4 Fakta Gayatri Rajapatni, Politikus Perempuan Ulung di Balik Kejayaan Majapahit
Sabtu, 29 Juli 2023 - 12:05 WIB
Mendapati keluarga dan kerajaannya hancur, Gayatri bertekad untuk membangun kembali Singasari. Pada akhirnya, dia bersama dengan Raden Wijaya membangun sebuah tatanan pemerintahan baru di atas sisa kejayaan Kerajaan Singasari.
Saat itu, Gayatri telah kehilangan orang tuanya pascakeruntuhan Singasari. Menurutnya, sosok suami ideal adalah seseorang yang memiliki kepribadian dan visi kuat seperti ayahandanya.
Bagi Gayatri, dia tidak mampu menemukan contoh yang lebih baik kecuali kekasihnya, Raden Wijaya. Pada akhirnya, dia menikah dan resmi menyandang status istri pendiri Majapahit itu.
Salah satu bukti kebijaksanaan Gayatri adalah dengan menolak menjadi raja di Majapahit. Pada buku “Gayatri Rajapatni: Perempuan di Balik Kejayaan Majapahit”, dia memilih untuk tidak menjadi pemimpin saat Jayanegara wafat.
Langkah bijak ini diambil Gayatri setelah menimbang berbagai alasan. Salah karena dia tidak ingin terjadinya sengketa internal di masa lalu berlanjut, mengingat statusnya adalah putri Raja Singasari.
Alasan lainnya, karena Gayatri sendiri menyebut telah memasuki masa bhiksuka. Dia juga lebih suka menjadi “ibu suri” dan memastikan Majapahit dijalankan oleh orang-orang yang tepat.
Keputusannya ini berbuah manis. Di antaranya ketika menjadikan seorang Gadjah Mada menjadi Mahapatih. Dia tidak ingin keegoisannya menjadi malapetaka dan membawa kehancuran bagi Majapahit.
2. Istri Raden Wijaya
Raden Wijaya menikahi Gayatri saat ditahbiskan sebagai raja pertama Majapahit. Gayatri sendiri dikatakan sepakat menerima pinangan Raden Wijaya saat usianya masih sangat muda, yakni 19 tahun.Saat itu, Gayatri telah kehilangan orang tuanya pascakeruntuhan Singasari. Menurutnya, sosok suami ideal adalah seseorang yang memiliki kepribadian dan visi kuat seperti ayahandanya.
Bagi Gayatri, dia tidak mampu menemukan contoh yang lebih baik kecuali kekasihnya, Raden Wijaya. Pada akhirnya, dia menikah dan resmi menyandang status istri pendiri Majapahit itu.
3. Tidak Mau Menjadi Raja
Salah satu bukti kebijaksanaan Gayatri adalah dengan menolak menjadi raja di Majapahit. Pada buku “Gayatri Rajapatni: Perempuan di Balik Kejayaan Majapahit”, dia memilih untuk tidak menjadi pemimpin saat Jayanegara wafat.
Langkah bijak ini diambil Gayatri setelah menimbang berbagai alasan. Salah karena dia tidak ingin terjadinya sengketa internal di masa lalu berlanjut, mengingat statusnya adalah putri Raja Singasari.
Alasan lainnya, karena Gayatri sendiri menyebut telah memasuki masa bhiksuka. Dia juga lebih suka menjadi “ibu suri” dan memastikan Majapahit dijalankan oleh orang-orang yang tepat.
Keputusannya ini berbuah manis. Di antaranya ketika menjadikan seorang Gadjah Mada menjadi Mahapatih. Dia tidak ingin keegoisannya menjadi malapetaka dan membawa kehancuran bagi Majapahit.
4. Memiliki Kecantikan yang Menawan
tulis komentar anda