Tanggapi Puisi Gus Mus, Ganjar: Untuk Luruskan Kondisi yang Bengkok
Senin, 13 November 2023 - 17:14 WIB
REMBANG - Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo yang didukung Partai Perindo menanggapi santai soal viral puisi KH Mustofa Bisri atau Gus Mus yang singgung politik dinasti. Ganjar menyatakan tiap orang berhak menafsirkan puisi tersebut.
"Tidak perlu dibahas karena sebenarnya setiap puisi Gus Mus yang menceritakan situasi dan kondisi pada saat itu. Apakah kemudian itu sesuai dengan yang sekarang, ya orang boleh menafsirkan," ujarnya saat sowan ke kediaman Gus Mus di Rembang, Jawa Tengah, Senin (13/11/2023).
Video Gus Mus membacakan sebait puisi di Taman Budaya Surakarta pada 30 Oktober 2023 memang sempat viral di media sosial.
Dalam puisi itu Gus Mus mengatakan, "ada sirup rasa jeruk dan durian. Ada kripik rasa keju dan ikan. Ada republik rasa kerajaan".
Ganjar itu pun menceritakan pengalamannya membacakan puisi karya Gus Mus. Saat itu, banyak tanggapan negatif terhadap isi puisi berjudul "Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana" itu.
"Wong saya masih ingat kok dulu waktu saya baca puisinya beliau saya juga dimarahi (netijen). Padahal puisinya bagus banget dan nampak-nampaknya ada suasana yang terulang, tapi saya tidak cerita," ungkap mantan Gubernur Jateng dua periode ini.
Namun, Ganjar mengamini jika puisi punya kekuatan untuk meluruskan kondisi yang bengkok, dan memperbaiki yang rusak.
"Setidaknya dengan puisi, dengan kalimat, dengan kata-kata yang halus, mudah-mudahan perasaan orang akan selalu tersentuh untuk selalu iling lan waspada (ingat dan selalu mawas diri)," tandasnya.
"Tidak perlu dibahas karena sebenarnya setiap puisi Gus Mus yang menceritakan situasi dan kondisi pada saat itu. Apakah kemudian itu sesuai dengan yang sekarang, ya orang boleh menafsirkan," ujarnya saat sowan ke kediaman Gus Mus di Rembang, Jawa Tengah, Senin (13/11/2023).
Video Gus Mus membacakan sebait puisi di Taman Budaya Surakarta pada 30 Oktober 2023 memang sempat viral di media sosial.
Dalam puisi itu Gus Mus mengatakan, "ada sirup rasa jeruk dan durian. Ada kripik rasa keju dan ikan. Ada republik rasa kerajaan".
Ganjar itu pun menceritakan pengalamannya membacakan puisi karya Gus Mus. Saat itu, banyak tanggapan negatif terhadap isi puisi berjudul "Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana" itu.
"Wong saya masih ingat kok dulu waktu saya baca puisinya beliau saya juga dimarahi (netijen). Padahal puisinya bagus banget dan nampak-nampaknya ada suasana yang terulang, tapi saya tidak cerita," ungkap mantan Gubernur Jateng dua periode ini.
Baca Juga
Namun, Ganjar mengamini jika puisi punya kekuatan untuk meluruskan kondisi yang bengkok, dan memperbaiki yang rusak.
"Setidaknya dengan puisi, dengan kalimat, dengan kata-kata yang halus, mudah-mudahan perasaan orang akan selalu tersentuh untuk selalu iling lan waspada (ingat dan selalu mawas diri)," tandasnya.
(shf)
tulis komentar anda