Aksi Penyerangan di Pasar Kliwon Solo, Begini Cerita Keluarga Korban

Senin, 10 Agustus 2020 - 18:37 WIB
Bahkan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk recovery. Lebih jauh diungkapkannya, permintaan agar massa yang di luar untuk membubarkan diri terlebih dahulu tidak diterima. Mereka tetap meminta agar yang di dalam untuk keluar. Pihaknya sempat keberatan karena di ujung gang jumlah massa begitu banyak. Sehingga, pihaknya merasa tidak memungkinkan bisa keluar dengan aman. Ketika keluar, mobil dan sepeda motor pertama hanya mendapatkan intimadasi verbal. “Itu mobil yang diparkir di luar, bukan yang diparkir di area gang,” bebernya.

Ketika mobil yang ada di dalam gang mulai keluar, yakni CRV hitam, massa yang tadinya berjarak kemudian merangsek maju dan melakukan pemukulan, menendang dan pecah kaca. Sehingga kembali ke dalam sembari meminta pertimbangan dari Kapolresta Solo. “Beberapa saat lengang di ujung gang, baru kemudian 3 mobil keluar bersamaan dengan dua sepeda motor yang dikendarai oleh paman kami. Pak Umar dan Pak Husein. Pak Umar berbocengan dengan Hadi, anaknya yang berusia 15 tahun,” lanjutnya.

Sepeda motor mengikuti iring iringan mobil yang hendak berjalan keluar. Namun ketika setiap mobil mulai jalan, kemudian ditendang, dipukul dan dipecah kacanya. “Mobilnya Picanto, CRV putih, dan mobil Xenia. Pak Husein yang keluar dulu dengan mengendarai sepeda motor Yamaha Nmax, di ujung gang tidak terjadi apa apa. Tetapi ketika belok ke arah utara sekitar 10 meter, orang yang ada di pinggir merangsek maju dan melakukan pemukulan,” tandasnya.

Husein sempat terjatuh dan berdiri kembali berusaha untuk jalan. Namun ada orang yang menghantam kepalanya dengan batu seukuran sekitar 20 centimeter. Hantaman batu mengenai kepala dan meleset hingga ke dasbor motor. “Kena hantaman itu, Pak Husein jatuh dan tidak bisa berdiri kembali,” paparnya.

Umar yang melihat adiknya dalam kondisi seperti itu, mencoba melajukan motornya. Ia kena pukul di dagu, dan motor ditendang hingga jatuh. Umar berupaya melindungi puteranya yang diboncengkan. “Beliau menderita pukulan dengan batu, kayu, tangan kosong, diinjak injak dari kepala hingga ujung kaki,” ucapnya.

Umar saat itu juga sempat berteriak karena merasa kakinya patah. Polisi yang ada di lokasi berusaha menghalau massa. Korban kemudian dievakuasi ke rumah sakit. Setelah kejadian itu, tak kurang dari 3 menit massa langsung membubarkan diri serempak saat adzan Isya.

Tambahan personel Kepolisian kemudian datang dan mensterilkan lokasi. “Penyerangan mulai saat mobil CRV keluar hingga Pak Husein dievakuasi, waktunya kurang lebih 10-15 menit,” ucapnya. Ketika mobil CRV hitam keluar, dirinya bersama Kapolres dan jajarannya untuk menghantar keluar. Namun dirinya diminta untuk kembali masuk ke dalam.

Secara fisik, terdapat tiga orang yanng terluka, yakni Umar, Husein dan Hadi anaknya Umar. Kemudian perempuan yang naik mobil yang kena pecahan kaca. Kondisi tangannya bengkak karena menahan kaca yang dihantam dari luar. Tiga orang yang terluka kemudian dibawa ke rumah sakit (RS) dan tadi malam diperkenankan pulang. Pada awalnya, pihak RS Indriati setelah melakukan CT Scan tidak ada cedera dalam.

Namun kondisi Umar dan Husein setiap mencoba bangun ternyata mau merasa jatuh, kemudian rawat inap satu malam guna observasi. Setelah peristiwa itu, acara pernikahan tetap dilangsungkan esok harinya. Mempelai perempuan yang sedianya dinikahkan oleh ayahnya, digantikan oleh putera tertua. Pernikahan berlangsung dengan pengaman polisi.

Korban Umar dan Husain telah mengajukan laporan dan dimintai keterangan Polisi. Dijelaskannya, peserta acara midodareni dihadiri sekitar 20 orang dari keluarga. Terdapat 4-5 orang anak anak yang ikut. Memed tidak mengetahui persis motif penyerangan.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More