Didemo Penuh Emosi, Bupati Serang Malah Hadapi Santai di Pendopo
Selasa, 21 Juli 2020 - 20:28 WIB
SERANG - Tiga orang demonstran yang mengatasnamakan Fraksi Ciujung secara mendadak menggelar aksi di depan Pendopo Bupati Serang, Senin (20/7/2020). Selain tanpa izin, kehadiran mereka membuat ricuh sekitar pendopo karena saat bersamaan ada kunjungan kerja dari Komisi II DPR RI.
Sikap pendemo dengan teriakan-teriakan penuh emosional, ternyata ditanggapi santai Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah. Usai wawancara dengan wartawan perihal kunjungan DPR, Tatu malah mengajak para demonstrans untuk diskusi di dalam Pendopo.
“Sini masuk aja mas ke Pendopo, jangan di situ nanti mengahalangi jalan yang mau lewat,” ajak Tatu kepada pendemo. Permintaan Tatu tersebut sempat ditolak demonstran. Apalagi beberapa petugas keamanan tersulut emosi dan hendak mengusir mereka.
“Udah biarin, ajak masuk ada ke Pendopo. Kita diskusikan di dalam,” ujar Tatu. Permintaan tersebut akhirnya disetujui para demonstran. Mereka pun berdiskusi langsung dengan pimpinan tertinggi di Kabupaten Serang tersebut.
“Sebetulnya, jika ada persoalan apapun tinggal duduk bersama di sini (pendopo) dan mencari solusi bersama,” ujar Tatu saat menerima ketiga pendemo di dalam Pendopo Bupati.
Menurutnya, persoalan kali Ciujung merupakan kewenangan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Banten, dan Pemkab Serang. “Kami sudah melakukan upaya yang sudah menjadi kewenangan kami. Bahkan ada perusahaan yang kami bawa ke meja hijau karena persoalan tersebut (pencemaran lingkungan). Bahkan sejumlah perusahaan sudah kena sanksi,” tegas Tatu.
Persoalan Sungai Ciujung sendiri sudah berlangsung lama, sebelum Kabupaten Serang dipimpin Ratu Tatu. Persoalan yang paling krusial adalah, adanya sedimentasi atau pendangkalan di hilir Sungai Ciujung. Saat kemarau, aliran Ciujung tidak mengalir dengan normal.
Tatu meminta, seluruh kalangan bergerak untuk mencari solusi bersama guna menyelesaikan persoalan sungai Ciujung dengan melibatkan akademisi, perusahaan, masyarakat, dan pemerintah. “Kami selalu meminta masukan dari perguruan tinggi juga untuk mengawal program yang kami jalankan agar terlaksana dengan baik,” tegas Tatu.
Pihaknya juga menerima masukan Fraksi Ciujung untuk membentuk Satgas Sungai Ciujung sebagai salah satu solusi persoalan tersebut. “Kami juga sangat terbuka dan solusi tersebut. Kami lakukan di Tanara yang sudah dibuatkan Surat Keputusan (SK) Ciujung Institut dengan melibatkan masyarakat. Intinya Kami sangat terbuka,” tegasnya.
Ia juga berharap, masyarakat selalu terlibat dalam setiap program yang dijalankan oleh Pemkab Serang melalui tahapan yang disediakan. Ia pun meminta para demonstran untuk melakukan aksi dengan sopan dan damai. “Jika tidak duduk bersama, maka tidak akan ada solusi. Jika saling emosi, bukan solusi yang didapatkan,” ungkap Tatu.
Sementara itu, salah satu demonstran, Ridho Rifaldi meminta Pemkab Serang membentuk Satgas Sungai Ciujung agar masalah yang terjadi tuntas terselesaikan. “Kami minta agar dbuatkan satgas untuk menanggulangi Sungai Ciujung,” kata Ridho.(*)
Sikap pendemo dengan teriakan-teriakan penuh emosional, ternyata ditanggapi santai Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah. Usai wawancara dengan wartawan perihal kunjungan DPR, Tatu malah mengajak para demonstrans untuk diskusi di dalam Pendopo.
“Sini masuk aja mas ke Pendopo, jangan di situ nanti mengahalangi jalan yang mau lewat,” ajak Tatu kepada pendemo. Permintaan Tatu tersebut sempat ditolak demonstran. Apalagi beberapa petugas keamanan tersulut emosi dan hendak mengusir mereka.
“Udah biarin, ajak masuk ada ke Pendopo. Kita diskusikan di dalam,” ujar Tatu. Permintaan tersebut akhirnya disetujui para demonstran. Mereka pun berdiskusi langsung dengan pimpinan tertinggi di Kabupaten Serang tersebut.
“Sebetulnya, jika ada persoalan apapun tinggal duduk bersama di sini (pendopo) dan mencari solusi bersama,” ujar Tatu saat menerima ketiga pendemo di dalam Pendopo Bupati.
Menurutnya, persoalan kali Ciujung merupakan kewenangan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Banten, dan Pemkab Serang. “Kami sudah melakukan upaya yang sudah menjadi kewenangan kami. Bahkan ada perusahaan yang kami bawa ke meja hijau karena persoalan tersebut (pencemaran lingkungan). Bahkan sejumlah perusahaan sudah kena sanksi,” tegas Tatu.
Persoalan Sungai Ciujung sendiri sudah berlangsung lama, sebelum Kabupaten Serang dipimpin Ratu Tatu. Persoalan yang paling krusial adalah, adanya sedimentasi atau pendangkalan di hilir Sungai Ciujung. Saat kemarau, aliran Ciujung tidak mengalir dengan normal.
Tatu meminta, seluruh kalangan bergerak untuk mencari solusi bersama guna menyelesaikan persoalan sungai Ciujung dengan melibatkan akademisi, perusahaan, masyarakat, dan pemerintah. “Kami selalu meminta masukan dari perguruan tinggi juga untuk mengawal program yang kami jalankan agar terlaksana dengan baik,” tegas Tatu.
Pihaknya juga menerima masukan Fraksi Ciujung untuk membentuk Satgas Sungai Ciujung sebagai salah satu solusi persoalan tersebut. “Kami juga sangat terbuka dan solusi tersebut. Kami lakukan di Tanara yang sudah dibuatkan Surat Keputusan (SK) Ciujung Institut dengan melibatkan masyarakat. Intinya Kami sangat terbuka,” tegasnya.
Ia juga berharap, masyarakat selalu terlibat dalam setiap program yang dijalankan oleh Pemkab Serang melalui tahapan yang disediakan. Ia pun meminta para demonstran untuk melakukan aksi dengan sopan dan damai. “Jika tidak duduk bersama, maka tidak akan ada solusi. Jika saling emosi, bukan solusi yang didapatkan,” ungkap Tatu.
Sementara itu, salah satu demonstran, Ridho Rifaldi meminta Pemkab Serang membentuk Satgas Sungai Ciujung agar masalah yang terjadi tuntas terselesaikan. “Kami minta agar dbuatkan satgas untuk menanggulangi Sungai Ciujung,” kata Ridho.(*)
(alf)
tulis komentar anda