Kasus Positif COVID-19 Terus Melonjak, Tiga Desa di Blitar Dilock Down
Sabtu, 18 Juli 2020 - 16:58 WIB
Menurut dia, dusun di Desa Bence dan Desa Slorok tidak bisa dilockdown karena lokasi dusun berada di jalan raya besar. "Karena yang bisa dilakukan lock down hanya di wilayah Desa Tingal, Desa Pojok dan Desa Sidodadi, "terang Anindiya Putra.
Saat berlaku lock down seluruh warga di dusun yang masing masing berjumlah 20-25 Kepala Keluarga (KK) tersebut total berada di dalam rumah. Karenannya seluruh akses jalan menuju ketiga dusun juga ditutup total serta ditempatkan relawan untuk berjaga.
Bagaimana dengan pemenuhan kebutuhan pokok warga setiap hari, yakni misalnya makan?. Menurut Anindiya Putra, selama lock down berlangsung pihak pemerintah desa/kelurahan diminta mengulurkan bantuan.
"Tekhnisnya melalui ketua RT di masing masing masing. Jadi cukup menghubungi RT via ponsel, apa yang dibutuhkan warga akan diantar dan sesuai protokol kesehatan tidak boleh berkontak erat, "pungkas Anindiya Putra.
Sementara dengan penambahan 34 pasien positif baru, jumlah kasus positif COVID-19 di Kabupaten Blitar menjadi 93 kasus. Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Blitar Krisna Yekti mengatakan, lonjakan kasus tersebut akibat masih banyak warga Kabupaten Blitar yang menyepelekan COVID-19.
Masih banyak warga yang melakukan kegiatan seperti layaknya situasi normal sebelum terjadi pandemi COVID-19. Kemana mana tidak mengenakan masker dan tidak mematuhi physical distancing.
"Masyarakat banyak yang mengabaikan. Seperti ini saja gak papa. Menyepelekan sesuatu yang tidak bisa kita lihat, "ujar Krisna Yekti menyesalkan.
Dengan adanya lonjakan 34 kasus baru tersebut, rumah sakit rujukan dan penyangga di Blitar Raya tidak mampu lagi menampung pasien COVID-19 atau overload. Sebagai langkah darurat Tim Gugus Tugas memakai tiga lokasi sebagai tempat isolasi baru pasien COVID-19.
Yakni gedung LEC (Local Education Center) milik Pemprov Jatim di wilayah Kecamatan Garum, gedung RSUD Srengat yang pembangunannya belum rampung dan puskesmas Sutojayan. Ketiga tempat isolasi baru tersebut memiliki kapasitas 60 pasien.
"Agar penyebaran kasus tidak meluas kita meminta masyarakat untuk terus mentaati protokol kesehatan, "pungkas Krisna Yekti.
Saat berlaku lock down seluruh warga di dusun yang masing masing berjumlah 20-25 Kepala Keluarga (KK) tersebut total berada di dalam rumah. Karenannya seluruh akses jalan menuju ketiga dusun juga ditutup total serta ditempatkan relawan untuk berjaga.
Bagaimana dengan pemenuhan kebutuhan pokok warga setiap hari, yakni misalnya makan?. Menurut Anindiya Putra, selama lock down berlangsung pihak pemerintah desa/kelurahan diminta mengulurkan bantuan.
"Tekhnisnya melalui ketua RT di masing masing masing. Jadi cukup menghubungi RT via ponsel, apa yang dibutuhkan warga akan diantar dan sesuai protokol kesehatan tidak boleh berkontak erat, "pungkas Anindiya Putra.
Sementara dengan penambahan 34 pasien positif baru, jumlah kasus positif COVID-19 di Kabupaten Blitar menjadi 93 kasus. Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Blitar Krisna Yekti mengatakan, lonjakan kasus tersebut akibat masih banyak warga Kabupaten Blitar yang menyepelekan COVID-19.
Masih banyak warga yang melakukan kegiatan seperti layaknya situasi normal sebelum terjadi pandemi COVID-19. Kemana mana tidak mengenakan masker dan tidak mematuhi physical distancing.
"Masyarakat banyak yang mengabaikan. Seperti ini saja gak papa. Menyepelekan sesuatu yang tidak bisa kita lihat, "ujar Krisna Yekti menyesalkan.
Dengan adanya lonjakan 34 kasus baru tersebut, rumah sakit rujukan dan penyangga di Blitar Raya tidak mampu lagi menampung pasien COVID-19 atau overload. Sebagai langkah darurat Tim Gugus Tugas memakai tiga lokasi sebagai tempat isolasi baru pasien COVID-19.
Yakni gedung LEC (Local Education Center) milik Pemprov Jatim di wilayah Kecamatan Garum, gedung RSUD Srengat yang pembangunannya belum rampung dan puskesmas Sutojayan. Ketiga tempat isolasi baru tersebut memiliki kapasitas 60 pasien.
"Agar penyebaran kasus tidak meluas kita meminta masyarakat untuk terus mentaati protokol kesehatan, "pungkas Krisna Yekti.
Lihat Juga :
tulis komentar anda