Kisah Keturunan Batara Katong Ponorogo Pantang Makan Daging Sapi
Minggu, 10 Desember 2023 - 12:44 WIB
PONOROGO - Pertempuran antara Batara Katong, utusan Sultan Demak Raden Patah dengan Ki Ageng Kutu di Wengker atau Ponorogo Jawa Timur, berlangsung mencekam. Karena pertempurang orang sakti itu hingga mengeluarkan kutukan mengerikan.
Dalam peperangan yang berlarut-larut itu, Batara Katong mengeluarkan pepali atau wewaler atau pantangan. yakni seluruh keturunannya kelak dilarang menyantap daging sapi. Sebab dalam peperangan antara hidup dan mati itu kekuatannya bisa pulih berkat pertolongan susu sapi.
Batara Katong merupakan putra Prabu Brawijaya V, raja terakhir Majapahit. Ia juga dikenal dengan nama Joko Piturut atau Raden Alakkali atau Lembu Kanigoro. Dengan Raden Patah, Batara Katong masih saudara lain ibu.
Karenanya dia diutus Raden Patah untuk menyebarkan Islam di Ponorogo yang saat itu masih bernama Wengker. Perang terjadi ketika penyebaran masuk ke wilayah Desa Nglangu, yakni tempat Ki Ageng Kutu bermukim.
Ki Ageng Kutu merupakan tokoh Budha yang menolak masuk Islam. Perselisihan yang berlanjut pertikaian pecah ketika Batara Katong mencoba memaksanya.
“Perang berlangsung hingga bertahun-tahun dan saling mengalahkan,” demikian dikutip dari buku Kisah Brang Wetan Berdasarkan Babad Alit dan Babade Nagara Patjitan (2021).
Kecamuk perang berpusat di sebelah utara Desa Nglawu, yakni saat ini Desa Jabung, Kecamatan Mlarak. Kedua pihak sama-sama tidak ada yang mau mengalah. Keduanya sama-sama adu kekuatan.
Dalam peperangan yang berlarut-larut itu, Batara Katong mengeluarkan pepali atau wewaler atau pantangan. yakni seluruh keturunannya kelak dilarang menyantap daging sapi. Sebab dalam peperangan antara hidup dan mati itu kekuatannya bisa pulih berkat pertolongan susu sapi.
Batara Katong merupakan putra Prabu Brawijaya V, raja terakhir Majapahit. Ia juga dikenal dengan nama Joko Piturut atau Raden Alakkali atau Lembu Kanigoro. Dengan Raden Patah, Batara Katong masih saudara lain ibu.
Karenanya dia diutus Raden Patah untuk menyebarkan Islam di Ponorogo yang saat itu masih bernama Wengker. Perang terjadi ketika penyebaran masuk ke wilayah Desa Nglangu, yakni tempat Ki Ageng Kutu bermukim.
Ki Ageng Kutu merupakan tokoh Budha yang menolak masuk Islam. Perselisihan yang berlanjut pertikaian pecah ketika Batara Katong mencoba memaksanya.
“Perang berlangsung hingga bertahun-tahun dan saling mengalahkan,” demikian dikutip dari buku Kisah Brang Wetan Berdasarkan Babad Alit dan Babade Nagara Patjitan (2021).
Kecamuk perang berpusat di sebelah utara Desa Nglawu, yakni saat ini Desa Jabung, Kecamatan Mlarak. Kedua pihak sama-sama tidak ada yang mau mengalah. Keduanya sama-sama adu kekuatan.
tulis komentar anda