Kerajaan Sriwijaya, Pusat Perdagangan dan Pengajaran Agama Buddha Terbesar di Asia Tenggara

Rabu, 06 Maret 2024 - 05:31 WIB
Candi Bahal Portibi, salah satu peninggalan Sriwijaya. Foto: Dok/SINDOnews
Kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan besar di Pulau Sumatera. Lokasinya yang strategis menjadi tujuan para pedagang internasional antar negara. Belum lagi kekayaan alam yang dimiliki menjadikan Sriwijaya, menjulang sebagai kerajaan disegani di Nusantara yang kaya.

Kekayaan yang melimpah ini telah memungkinkan Sriwijaya memperagakan pembelian kesetiaan darivassal-vassal-nya di seluruh Asia Tenggara. Dengan memerankan sebagaientreportatau pelabuhan utama di Asia Tenggara.

Hal ini ditambah saat memperoleh restu, persetujuan, dan perlindungan dari Kaisar China untuk bisa jualan dengan Tiongkok, Sriwijaya senantiasa mengelola jejaring perdagangan bahari dan menguasai urat nadi pelayaran sela Tiongkok dan India





Ekspansi kerajaan ini ke Jawa dan Semenanjung Malaya juga menjadikan Sriwijaya mengendalikan dua pusat perdagangan utama di Asia Tenggara.

Berdasarkan observasi, diketahui ada temuan berupa reruntuhan candi-candi Sriwijaya di Thailand dan Kamboja, dikutip dari "Sriwijaya", dari Prof. Slamet Muljana.

Hal ini terjadi karena Maharaja Dharmasetu pada abad ke-7, konon pernah melancarkan agresi ke kota-kota pantai di Indochina, disebabkan mulai ramainya Pelabuhan Champa di sebelah timur Indochina dengan para pedagang.

Sriwijaya meneruskan dominasinya atas Kamboja, sampai raja Khmer Jayawarman II, pendiri kemaharajaan Khmer, memutuskan hubungan dengan Sriwijaya pada masa zaman yang sama. Di masa penghabisan masa abad ke-8 beberapa kerajaan di Jawa.

Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content