Siswa di Mojokerto Berburu Wifi Gratis untuk Belajar Daring
Kamis, 23 Juli 2020 - 17:43 WIB
"Mereka wajib memakai masker. Untuk tempat cuci tangan kami juga sediakan di kantor balai desa. Jangan sampai niat baik mereka untuk belajar, justru akan menjadi tempat penularan virus karena tidak mematuhi protol kesehatan," jelas dia.
Sementara itu, seorang siswi Nabila Nur Aini mengaku dirinya terbantu dengan adanya fasilitas wifi gratis yang diberikan Pemerintah Desa Sidoharjo ini. Sebab, sejak beberapa bulan ini proses pembelajaran dilakukan secara daring, akibat pandemi COVID-19 yang juga terjadi di Mojokerto.
"Sangat terbantu dan hemat juga. Awalnya saya belajar di rumah menggunakan paket data. Tapi, karena di balai desa tersedia wifi gratis, saya akhirnya memutuskan untuk belajar di sini," kata Nabila.
Kendati demikian, Nabila mengaku jika sistem pembelajaran daring agak menyulitkan bagi dirinya. Ia mengaku sering menemukan kesulitan dalam menjawab tugas-tugas yang diberikan oleh para dewan guru. Karena, saat belajar para siswa tanpa didampingi seorang pendamping atau guru.
"Biasanya kalau tidak tahu bisa langsung bertanya ke wali kelas melalui telepon, kadang juga bertanya kepada temannya melalui grup WhatsApp," kata Nabila.
Dia mengaku sebenarnya sangat rindu dengan guru dan sekolah. Dia berharap wabah pandemi COVID-19 ini segera berakhir. Sehingga, dia bisa bersekolah seperti sedia kala, sebelum pandemi COVID-19 melanda.
Sementara itu, seorang siswi Nabila Nur Aini mengaku dirinya terbantu dengan adanya fasilitas wifi gratis yang diberikan Pemerintah Desa Sidoharjo ini. Sebab, sejak beberapa bulan ini proses pembelajaran dilakukan secara daring, akibat pandemi COVID-19 yang juga terjadi di Mojokerto.
"Sangat terbantu dan hemat juga. Awalnya saya belajar di rumah menggunakan paket data. Tapi, karena di balai desa tersedia wifi gratis, saya akhirnya memutuskan untuk belajar di sini," kata Nabila.
Kendati demikian, Nabila mengaku jika sistem pembelajaran daring agak menyulitkan bagi dirinya. Ia mengaku sering menemukan kesulitan dalam menjawab tugas-tugas yang diberikan oleh para dewan guru. Karena, saat belajar para siswa tanpa didampingi seorang pendamping atau guru.
"Biasanya kalau tidak tahu bisa langsung bertanya ke wali kelas melalui telepon, kadang juga bertanya kepada temannya melalui grup WhatsApp," kata Nabila.
Dia mengaku sebenarnya sangat rindu dengan guru dan sekolah. Dia berharap wabah pandemi COVID-19 ini segera berakhir. Sehingga, dia bisa bersekolah seperti sedia kala, sebelum pandemi COVID-19 melanda.
(nth)
Lihat Juga :
tulis komentar anda