Kasus Positif COVID-19 Terus Melonjak, Tiga Desa di Blitar Dilock Down
loading...

Tampak lock down yang diberlakukan di wilayah Kecamatan Garum Kabupaten Blitar seiring terus melonjaknya kasus positif Covid-19 di Kabupaten Blitar. Foto/ist
A
A
A
BLITAR - Tiga dusun di tiga Desa wilayah Kecamatan Garum Kabupaten Blitar dilock down sementara menyusul adanya 34 kasus positif baru COVID-19.
Tiga dusun di tiga Desa wilayah Kecamatan Garum Kabupaten Blitar di lock down sementara menyusul adanya 34 kasus positif baru COVID-19. Dari tambahan 34 kasus baru pada Jumat (17/7/2020), enam di antaranya merupakan warga Kecamatan Garum.
"Iya tiga dusun di tiga Desa kita berlakukan lock down, "ujar Camat Garum Anindiya Putra kepada Sindonews.com Sabtu (18/7/2020). Enam pasien positif baru COVID-19 tersebut berada di Desa Tingal, Desa Bence dan Desa Slorok.
(Baca juga: Positif COVID-19 Blitar Melonjak Jadi 93 Pasien, RS Overload )
Empat pasien diantaranya merupakan satu keluarga yang memiliki riwayat pernah berkontak erat dengan pasien klaster Sulawesi. "Informasinya menjemput kerabat yang datang dari Sulawesi," kata Anindiya Putra.
Sementara dua pasien positif baru lain, masing masing memiliki riwayat berbeda. Satu orang merupakan pasien dokter PN warga Wlingi yang pada 10 Juli lalu meninggal dunia di RS Malang sebagai pasien positif COVID-19.
Saat berobat ke klinik kesehatan almarhum dokter PN dan berkontak erat, yang bersangkutan diduga tertular. "Sedangkan satu pasien lainnya memiliki riwayat melakukan perjalanan dari Pasuruan," tambah Anindiya Putra.
(Baca juga: Putus Mata Rantai, 598.065 Warga Jatim Jalani Rapid Test COVID-19 )
Selain enam kasus positif baru, sebelumnya di wilayah Kecamatan Garum terdapat dua kasus positif COVID-19, yakni di Desa Pojok dan Desa Sidodadi. Adapun Kebijakan lock down di lingkungan dusun yang dimulai Jumat (17/7) sampai 14 hari ke depan, kata Anindiya berlangsung di Desa Tingal, Desa Pojok dan Desa Sidodadi.
Menurut dia, dusun di Desa Bence dan Desa Slorok tidak bisa dilockdown karena lokasi dusun berada di jalan raya besar. "Karena yang bisa dilakukan lock down hanya di wilayah Desa Tingal, Desa Pojok dan Desa Sidodadi, "terang Anindiya Putra.
Saat berlaku lock down seluruh warga di dusun yang masing masing berjumlah 20-25 Kepala Keluarga (KK) tersebut total berada di dalam rumah. Karenannya seluruh akses jalan menuju ketiga dusun juga ditutup total serta ditempatkan relawan untuk berjaga.
Bagaimana dengan pemenuhan kebutuhan pokok warga setiap hari, yakni misalnya makan?. Menurut Anindiya Putra, selama lock down berlangsung pihak pemerintah desa/kelurahan diminta mengulurkan bantuan.
"Tekhnisnya melalui ketua RT di masing masing masing. Jadi cukup menghubungi RT via ponsel, apa yang dibutuhkan warga akan diantar dan sesuai protokol kesehatan tidak boleh berkontak erat, "pungkas Anindiya Putra.
Sementara dengan penambahan 34 pasien positif baru, jumlah kasus positif COVID-19 di Kabupaten Blitar menjadi 93 kasus. Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Blitar Krisna Yekti mengatakan, lonjakan kasus tersebut akibat masih banyak warga Kabupaten Blitar yang menyepelekan COVID-19.
Masih banyak warga yang melakukan kegiatan seperti layaknya situasi normal sebelum terjadi pandemi COVID-19. Kemana mana tidak mengenakan masker dan tidak mematuhi physical distancing.
"Masyarakat banyak yang mengabaikan. Seperti ini saja gak papa. Menyepelekan sesuatu yang tidak bisa kita lihat, "ujar Krisna Yekti menyesalkan.
Dengan adanya lonjakan 34 kasus baru tersebut, rumah sakit rujukan dan penyangga di Blitar Raya tidak mampu lagi menampung pasien COVID-19 atau overload. Sebagai langkah darurat Tim Gugus Tugas memakai tiga lokasi sebagai tempat isolasi baru pasien COVID-19.
Yakni gedung LEC (Local Education Center) milik Pemprov Jatim di wilayah Kecamatan Garum, gedung RSUD Srengat yang pembangunannya belum rampung dan puskesmas Sutojayan. Ketiga tempat isolasi baru tersebut memiliki kapasitas 60 pasien.
"Agar penyebaran kasus tidak meluas kita meminta masyarakat untuk terus mentaati protokol kesehatan, "pungkas Krisna Yekti.
Sementara terhitung hingga 17 Juli 2020, jumlah kasus positif COVID-19 di Kabupaten Blitar mencapai 93 kasus, dengan perincian 27 sembuh, 57 dirawat dan 9 meninggal dunia. Sementara jumlah Pasien dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 sebanyak 98 orang. Dengan perincian, 61 pulang, 11 dirawat dan 26 meninggal dunia.
