir luapan sungai ini.
Daerah yang paling terdampak meliputi Kelurahan Ledok Kulon dan Ledok Wetan di Kecamatan Kota Bojonegoro.Warga melaporkan bahwa air telah masuk ke permukiman sejak Minggu lalu, namun ketinggian air terus meningkat.
Kawasan pinggiran kota ini dikenal sebagai langganan banjir karena lokasinya yang berada dekat dengan bibir Sungai Bengawan Solo. Meski rumah mereka sudah terendam selama dua hari dengan ketinggian mencapai 50 hingga 70 sentimeter, sebagian warga memilih untuk bertahan.
Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro Laela Noer Aeny mengingatkan warga untuk tetap waspada dan siap mengungsi jika situasi semakin memburuk. “Kami minta warga waspada, dan tetap mengikuti arahan dari pemerintah,” katanya.
(ams)
tulis komentar anda