Momen Bupati Madiun Melawan Belanda dengan Menyelinap dari Yogyakarta Tengah Malam

Rabu, 02 Agustus 2023 - 06:48 WIB


Raden Ronggo tidak bermaksud menentang Sultan Hamengkubuwono II, tetapi justru berniat melawan pemerintah kolonial dan sunan di Surakarta beserta orang-orang Jawa yang memihak Belanda, yang mengakibatkan perubahan dalam kehidupan rakyat.

Dia berharap berkah sultan dan para leluhurnya yang merupakan raja-raja wirayuda. Dia juga berharap Sultan Hamengkubuwono II tidak mempunyai niat untuk mencelakakan dirinya.

Setelah memproklamasikan perlawanan terhadap pihak kolonial pada 20 November 1810, Raden Ronggo berangkat ke Madiun pada 21 November 1810 dini hari.

Dia mengangkut 300 pasukan melewati Bengawan Solo dengan perahu tambang atau eretan saat bergerak dari Kartasura ke Masaran menuju Madiun pada 22 November 1810.



Sang bupati wedana Mancanagera Timur yang juga menjabat Bupati Madiun mengimbau, ajakan perlawanan terhadap kekuasaan kolonial kepada semua golongan masyarakat bumiputra dan Timur Asing (Tionghoa) di mancanegara timur dan pesisir.

Dia menikmati hubungan akrab dengan masyarakat Tionghoa di Mancanegara Timur dan pesisir utara.

Sebelum perlawanan pada November hingga Desember 1810, berkat kedudukannya sebagai kepala penguasa persewaan gerbang cukai jalan untuk sultan di wilayah Madiun.

Raden Ronggo curiga pada ancaman yang ditimbulkan atas kepentingan perekonomian setempat, khususnya dalam perdagangan kayu, sebagai akibat dari kegiatan yang tidak pandang bulu para penebang kayu serta pengusaha Eropa.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content