Jatim Dilanda Bediding, Begini Penjelasan BMKG
Jum'at, 19 Mei 2023 - 19:19 WIB
SIDOARJO - Suhu dingin atau lebih dikenal dengan bediding oleh masyarakat Jawa, mulai dirasakan warga di sejumlah wilayah di Jatim, dalam beberapa hari terakhir. Suhu dingin tersebut, dirasakan warga pada malam hari hingga dini hari.
Prakirawan Stasiun Meteorologi BMKG Juanda, Made Kembar mengatakan suhu dingin atau bediding yang terjadi sejak beberapa hari terakhir, dipicu oleh adanya angin muson timur yang membawa masa udara lebih kering.
"Angin muson timur yang membawa masa udara lebih kering ini, menyebabkan langit cerah tanpa awan atau sedikit awan, sehingga radiasi matahari yang diterima bumi lebih besar dan suhu meningkat drastis di siang hari," ujar Made.
Dia menjelaskan, karena langit yang kondisinya cerah tersebut, menyebabkan pelepasan radiasi panas bumi lebih cepat, sehingga membuat kondisi malam hingga pagi hari terasa lebih dingin.
"Suhu dingin ini juga dirasakan di wilayah perkotaan seperti Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, hingga Kabupaten Gresik, yang biasanya suhu udaranya panas. Tercatat di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, suhu terendahnya mencapai 20 derajat selsius," ungkap Made.
Di wilayah dataran tinggi seperti di Gunung Bromo, menurut Made suhu udaranya akan semakin rendah di malam hari hingga pagi hari. Diperkirakan suhu udara di dataran tinggi tersebut, bisa mencapai minus satu derajat selsius hingga bisa memicu embun beku.
Menyikapi kondisi tersebut, Made mengimbau masyarakat untuk lebih menjaga kondisi kesehatan tubuhnya, karena perubahan suhu udara terjadi sangat drastis. Di mana pada siang hari suhu udara terasa lebih panas, dan pada malam hingga pagi hari akan sangat dingin.
Prakirawan Stasiun Meteorologi BMKG Juanda, Made Kembar mengatakan suhu dingin atau bediding yang terjadi sejak beberapa hari terakhir, dipicu oleh adanya angin muson timur yang membawa masa udara lebih kering.
"Angin muson timur yang membawa masa udara lebih kering ini, menyebabkan langit cerah tanpa awan atau sedikit awan, sehingga radiasi matahari yang diterima bumi lebih besar dan suhu meningkat drastis di siang hari," ujar Made.
Dia menjelaskan, karena langit yang kondisinya cerah tersebut, menyebabkan pelepasan radiasi panas bumi lebih cepat, sehingga membuat kondisi malam hingga pagi hari terasa lebih dingin.
"Suhu dingin ini juga dirasakan di wilayah perkotaan seperti Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, hingga Kabupaten Gresik, yang biasanya suhu udaranya panas. Tercatat di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, suhu terendahnya mencapai 20 derajat selsius," ungkap Made.
Di wilayah dataran tinggi seperti di Gunung Bromo, menurut Made suhu udaranya akan semakin rendah di malam hari hingga pagi hari. Diperkirakan suhu udara di dataran tinggi tersebut, bisa mencapai minus satu derajat selsius hingga bisa memicu embun beku.
Menyikapi kondisi tersebut, Made mengimbau masyarakat untuk lebih menjaga kondisi kesehatan tubuhnya, karena perubahan suhu udara terjadi sangat drastis. Di mana pada siang hari suhu udara terasa lebih panas, dan pada malam hingga pagi hari akan sangat dingin.
(eyt)
tulis komentar anda