Kisah Gelar Raja Muda Majapahit Hayam Wuruk saat Naik Tahta Gantikan Tribhuwana Tunggadewi

Sabtu, 03 Juni 2023 - 12:25 WIB
Setelah dinobatkan sebagai raja, mengambil nama Abhiseka Sri Rajasanagara. Gelar itu muncul setelah dinobatkan sebagai yuwaraja di Kahuripan, ialah Sri Rajasanagara.

Nama Abhiseka Sri Rajasanagara tetap digunakan sampai akhir hidupnya.

Nama gelar itusering dipersatukan dengan nama Garbhopatinya Dyah Hayam Wuruk. Penggabungan nama Abhiseka dengan nama Garbhopati adalah peristiwa biasa dalam masyarakat Majapahit, bahkan juga dalam masyarakat Jawa hingga zaman sekarang.

Pada Kakawin Nagarakretagama pupuh 1/4 menyatakan, dengan tegas bahwa Dyah Hayam Wuruk lahir pada Tahun Saka 1256 atau sama dengan 1334 Masehi.

Hayam Wuruk hanya mempunyai seorang saudara perempuan dikenal sebagai Bhre Pajang. Selanjutnya Bhre Pajang kawin dengan Raden Sumana, Bhatara di Paguhan yang mengambil nama Abhiseka Singawardhana.

Sebagai raja juga disebut Hyang Wekasing Suka, gelar atau nama tambahan itu dengan sendirinya tidak pernah tercantum dalam prasasti.

Hanya gelar Hyang Wekasing Suka pernah satu kali disebut pada suatu prasasti yang diperbarui oleh Sri Wikramawardhana sepeninggal Sri Rajasanagara atau Hayam Wuruk.

Dyah Hayam Wuruk telah dinobatkan sebagai Yuwaraja di Kahuripan waktu masih kanak-kanak dan diberi nama Abhiseka Sri Rajasanagara. Baru setelah mendaki usia dewasa sekitar 16-17 Hayam Wuruk resmi dinobatkan sebagai Raja Majapahit menggantikan ibunya.

Pentabalan atau pelantikan Hayam Wuruk berlangsung kira-kira pada pertengahan tahun 1351. Mengingat pada tanggal 27 April 1351 Tribhuwanatunggadewi masih memegang kekuasaan tertinggi sebagai raja Majapahit seperti dinyatakan pada prasasti Singasari.

Tribhuwana Tunggadewi masih tetap menjadi penasihat utamanya ketika Hayam Wuruk memegang pimpinan pemerintahan.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More