Sadis! Anak Gangguan Mental di Kupang Bacok Ayah hingga Tewas, Lanjut Bunuh Diri
Selasa, 27 Februari 2024 - 11:28 WIB
KUPANG - Peristiwa sadis menimpa Yoktan Bani (67), seorang ayah di Desa Nekmese, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) tewas dibacok oleh anak kandungnya Yorit Edwin Bani (35).
Kapolse) Amarasi Ipda Thomas Radiena mengatakan, pelaku langsung berusaha mengakhiri hidupnya pula dengan membunuh diri, menyusul tewasnya korban.
”Pelaku juga meninggal dunia saat dalam perjalanan menuju Puskesmas Oekabiti,” kata Radiena, Selasa Senin (27/2/2024).
Menurut dia, usai menghabisi ayahnya dia berusaha bunuh diri tapi tidak berhasil. Sehingga dilarikan ke puskesmas tapi meninggal dunia dalam perjalanan. Pelaku mengalami gangguan mental dan telah beberapa kali mencoba membunuh diri dengan minum racun.
Dua hari sebelum kejadian,pelaku sempat melakukan percobaan bunuh diri di hutan di Amarasi Timur tetapi untungnya dia kembali ke rumah.Bahkan, pelaku keluar rumah tanpa busana dan berjalan kaki pergi menginap di rumah saudaranya di Oekaka, Desa Rabeka.
“Pelaku sudah beberapa kali ingin bunuh diri dengan minum racun bahkan gantung diri, namun gagal sehingga (kemudian) dibawa oleh keluarganya dari Amarasi Timur untuk dirawat di Desa Nekmese,” tuturnya.
Informasi yang diperoleh, pada Senin (26/2) siang, pelaku dan korban serta istrinya Masni sempat duduk-duduk di teras dapur. Sekitar pukul 12.20 WITA, istri pelaku masuk rumah hendak menidurkan anaknya.
Namun, selang 5 menit kemudian, ia kaget mendengar suara teriakan dari teras dapur. Dirinya pun keluar dan kaget mendapati korban sudah bersimbah darah dengan leher nyaris putus. Ketika diperiksa, korban sudah meninggal dunia.
Tidak jauh dari tempat tergelataknya korban, pelaku tampak terduduk dengan posisi tangan kiri terluka bekas sayatan benda tajam. Melihat kondisi pelaku terluka, istrinya bersama beberapa warga sekitar sempat mengantarnya ke Puskesmas Oekabiti.
Kapolse) Amarasi Ipda Thomas Radiena mengatakan, pelaku langsung berusaha mengakhiri hidupnya pula dengan membunuh diri, menyusul tewasnya korban.
”Pelaku juga meninggal dunia saat dalam perjalanan menuju Puskesmas Oekabiti,” kata Radiena, Selasa Senin (27/2/2024).
Menurut dia, usai menghabisi ayahnya dia berusaha bunuh diri tapi tidak berhasil. Sehingga dilarikan ke puskesmas tapi meninggal dunia dalam perjalanan. Pelaku mengalami gangguan mental dan telah beberapa kali mencoba membunuh diri dengan minum racun.
Dua hari sebelum kejadian,pelaku sempat melakukan percobaan bunuh diri di hutan di Amarasi Timur tetapi untungnya dia kembali ke rumah.Bahkan, pelaku keluar rumah tanpa busana dan berjalan kaki pergi menginap di rumah saudaranya di Oekaka, Desa Rabeka.
“Pelaku sudah beberapa kali ingin bunuh diri dengan minum racun bahkan gantung diri, namun gagal sehingga (kemudian) dibawa oleh keluarganya dari Amarasi Timur untuk dirawat di Desa Nekmese,” tuturnya.
Informasi yang diperoleh, pada Senin (26/2) siang, pelaku dan korban serta istrinya Masni sempat duduk-duduk di teras dapur. Sekitar pukul 12.20 WITA, istri pelaku masuk rumah hendak menidurkan anaknya.
Namun, selang 5 menit kemudian, ia kaget mendengar suara teriakan dari teras dapur. Dirinya pun keluar dan kaget mendapati korban sudah bersimbah darah dengan leher nyaris putus. Ketika diperiksa, korban sudah meninggal dunia.
Tidak jauh dari tempat tergelataknya korban, pelaku tampak terduduk dengan posisi tangan kiri terluka bekas sayatan benda tajam. Melihat kondisi pelaku terluka, istrinya bersama beberapa warga sekitar sempat mengantarnya ke Puskesmas Oekabiti.
(ams)
tulis komentar anda