Kelakuan Dinsos Bulukumba: Minta Dana untuk 15 Kg Beras, yang Disalurkan Cuma 3 Kg

Rabu, 29 April 2020 - 20:04 WIB
Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bulukumba, Muhammad Bakti, meminta anggaran pembelian sembako yang dikelola Dinas Sosial (Dinsos) Bulukuba diusut. Foto : SINDOnews/Ilustrasi
BULUKUMBA - Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bulukumba, Muhammad Bakti, meminta anggaran pembelian sembako yang dikelola Dinas Sosial (Dinsos) Bulukumba diusut.

Pasalnya terdapat kejanggalan penyaluran sembako di lapangan yang tidak sesuai dengan nilai anggaran yang sebelumnya diminta dan telah disetujui dewan.

Menurut Bakti, Dinsos sebelumnya meminta anggaran sebesar Rp1.9 miliar untuk pembelian sembako 500 kepala keluarga. Adapun item sembako beranggaran fantastis tersebut yakni 15 kilogram beras, 2 rak telur, 1 dos mi isntan, dan 2 liter minyak kelapa, masing-masing untuk 1 kepala keluarga.

Namun yang terjadi di lapangan, warga terdampak covid-19 hanya menerima 3 kilogram beras. "Saya heran. Kenapa beras 15 kg belum diterima masyarakat, ternyata memang tidak ada. Hanya 3kg yang diserahkan. Itupun tidak dibeli oleh Dinsos. beras tersebut merupakan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dari Bulog," ketus Muhammad Bakti saat mendatangi kantor Dinas Sosial (Dinsos) Bulukumba, Rabu (29/04/2020)

Bakti pun meminta kejanggalan tersebut diusut, karena dinilai tidak sesuai dengan permintaan anggaran bantuan sosial (Bansos) yang diusulkan."Saya tidak yakin ini cukup dikonsumsi masyarakat dalam seminggu," ujarnya.



Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Penanganan Fakir Miskin Dinsos Bulukumba, Asrul, berkilah bahwa beras 15kg dalam paket bantuan dicoret, karena ada bantuan beras CBP dari Bulog yang bisa digunakan. Sementara anggaran untuk pembelian beras, diganti untuk pembelian paket sembako lainnya.

"Awalnya ada beras. Tapi ada berasnya dari Ketahanan Pangan jadi kita manfaatkan itu. Tapi kita tambah paketnya, kita tambahkan gula 2kg. Sebelumnya tidak ada gula," tukas Asrul.
(sri)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More