Sejarah Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martapura: Letak, Daftar Penguasa, dan Peninggalan
Selasa, 03 Oktober 2023 - 11:25 WIB
Kemudian kerajaannya ini berubah nama menjadi Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martapura sebagai peleburan antara dua kerajaan tersebut. Di saat yang sama, Kerajaan Kutai Kartanegara terpaksa tunduk sebagai kerajaan bawahan Kesultanan Banjar.
Pada abad ke-17, agama Islam mulai diterima baik oleh Kerajaan Kutai Kartanegara yang dipimpin oleh Aji Raja Mahkota Mulia Alam. Lebih dari seratus tahun kemudian, gelar Raja digantikan dengan sebutan Sultan.
Sultan Aji Muhammad Idris (1735-1778) adalah Sultan pertama dari Kutai Kartanegara dan mengubah sebutan dari Kerajaan menjadi Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martapura.
Kemudian, pada tahun 1732, ibukota Kerajaan Kutai Kartanegara pindah dari Kutai Lama ke Pemarangan (sekarang daerah desa Jembayan, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara).
Sultan Aji Muhammad Idris, menantu Sultan Wajo Lamaddukelleng, pergi ke tanah Wajo, Sulawesi Selatan untuk berperang melawan VOC bersama rakyat Bugis. Sementara itu, pemerintahan Kesultanan Kutai Kartanegara dipegang oleh Dewan Perwalian.
Pada tahun 1739, Sultan A.M. Idris meninggal di medan perang. Terjadi perebutan takhta oleh Aji Kado.
Putra mahkota Kerajaan Aji Imbut kala itu masih kecil, dilarikan ke Wajo. Aji Kado kemudian resmi memerintah sebagai Sultan Kutai Kartanegara dengan gelar Sultan Aji Muhammad Aliyeddin.
Saat menginjak dewasa, Aji Imbut yang merupakan putra mahkota sah Kesultanan Kutai Kartanegara pun kembali ke tanah Kutai dari Wajo.
Karena sudah dewasa, oleh kalangan Bugis dan kerabat istana yang masih setia dengan Sultan Idris, makan menobatkan Aji Imbut sebagai Sultan Kutai Kartanegara dengan gelar Sultan Aji Muhammad Muslihuddin.
Pada abad ke-17, agama Islam mulai diterima baik oleh Kerajaan Kutai Kartanegara yang dipimpin oleh Aji Raja Mahkota Mulia Alam. Lebih dari seratus tahun kemudian, gelar Raja digantikan dengan sebutan Sultan.
Sultan Aji Muhammad Idris (1735-1778) adalah Sultan pertama dari Kutai Kartanegara dan mengubah sebutan dari Kerajaan menjadi Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martapura.
Kemudian, pada tahun 1732, ibukota Kerajaan Kutai Kartanegara pindah dari Kutai Lama ke Pemarangan (sekarang daerah desa Jembayan, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara).
Sultan Aji Muhammad Idris, menantu Sultan Wajo Lamaddukelleng, pergi ke tanah Wajo, Sulawesi Selatan untuk berperang melawan VOC bersama rakyat Bugis. Sementara itu, pemerintahan Kesultanan Kutai Kartanegara dipegang oleh Dewan Perwalian.
Pada tahun 1739, Sultan A.M. Idris meninggal di medan perang. Terjadi perebutan takhta oleh Aji Kado.
Putra mahkota Kerajaan Aji Imbut kala itu masih kecil, dilarikan ke Wajo. Aji Kado kemudian resmi memerintah sebagai Sultan Kutai Kartanegara dengan gelar Sultan Aji Muhammad Aliyeddin.
Saat menginjak dewasa, Aji Imbut yang merupakan putra mahkota sah Kesultanan Kutai Kartanegara pun kembali ke tanah Kutai dari Wajo.
Karena sudah dewasa, oleh kalangan Bugis dan kerabat istana yang masih setia dengan Sultan Idris, makan menobatkan Aji Imbut sebagai Sultan Kutai Kartanegara dengan gelar Sultan Aji Muhammad Muslihuddin.
tulis komentar anda