Akibat COVID-19, Realisasi PAD NTB Turun 10 Persen
Selasa, 11 Agustus 2020 - 15:37 WIB
MATARAM - Akibat pandemi COVID-19, realiasi target pendapatan asli daerah (PAD) Nusa Tenggara Barat (NTB) Tahun Anggaran 2020 yang dibebankan pada Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah atau Bappenda NTB mengalami penurunan 10,5%. Atau berkurang sebesar Rp559 miliar dari target yang ditetapkan Rp5,6 trilun.
Kepala Bappenda NTB Iswandi mengatakan, penurunan realiasi PAD mencapai 10,05% atau sebesar Rp559 miliar. Dari target Rp5,6 trilun, hanya tercapai Rp5,07 trilun hingga akhir Juli Tahun 2020.
Menurut Iswandi, penurunan penerimaan pendapatan juga berlaku pada dana transfer atau dana perimbangan dari pemerintah pusat. Dari Rp3,7 triliun menjadi Rp3,3 triliun, atau mengalami penurunan sebesar 11,1%. (Baca juga:
Begini Alasan Bupati Asahan Tak Tercapainya Target PAD Rp167 Miliar )
“Penurunan jumlah penerimaan pendapatan daerah atau PAD yang dibebankan pada Bappenda NTB tahun anggaran 2020, berpengaruh pada belanja pegawai,” kata Iswandi. (Baca juga: Kadis DPMPT-SP Kota Bima Diturunkan Pangkatnya Ada Apa? )
Realisasi pendapatan derah, PAD, tahun anggaran 2020, Bappenda NTB. Bersumber dari PAD dari pajak daerah dengan itemnya PKB, BBNKB, PBBKB, PAP, pajak rokok, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang diusahakan, Ilpad, dan dana perimbangan.
Sementara target realisasi pendapatan daerah atau PAD hingga akhir tahun 2020/ diprediksikan bisa mencapai angka 53,74% atau Rp3, 47 triliun.
Namun dengan adanya pembatasan layanan, Bappenda NTB melakukan sejumlah terobosan, seperti, layanan penyampaian surat dari rumah ke rumah, Samsat online delivery dan penyampaikan informasi atau sosialisasi lewat media.
Kepala Bappenda NTB Iswandi mengatakan, penurunan realiasi PAD mencapai 10,05% atau sebesar Rp559 miliar. Dari target Rp5,6 trilun, hanya tercapai Rp5,07 trilun hingga akhir Juli Tahun 2020.
Menurut Iswandi, penurunan penerimaan pendapatan juga berlaku pada dana transfer atau dana perimbangan dari pemerintah pusat. Dari Rp3,7 triliun menjadi Rp3,3 triliun, atau mengalami penurunan sebesar 11,1%. (Baca juga:
Begini Alasan Bupati Asahan Tak Tercapainya Target PAD Rp167 Miliar )
“Penurunan jumlah penerimaan pendapatan daerah atau PAD yang dibebankan pada Bappenda NTB tahun anggaran 2020, berpengaruh pada belanja pegawai,” kata Iswandi. (Baca juga: Kadis DPMPT-SP Kota Bima Diturunkan Pangkatnya Ada Apa? )
Realisasi pendapatan derah, PAD, tahun anggaran 2020, Bappenda NTB. Bersumber dari PAD dari pajak daerah dengan itemnya PKB, BBNKB, PBBKB, PAP, pajak rokok, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang diusahakan, Ilpad, dan dana perimbangan.
Sementara target realisasi pendapatan daerah atau PAD hingga akhir tahun 2020/ diprediksikan bisa mencapai angka 53,74% atau Rp3, 47 triliun.
Namun dengan adanya pembatasan layanan, Bappenda NTB melakukan sejumlah terobosan, seperti, layanan penyampaian surat dari rumah ke rumah, Samsat online delivery dan penyampaikan informasi atau sosialisasi lewat media.
(nth)
tulis komentar anda