Doktrin Muskeljudentum dan Kisah Sepak Bola Israel yang Mengejutkan Eropa
Selasa, 28 Maret 2023 - 03:02 WIB
Max Nordau berpendapat banyak orang Yahudi, yakni terutama yang menjadi korban anti semitisme mengalami penyakit Judentot atau kemurungan Yahudi. Penyakit yang timbul akibat tekanan hidup di ghetto-ghetto.
Digambarkan betapa sengsaranya hidup dalam kesuraman rumah-rumah yang tidak tembus cahaya matahari. Tungkai orang-orang Yahudi telah lunglai sekaligus lupa cara bergerak dengan riang.
“Cemas akan penganiayaan yang terus-menerus datang mendera, kelantangan suara kita pun padam menjadi bisik-bisik resah”.
Penyakit Judentot atau kemurungan Yahudi harus diberantas. Yang dibutuhkan untuk menyingkirkan itu bukan hanya melakukan penyegaran raga politik, melainkan juga penyegaran raga jasmani.
Doktrin Muskeljudentum bertujuan memulihkan kebugaran yang hilang dari badan lembek Yahudi dan mengubahnya menjadi kuat penuh semangat, gesit penuh tenaga.
Max Nordau menghimbau warga Yahudi untuk menanamkan modalnya untuk membangun gymnasium dan lapangan atletik, karena olahraga akan meluruskan jiwa dan raga.
Himbauan itu ditangkap para pemimpin komunitas-komunitas Yahudi di Eropa Tengah. Walhasil, dari 52 medali Olimpiade yang direbut Austria (1896-1936) 18 di antaranya dimenangkan atlet Yahudi.
Pencapaian prestasi tidak hanya pada cabang pertandingan perorangan, yakni terutama anggar dan renang, orang-orang Yahudi atau Israel juga maju pesat dalam sepak bola.
Selama kurun waktu 1910-an dan 1920-an, kesebelasan Hungaria banyak berisi atlet-atlet Yahudi. “Untuk rentang waktu yang singkat, sukses Yahudi di bidang olahraga menyamai prestasi-prestasi intelektual mereka”.
Lihat Juga: Polemik Pembangunan Beach Club Raffi Ahmad di Gunungkidul, Sri Sultan HB X Angkat Bicara
Digambarkan betapa sengsaranya hidup dalam kesuraman rumah-rumah yang tidak tembus cahaya matahari. Tungkai orang-orang Yahudi telah lunglai sekaligus lupa cara bergerak dengan riang.
“Cemas akan penganiayaan yang terus-menerus datang mendera, kelantangan suara kita pun padam menjadi bisik-bisik resah”.
Penyakit Judentot atau kemurungan Yahudi harus diberantas. Yang dibutuhkan untuk menyingkirkan itu bukan hanya melakukan penyegaran raga politik, melainkan juga penyegaran raga jasmani.
Doktrin Muskeljudentum bertujuan memulihkan kebugaran yang hilang dari badan lembek Yahudi dan mengubahnya menjadi kuat penuh semangat, gesit penuh tenaga.
Max Nordau menghimbau warga Yahudi untuk menanamkan modalnya untuk membangun gymnasium dan lapangan atletik, karena olahraga akan meluruskan jiwa dan raga.
Himbauan itu ditangkap para pemimpin komunitas-komunitas Yahudi di Eropa Tengah. Walhasil, dari 52 medali Olimpiade yang direbut Austria (1896-1936) 18 di antaranya dimenangkan atlet Yahudi.
Pencapaian prestasi tidak hanya pada cabang pertandingan perorangan, yakni terutama anggar dan renang, orang-orang Yahudi atau Israel juga maju pesat dalam sepak bola.
Selama kurun waktu 1910-an dan 1920-an, kesebelasan Hungaria banyak berisi atlet-atlet Yahudi. “Untuk rentang waktu yang singkat, sukses Yahudi di bidang olahraga menyamai prestasi-prestasi intelektual mereka”.
Lihat Juga: Polemik Pembangunan Beach Club Raffi Ahmad di Gunungkidul, Sri Sultan HB X Angkat Bicara
(don)
tulis komentar anda