Harga Lobster Anjlok, Nelayan di Pangkep Enggan Jual Hasil Panen
Minggu, 26 Juli 2020 - 18:59 WIB
PANGKEP - Puluhan nelayan lobster di pulau Balang Lompo, kecamatan Liukang Tupabiring, kabupaten Pangkep memilih tak menjual hasil panen mereka karena harga yang anjlok. Sebelum pandemi COVID-19 , harga sekilo lobster mencapai Rp650 ribu, sementara sekarang hanya Rp350 ribu.
Kondisi ini disampaikan Lurah Mattiro Sompe, Muhammad Nasir. Menurut Nasir, di Pulau Balang Lompo ada 77 nelayan yang membudidayakan lobster dengan sistem kerambah. Saat ini kata Nasir, waktu panen telah lewat namun nelayan enggan melepas lobster mereka dan menunggu harga kembali normal.
Selama ini para nelayan menjual hasil panennya kepada pengumpul di pulau Balang Lompo dengan harga yang menyesuaikan dengan harga di Kota Makassar.
"Harga lobster anjlok tahun lalu Rp650 ribu, sekarang Rp350 ribu. Banyak nelayan yang memilih tidak menjual karena rugi," kata Nasir, Minggu (26/7/2020).
Ia menuturkan, hasil panen lobster dari para nelayan kini mencapai ribuan kilogram dari seluruh kerambah. Karena tak menghasilkan, sebagian nelayan menjadi pemancing ikan untuk tetap mendapatkan uang.
Kadis Perikanan Pangkep, Andi Faridah yang dimintai tanggapan terkait kondisi ini tak menjawab saat dihubungi via WhatsApp.
Kondisi ini disampaikan Lurah Mattiro Sompe, Muhammad Nasir. Menurut Nasir, di Pulau Balang Lompo ada 77 nelayan yang membudidayakan lobster dengan sistem kerambah. Saat ini kata Nasir, waktu panen telah lewat namun nelayan enggan melepas lobster mereka dan menunggu harga kembali normal.
Selama ini para nelayan menjual hasil panennya kepada pengumpul di pulau Balang Lompo dengan harga yang menyesuaikan dengan harga di Kota Makassar.
"Harga lobster anjlok tahun lalu Rp650 ribu, sekarang Rp350 ribu. Banyak nelayan yang memilih tidak menjual karena rugi," kata Nasir, Minggu (26/7/2020).
Ia menuturkan, hasil panen lobster dari para nelayan kini mencapai ribuan kilogram dari seluruh kerambah. Karena tak menghasilkan, sebagian nelayan menjadi pemancing ikan untuk tetap mendapatkan uang.
Kadis Perikanan Pangkep, Andi Faridah yang dimintai tanggapan terkait kondisi ini tak menjawab saat dihubungi via WhatsApp.
(luq)
tulis komentar anda