Kisah Dusun Sodom Gomorah di Banjarnegara, Dilaknat karena Penduduknya Senang Maksiat
Minggu, 25 Juni 2023 - 10:01 WIB
Warga Dusun Legetang dulunya adalah para petani sukses dan makmur secara ekonomi. Sehingga warga disana tidak kekurangan secara ekonomi karena panen yang melimpah. Bahkan jika di daerah lain gagal panen namun tidak demikiannya di Dusun Legetang karena panen melimpah dengan kualitas yang baik dibanding daerah lain.
Namun hal tersebut tidak menjadikan warganya bersyukur atas nikmat Allah. Sehingga banyak warga yang tenggelam dalam berbagai kemaksiatan. Berdasarkan cerita setiap malam warga dusun tersebut mengadakan tarian erotis yang dibawakan para penari perempuan sehingga berujung kepada perzinaan.
Sehingga pada suatu malam turun hujan yang lebat dan masyarakat Legetang sedang tenggelam dalam kemaksiatan. Namun saat tengah malam hujan reda lalu tiba-tiba terdengar suara seperti suara benda yang teramat berat berjatuhan.
Pagi harinya masyarakat di sekitar dukuh atau Dusun Legetang yang penasaran dengan suara yang amat keras itu menyaksikan bahwa Gunung Pengamun-amun sudah terbelah dan belahannya itu menimbun Dusun Legetang.
Dusun Legetang yang tadinya berupa lembah itu bukan hanya rata dengan tanah, tetapi menjadi sebuah gundukan tanah baru menyerupai bukit. Seluruh penduduknya tewas. Gegerlah kawasan Dieng.
Seandainya Gunung Pengamun-amun sekadar longsor, maka longsoran itu hanya akan menimpa di bawahnya. Akan tetapi kejadian ini bukan longsornya gunung. Antara Dukuh Legetang dan Gunung Pengamun-amun terdapat sungai dan jurang, yang sampai sekarang masih ada. Jadi potongan gunung itu terangkat dan melewati sungai maupun jurang lalu jatuh menimpa Dukuh
Namun hal tersebut tidak menjadikan warganya bersyukur atas nikmat Allah. Sehingga banyak warga yang tenggelam dalam berbagai kemaksiatan. Berdasarkan cerita setiap malam warga dusun tersebut mengadakan tarian erotis yang dibawakan para penari perempuan sehingga berujung kepada perzinaan.
Sehingga pada suatu malam turun hujan yang lebat dan masyarakat Legetang sedang tenggelam dalam kemaksiatan. Namun saat tengah malam hujan reda lalu tiba-tiba terdengar suara seperti suara benda yang teramat berat berjatuhan.
Pagi harinya masyarakat di sekitar dukuh atau Dusun Legetang yang penasaran dengan suara yang amat keras itu menyaksikan bahwa Gunung Pengamun-amun sudah terbelah dan belahannya itu menimbun Dusun Legetang.
Dusun Legetang yang tadinya berupa lembah itu bukan hanya rata dengan tanah, tetapi menjadi sebuah gundukan tanah baru menyerupai bukit. Seluruh penduduknya tewas. Gegerlah kawasan Dieng.
Seandainya Gunung Pengamun-amun sekadar longsor, maka longsoran itu hanya akan menimpa di bawahnya. Akan tetapi kejadian ini bukan longsornya gunung. Antara Dukuh Legetang dan Gunung Pengamun-amun terdapat sungai dan jurang, yang sampai sekarang masih ada. Jadi potongan gunung itu terangkat dan melewati sungai maupun jurang lalu jatuh menimpa Dukuh
(msd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda