Aksi Penyerangan di Pasar Kliwon Solo, Begini Cerita Keluarga Korban

Senin, 10 Agustus 2020 - 18:37 WIB
Memed, perwakilan keluarga korban penyerangan datang ke Mapolresta Solo untuk memberikan keterangan, Senin (10/8/2020). Foto/SINDOnews/Ary Wahyu Wibowo
SOLO - Keluarga korban aksi penyerangan yang dilakukan sekelompok massa saat acara midodareni (acara sebelum pernikahan) di rumah Umar Asegaf, warga Kampung Mertodranan, Pasar Kliwon, Kota Solo , Jateng akhirnya angkat bicara. Peristiwa yang nyaris sama ternyata juga pernah terjadi tahun 2018 lalu.

Menurut Memed, salah satu perwakilan keluarga, sebelum terjadi aksi penyerangan yang berlangsung Sabtu (8/8/2020) lalu, tengah diadakan acara lamaran anak perempuan Umar. Pada saat itu, dilangsungkan acara midodareni dan doa bersama untuk kelancaran kegiatan akad nikah yang akan dilangsungkan esok harinya. "Acara berlangsung khidmat dan selesai. Kemudian dilanjutkan acara makan makan, berkatan, kegiatan baca doa," kata Memed saat mendampingi anggota keluarganya untuk dimintai keterangan di Mapolresta Solo, Senin (10/8/2020). (Baca juga: Keributan Massa di Pasar Kliwon Solo, Sejumlah Orang Terluka)

Ketika acara makan makan berlangsung, terdengar teriakan teriakan di luar. Namun kala itu, baru sekilas dan tidak terlalu keras terdengar. Selang 10 menit kemudian, pintu rumah diketok karena saat itu acara internal keluarga. "Ketika dibuka, Bapak Kapolsek yang berada di hadapan kami. Beliau minta izin untuk masuk ke dalam, dan meminta keterangan perihal kegiatan apa yang berlangsung," ungkapnya. (Baca juga: Kapolresta Kena Pukul Pelaku Penyerangan di Pasar Kliwon Solo)



Pihaknya menyampaikan bahwa kegiatan yang dilakukan adalah baca doa untuk kelancarakan kegiatan pernikahan esok harinya. Setelah mendapatkan keterangan dari tuan rumah, Kapolsek kemudian menyampaikannya kepada pihak yang ada di luar. Sekitar 10-15 menit kemudian, pintu gerbang kembali diketok dan kali ini yang datang adalah Kapolresta Solo. “Beliau juga mengkonfirmasi kegiatan. Kami juga menyampaikan penjelasan sebagaimana yang kami sampaikan ke Bapak Kapolsek,” urainya. (Baca juga: Serahkan Diri atau Diburu, Pelaku Penyerangan di Pasar Kliwon Solo Diultimatum)



Setelah itu, Kapolres juga menyampaikan penjelasan kepada pihak pihak yang ada di luar. Kala itu, teriakan terdengar semakin keras dan semakin banyak. Sekitar 20 menit kemudian, pintu gerbang rumah diketok kembali kemudian ada arahan dari Kapolres agar tamu-tamu yang hadir dipersilahkan untuk meninggalkan area atas permintaan pihak yang berteriak berteriak.

Namun tuan rumah meminta agar orang yang berteriak teriak terlebih dahulu membubarkan diri. "Kami sebenarnya bersedia untuk meninggalkan lokasi karena ada acara berikutnya. Yakni panggil makan malam kepada keluarga pihak laki laki yang berasal dari luar kota,” urainya. (Baca juga: 2 Pelaku Penyerangan di Pasar Kliwon Solo Ditangkap Polisi)



Pada tahun 2018, juga terjadi peristiwa yang nyaris sama. “Terjadi persekusi dalam jarak sekitar radius 300 meter dari rumah. Anak anak, perempuan, laki laki, mendapat intimidasi fisik, verbal, ancaman. Itu memberikan trauma yang cukup berat bagi perempuan dan anak anak,” ucapnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More