Sedangkan jumlah Orang dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 1.054 orang. Perinciannya, sebanyak 988 orang selesai dipantau 14 hari, 30 orang dipantau, 4 dirawat dan 34 orang meninggal dunia.
Tiga dusun di tiga Desa wilayah Kecamatan Garum Kabupaten Blitar di lock down sementara menyusul adanya 34 kasus positif baru COVID-19. Dari tambahan 34 kasus baru pada Jumat (17/7/2020), enam di antaranya merupakan warga Kecamatan Garum.
"Iya tiga dusun di tiga Desa kita berlakukan lock down, "ujar Camat Garum Anindiya Putra kepada Sindonews.com Sabtu (18/7/2020). Enam pasien positif baru COVID-19 tersebut berada di Desa Tingal, Desa Bence dan Desa Slorok.
(Baca juga: Positif COVID-19 Blitar Melonjak Jadi 93 Pasien, RS Overload )
Empat pasien diantaranya merupakan satu keluarga yang memiliki riwayat pernah berkontak erat dengan pasien klaster Sulawesi. "Informasinya menjemput kerabat yang datang dari Sulawesi," kata Anindiya Putra.
Sementara dua pasien positif baru lain, masing masing memiliki riwayat berbeda. Satu orang merupakan pasien dokter PN warga Wlingi yang pada 10 Juli lalu meninggal dunia di RS Malang sebagai pasien positif COVID-19.
Saat berobat ke klinik kesehatan almarhum dokter PN dan berkontak erat, yang bersangkutan diduga tertular. "Sedangkan satu pasien lainnya memiliki riwayat melakukan perjalanan dari Pasuruan," tambah Anindiya Putra.
(Baca juga: Putus Mata Rantai, 598.065 Warga Jatim Jalani Rapid Test COVID-19 )
Selain enam kasus positif baru, sebelumnya di wilayah Kecamatan Garum terdapat dua kasus positif COVID-19, yakni di Desa Pojok dan Desa Sidodadi. Adapun Kebijakan lock down di lingkungan dusun yang dimulai Jumat (17/7) sampai 14 hari ke depan, kata Anindiya berlangsung di Desa Tingal, Desa Pojok dan Desa Sidodadi.
Menurut dia, dusun di Desa Bence dan Desa Slorok tidak bisa dilockdown karena lokasi dusun berada di jalan raya besar. "Karena yang bisa dilakukan lock down hanya di wilayah Desa Tingal, Desa Pojok dan Desa Sidodadi, "terang Anindiya Putra.
Saat berlaku lock down seluruh warga di dusun yang masing masing berjumlah 20-25 Kepala Keluarga (KK) tersebut total berada di dalam rumah. Karenannya seluruh akses jalan menuju ketiga dusun juga ditutup total serta ditempatkan relawan untuk berjaga.
Bagaimana dengan pemenuhan kebutuhan pokok warga setiap hari, yakni misalnya makan?. Menurut Anindiya Putra, selama lock down berlangsung pihak pemerintah desa/kelurahan diminta mengulurkan bantuan.
"Tekhnisnya melalui ketua RT di masing masing masing. Jadi cukup menghubungi RT via ponsel, apa yang dibutuhkan warga akan diantar dan sesuai protokol kesehatan tidak boleh berkontak erat, "pungkas Anindiya Putra.
Sementara dengan penambahan 34 pasien positif baru, jumlah kasus positif COVID-19 di Kabupaten Blitar menjadi 93 kasus. Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Blitar Krisna Yekti mengatakan, lonjakan kasus tersebut akibat masih banyak warga Kabupaten Blitar yang menyepelekan COVID-19.
Masih banyak warga yang melakukan kegiatan seperti layaknya situasi normal sebelum terjadi pandemi COVID-19. Kemana mana tidak mengenakan masker dan tidak mematuhi physical distancing.
"Masyarakat banyak yang mengabaikan. Seperti ini saja gak papa. Menyepelekan sesuatu yang tidak bisa kita lihat, "ujar Krisna Yekti menyesalkan.
Dengan adanya lonjakan 34 kasus baru tersebut, rumah sakit rujukan dan penyangga di Blitar Raya tidak mampu lagi menampung pasien COVID-19 atau overload. Sebagai langkah darurat Tim Gugus Tugas memakai tiga lokasi sebagai tempat isolasi baru pasien COVID-19.
Yakni gedung LEC (Local Education Center) milik Pemprov Jatim di wilayah Kecamatan Garum, gedung RSUD Srengat yang pembangunannya belum rampung dan puskesmas Sutojayan. Ketiga tempat isolasi baru tersebut memiliki kapasitas 60 pasien.
"Agar penyebaran kasus tidak meluas kita meminta masyarakat untuk terus mentaati protokol kesehatan, "pungkas Krisna Yekti.
Sementara terhitung hingga 17 Juli 2020, jumlah kasus positif COVID-19 di Kabupaten Blitar mencapai 93 kasus, dengan perincian 27 sembuh, 57 dirawat dan 9 meninggal dunia. Sementara jumlah Pasien dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 sebanyak 98 orang. Dengan perincian, 61 pulang, 11 dirawat dan 26 meninggal dunia.
Sedangkan jumlah Orang dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 1.054 orang. Perinciannya, sebanyak 988 orang selesai dipantau 14 hari, 30 orang dipantau, 4 dirawat dan 34 orang meninggal dunia.
(msd)