Babinsa Kreatif, Sulap Limbah Kayu Jadi Karya Bermutu
Minggu, 19 Juli 2020 - 20:24 WIB
MOJOKERTO - Tak selamanya, limbah menjadi momok bagi manusia. Di tangan kreatif Jouns Yusuf Effendi, limbah kayu mampu disulap menjadi produk bermutu.
Tentara aktif yang bertugas di Koramil 0815/08 Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto ini, mampu membuat limbah kayu menjadi handycraft bernilai rupiah. Tak hanya itu, bermodalkan kreatifitasnya itu, pria kelahiran Mojokerto 1982 ini juga mampu memberdayakan masyarakat di sekitarnya.
Rumah Yusuf di Desa Temuireng, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, pagi tadi tampak ramai. Sejumlah pemuda desa nampak dengan serius memperhatikan Jouns yang tengah mengolah limbah kayu. Jari jemarinya terlihat begitu terampil menjalankan gergaji mesin mini, memotong limbah kayu. (Baca juga: Wisata Sejarah Peninggalan Majapahit Segera Dibuka untuk Umum )
Sementara, di dalam garasi rumah ukuran 3 x 5 meter, belasan wanita paruh baya tetangga Yusuf, terlihat duduk dengan rapi. Jemari keriput mereka, terlihat begitu terampil merakit potongan-potongan kayu berukuran mini menjadi sebuah vas bunga bernilai rupiah tinggi.
"Ini ibu-ibu tetangga sekitar sini yang merakit vas. Jadi setelah dipotong-potong, dihaluskan baru dirakit. Kalau untuk pemuda-pemudanya khusus belajar membuat lukisan bakar. Ada sekitar 19 orang yang membantu saya di sini," kata Yusuf saat ditemui di kediamannya, Minggu (19/7/2020). (Baca juga: Babinsa Koramil 02/TP Kawal Penyaluran Dana BLT untuk Warga Karo )
Ada berbagai produk yang diproduksi di "Rumah Kayu" Yusuf ini. Diantaranya soufenir pernikahan, gantungan kunci, vas bunga, bahkan papan nama atau nomor rumah hingga mebeler. Semuanya terbuat berbahan limbah kayu bekas. Diantaranya kayu jati belinda, mahoni, pinus serta kayu jabon. Limbah kayu itu dibelinya dari pabrik-pabrik di sekitar Kecamatan Dawarblandong.
"Cara produksinya berbeda-beda. Kalau untuk lukisan kayu bakar ini, caranya setelah dipotong, kayu tersebut diampelas sampai rata, baru dilukis. Bisa disketsa dulu, bisa langsung dilukis dengan melihat contoh. Setelah itu dibakar menggunakan solder dan dilakukan finishing dengan disemprot cairan khusus," kata dia.
Ada dua jenis lukisan bakar buatan Yusuf dan anak buahnya ini. Yakni, pembakaran menggunakan solder dan laser. Penggunaan alat yang berbeda, kata Yusuf, menghasilkan kualitas yang berbeda pula.
Menurut dia, kualitas pembakaran menggunakan solder akan memberikan hasil lebih natural ketimbang memakai laser. Hanya saja waktu yang diperlukan cukup lama.
Tentara aktif yang bertugas di Koramil 0815/08 Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto ini, mampu membuat limbah kayu menjadi handycraft bernilai rupiah. Tak hanya itu, bermodalkan kreatifitasnya itu, pria kelahiran Mojokerto 1982 ini juga mampu memberdayakan masyarakat di sekitarnya.
Rumah Yusuf di Desa Temuireng, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, pagi tadi tampak ramai. Sejumlah pemuda desa nampak dengan serius memperhatikan Jouns yang tengah mengolah limbah kayu. Jari jemarinya terlihat begitu terampil menjalankan gergaji mesin mini, memotong limbah kayu. (Baca juga: Wisata Sejarah Peninggalan Majapahit Segera Dibuka untuk Umum )
Sementara, di dalam garasi rumah ukuran 3 x 5 meter, belasan wanita paruh baya tetangga Yusuf, terlihat duduk dengan rapi. Jemari keriput mereka, terlihat begitu terampil merakit potongan-potongan kayu berukuran mini menjadi sebuah vas bunga bernilai rupiah tinggi.
"Ini ibu-ibu tetangga sekitar sini yang merakit vas. Jadi setelah dipotong-potong, dihaluskan baru dirakit. Kalau untuk pemuda-pemudanya khusus belajar membuat lukisan bakar. Ada sekitar 19 orang yang membantu saya di sini," kata Yusuf saat ditemui di kediamannya, Minggu (19/7/2020). (Baca juga: Babinsa Koramil 02/TP Kawal Penyaluran Dana BLT untuk Warga Karo )
Ada berbagai produk yang diproduksi di "Rumah Kayu" Yusuf ini. Diantaranya soufenir pernikahan, gantungan kunci, vas bunga, bahkan papan nama atau nomor rumah hingga mebeler. Semuanya terbuat berbahan limbah kayu bekas. Diantaranya kayu jati belinda, mahoni, pinus serta kayu jabon. Limbah kayu itu dibelinya dari pabrik-pabrik di sekitar Kecamatan Dawarblandong.
"Cara produksinya berbeda-beda. Kalau untuk lukisan kayu bakar ini, caranya setelah dipotong, kayu tersebut diampelas sampai rata, baru dilukis. Bisa disketsa dulu, bisa langsung dilukis dengan melihat contoh. Setelah itu dibakar menggunakan solder dan dilakukan finishing dengan disemprot cairan khusus," kata dia.
Ada dua jenis lukisan bakar buatan Yusuf dan anak buahnya ini. Yakni, pembakaran menggunakan solder dan laser. Penggunaan alat yang berbeda, kata Yusuf, menghasilkan kualitas yang berbeda pula.
Menurut dia, kualitas pembakaran menggunakan solder akan memberikan hasil lebih natural ketimbang memakai laser. Hanya saja waktu yang diperlukan cukup lama.
tulis komentar anda