Angka Stunting di Surabaya Turun Menjadi 600 Anak pada 2023, Wali Kota: Akhir Tahun Target 150
Senin, 26 Juni 2023 - 21:46 WIB
JAKARTA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berhasil menurunkan angka stunting di angka 600 anak saat ini. Hingga akhir tahun, Pemkot menargetkan angka stunting turun menjadi 150 anak.
Walikota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, pihaknya bisa menekan angka stunting, pertama-tama karena kekuatan masyarakat. Menurut Eri, masyarakat di wilayahnya bersedia merubah mindsetnya yaitu melihat masalah stunting sebagai tanggung jawab bersama.
"Ini adalah kekuatan, bukan karena wali kotanya, tapi warga yang betul-betul bisa merubah mindset bahwa cinta kota ini adalah kewajiban semua umat manusia yang ada di Kota Surabaya. Alhamduliahn hari ini sudah turun menjadi 600. Target kita zero stunting," kata Eri dalam dialog Forum FMB9, Senin, (26/6/23).
Lanjut Eri, untuk memerangi stunting Pemkot mengalokasikan anggaran sangat besar. Pihaknya menggunakan 50,3 persen anggaran pendapatan dan belanja daerah ( APBD ) untuk mengatasi masalah stunting.
"APBD Kota Surabaya itu 50,3 persen kita gunakan untuk anak, yang di dalamnya untuk stunting. Jadi kalau anggaran kita sebesar Rp10 triliun, maka hampir Rp5 triliun digunakan untuk anak," tukas Eri dalam dialog yang digelar dalam untuk memperingati Hari Keluarga Nasional ke-30.
Di wilayah Kota Surabaya, Eri menambahkan, pihaknya juga memiliki program orang tua asuh. Program ini merupakan bentuk dukungan masyarakat terhadap program-program pemerintah melalui pemberian donasi.
Adapun donasi yang diberikan mencakup pemenuhan kebutuhan makan dan minum para anak-anak stunting. Bahkan, Eri menceritakan, ada orang tua yang ingin menanggung anak-anak stunting di satu kecamatan.
Eri mengakui keterbukaan pemerintah kepada masyarakat terhadap program-program yang ada menjadi kunci keberhasilan sebuah program atau diterapkan.
"Kedekatan-kedekatan kekeluargaan itulah yang bisa merubah Surabaya angka stuntingnya bisa turun drastis sampai sekarang ini," imbuh Eri dalam diskusi bertema "Langkah Penting Turunkan Stunting".
Walikota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, pihaknya bisa menekan angka stunting, pertama-tama karena kekuatan masyarakat. Menurut Eri, masyarakat di wilayahnya bersedia merubah mindsetnya yaitu melihat masalah stunting sebagai tanggung jawab bersama.
"Ini adalah kekuatan, bukan karena wali kotanya, tapi warga yang betul-betul bisa merubah mindset bahwa cinta kota ini adalah kewajiban semua umat manusia yang ada di Kota Surabaya. Alhamduliahn hari ini sudah turun menjadi 600. Target kita zero stunting," kata Eri dalam dialog Forum FMB9, Senin, (26/6/23).
Lanjut Eri, untuk memerangi stunting Pemkot mengalokasikan anggaran sangat besar. Pihaknya menggunakan 50,3 persen anggaran pendapatan dan belanja daerah ( APBD ) untuk mengatasi masalah stunting.
"APBD Kota Surabaya itu 50,3 persen kita gunakan untuk anak, yang di dalamnya untuk stunting. Jadi kalau anggaran kita sebesar Rp10 triliun, maka hampir Rp5 triliun digunakan untuk anak," tukas Eri dalam dialog yang digelar dalam untuk memperingati Hari Keluarga Nasional ke-30.
Di wilayah Kota Surabaya, Eri menambahkan, pihaknya juga memiliki program orang tua asuh. Program ini merupakan bentuk dukungan masyarakat terhadap program-program pemerintah melalui pemberian donasi.
Adapun donasi yang diberikan mencakup pemenuhan kebutuhan makan dan minum para anak-anak stunting. Bahkan, Eri menceritakan, ada orang tua yang ingin menanggung anak-anak stunting di satu kecamatan.
Eri mengakui keterbukaan pemerintah kepada masyarakat terhadap program-program yang ada menjadi kunci keberhasilan sebuah program atau diterapkan.
"Kedekatan-kedekatan kekeluargaan itulah yang bisa merubah Surabaya angka stuntingnya bisa turun drastis sampai sekarang ini," imbuh Eri dalam diskusi bertema "Langkah Penting Turunkan Stunting".
tulis komentar anda