Di Tengah Pandemi, Demam Sepeda di Kota Bandung Masih Tinggi
Selasa, 04 Agustus 2020 - 19:49 WIB
BANDUNG - Pandemi COVID-19 memang benar-benar membawa berkah bagi para penjual sepeda, khususnya di Kota Bandung menyusul fenomena demam sepeda di tengah pandemi yang tensinya hingga kini tetap tinggi.
Fenomena demam sepeda terlihat jelas di salah satu pusat penjualan sepeda, yakni di kawasan Jalan Ahmad Yani dan Jalan Veteran. Sejak pandemi melanda hingga saat ini, kawasan tersebut ramai dengan aktivitas jual beli sepeda. (Baca: Sepeda Kian Diminati Warga Saat Pandemi COVID-19 )
Berdasarkan pantauan SINDOnews, Selasa (4/8/2020), rata-rata toko sepeda di kawasan itu ramai dikunjungi pembeli. Mekanik sepeda pun tampak sibuk merakit sepeda-sepeda yang telah dipesan. Ramainya aktivitas jual beli sepeda juga menyebabkan arus lalu lintas tersendat.
Bahkan, terbatasnya ruang parkir di kawasan tersebut membuat warga yang hendak membeli sepeda, khususnya yang membawa kendaraan roda empat, terpaksa harus berputar-putar untuk mendapatkan ruang parkir bagi kendaraannya. "Sulit kang cari tempat parkir di sini, harus muter-muter, pada penuh," ujar Melani Tresnawati yang mengaku hendak membeli sepeda gunung (mountain bike) saat ditemui di salah satu gerai sepeda.
Melani mengaku, membutuhkan sepeda baru untuk berolahraga. Menurutnya, dari sisi kesehatan, bersepeda terbilang lebih aman dibandingkan olahraga lainnya di tengah pandemi saat ini. Selain itu, dirinya memang senang bersepeda sejak dulu. "Sebenarnya saya ingin mengganti sepeda yang lama karena tiap akhir pekan atau hari Minggu, saya dan teman-teman sekarang sering bersepeda," katanya.
Pembeli sepeda lainnya, Daim Mustafa mengaku, hendak membeli sepeda lipat yang sejak dulu dia dambakan. Selama ini, kata Daim, dirinya menggunakan sepeda gunung yang umurnya terbilang sudah tua. "Dari dulu memang pengen sepeda lipat, apalagi tren sepeda lipat sekarang lagi booming," ujar Daim yang juga mengakui bahwa bersepeda lebih aman di saat pandemi.
Sementara itu, salah satu penjual sepeda, Miming mengakui, penjualan sepeda memang meningkat sejak pandemi melanda Tanah Air. Bahkan, kata dia, hampir setiap hari, tokonya ramai dikunjungi pembeli. (Baca: Bike For Life Rodalink Tutup Tahun Mengangkat Tema Explore Tourism )
Menurut dia, sepeda lipat menjadi sepeda yang paling diminati pembeli. Saat disinggung alasannya, dia mengaku tak tahu pasti. Namun, dia menduga, kepraktisan menjadi salah satu alasan sepeda lipat banyak diminati. "Gak tau juga sih, mungkin karena sepeda lipat itu simple dan mudah dibawa ke mana-mana," ujar Miming yang mengaku bisa menjual puluhan unit sepeda setiap harinya.
Menurut pemilik Toko Sepeda Luvic itu, harga sepeda lipat berbagai merek yang dijualnya bervariasi, mulai di kisaran Rp3 jutaan hingga Rp6 jutaan. Di antara sepeda lipat yang dijualnya, sepeda lipat yang dibanderol di kisaran Rp3 jutaan paling laku. "Sekarang aja yang tiga jutaan itu lagi kosong, banyak yang beli. Sepeda lipat memang lagi tren, tapi sepeda gunung dan sepeda balap juga masih banyak peminatnya," katanya.
Fenomena demam sepeda terlihat jelas di salah satu pusat penjualan sepeda, yakni di kawasan Jalan Ahmad Yani dan Jalan Veteran. Sejak pandemi melanda hingga saat ini, kawasan tersebut ramai dengan aktivitas jual beli sepeda. (Baca: Sepeda Kian Diminati Warga Saat Pandemi COVID-19 )
Berdasarkan pantauan SINDOnews, Selasa (4/8/2020), rata-rata toko sepeda di kawasan itu ramai dikunjungi pembeli. Mekanik sepeda pun tampak sibuk merakit sepeda-sepeda yang telah dipesan. Ramainya aktivitas jual beli sepeda juga menyebabkan arus lalu lintas tersendat.
Bahkan, terbatasnya ruang parkir di kawasan tersebut membuat warga yang hendak membeli sepeda, khususnya yang membawa kendaraan roda empat, terpaksa harus berputar-putar untuk mendapatkan ruang parkir bagi kendaraannya. "Sulit kang cari tempat parkir di sini, harus muter-muter, pada penuh," ujar Melani Tresnawati yang mengaku hendak membeli sepeda gunung (mountain bike) saat ditemui di salah satu gerai sepeda.
Melani mengaku, membutuhkan sepeda baru untuk berolahraga. Menurutnya, dari sisi kesehatan, bersepeda terbilang lebih aman dibandingkan olahraga lainnya di tengah pandemi saat ini. Selain itu, dirinya memang senang bersepeda sejak dulu. "Sebenarnya saya ingin mengganti sepeda yang lama karena tiap akhir pekan atau hari Minggu, saya dan teman-teman sekarang sering bersepeda," katanya.
Pembeli sepeda lainnya, Daim Mustafa mengaku, hendak membeli sepeda lipat yang sejak dulu dia dambakan. Selama ini, kata Daim, dirinya menggunakan sepeda gunung yang umurnya terbilang sudah tua. "Dari dulu memang pengen sepeda lipat, apalagi tren sepeda lipat sekarang lagi booming," ujar Daim yang juga mengakui bahwa bersepeda lebih aman di saat pandemi.
Sementara itu, salah satu penjual sepeda, Miming mengakui, penjualan sepeda memang meningkat sejak pandemi melanda Tanah Air. Bahkan, kata dia, hampir setiap hari, tokonya ramai dikunjungi pembeli. (Baca: Bike For Life Rodalink Tutup Tahun Mengangkat Tema Explore Tourism )
Menurut dia, sepeda lipat menjadi sepeda yang paling diminati pembeli. Saat disinggung alasannya, dia mengaku tak tahu pasti. Namun, dia menduga, kepraktisan menjadi salah satu alasan sepeda lipat banyak diminati. "Gak tau juga sih, mungkin karena sepeda lipat itu simple dan mudah dibawa ke mana-mana," ujar Miming yang mengaku bisa menjual puluhan unit sepeda setiap harinya.
Menurut pemilik Toko Sepeda Luvic itu, harga sepeda lipat berbagai merek yang dijualnya bervariasi, mulai di kisaran Rp3 jutaan hingga Rp6 jutaan. Di antara sepeda lipat yang dijualnya, sepeda lipat yang dibanderol di kisaran Rp3 jutaan paling laku. "Sekarang aja yang tiga jutaan itu lagi kosong, banyak yang beli. Sepeda lipat memang lagi tren, tapi sepeda gunung dan sepeda balap juga masih banyak peminatnya," katanya.
(don)
tulis komentar anda