Mula Malurung, Prasasti Raja Singasari yang Tak Cantumkan Nama Ken Arok
Sabtu, 11 Februari 2023 - 05:00 WIB
Ken Arok dan Singasari
Kerajaan Singasari pecah akibat perseturuan antara Daha yang dikenal Kediri dengan Tumapel. Intrik perang saudara di internal Kerajaan Tumapel juga melanggengkan pecahnya Singasari.
Berawal dari terbunuhnya Ken Arok atau Sri Rajasa Sang Amurwabhumi pada 1227, Kerajaan Tumapel akhirnya pecah menjadi dua. Daha yang menjadi kota kedua setelah Kutaraja Ibu kota Tumapel menjadi pembelot ke Tumapel.
Dikisahkan Slamet Muljana dalam buku "Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit", saat itu Daha di bawah kekuasaan Bhatara Parameswara atau Mahisa Wonga Teleng tak mau tunduk kepada Tumapel yang dipimpin oleh Anusapati.
Bahkan saudara-saudara Mahisa Wonga Teleng atau Bhatara Parameswara juga turut membelot dan membela Mahisa Wonga Teleng. Prasasti Mula Malurung menyatakan, Guning Bhaya dan Tohjaya, kemudian berturut-turut menggantikan Mahisa Wonga Teleng.
Sepeninggal Tohjaya yang berkuasa di Kediri, kedua kerajaan ini akhirnya berhasil disatukan oleh Sri Jayawisnuwardhana Sang Mapanji Seminingrat sejak 19 September 1248. Konon, penyatuan kedua kerajaan ini dibantu oleh Mahisa Cempaka dan Ranggawuni yang dalam Pararaton ternyata sebagai Sang Pamegat di Ranu Kebayan.(Diolah dari berbagai sumber)
Lihat Juga: Kisah Raja Kertanegara Memutasi Para Pejabat Tinggi Istana Kerajaan Singasari Akibat Beda Pendapat
Kerajaan Singasari pecah akibat perseturuan antara Daha yang dikenal Kediri dengan Tumapel. Intrik perang saudara di internal Kerajaan Tumapel juga melanggengkan pecahnya Singasari.
Berawal dari terbunuhnya Ken Arok atau Sri Rajasa Sang Amurwabhumi pada 1227, Kerajaan Tumapel akhirnya pecah menjadi dua. Daha yang menjadi kota kedua setelah Kutaraja Ibu kota Tumapel menjadi pembelot ke Tumapel.
Dikisahkan Slamet Muljana dalam buku "Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit", saat itu Daha di bawah kekuasaan Bhatara Parameswara atau Mahisa Wonga Teleng tak mau tunduk kepada Tumapel yang dipimpin oleh Anusapati.
Bahkan saudara-saudara Mahisa Wonga Teleng atau Bhatara Parameswara juga turut membelot dan membela Mahisa Wonga Teleng. Prasasti Mula Malurung menyatakan, Guning Bhaya dan Tohjaya, kemudian berturut-turut menggantikan Mahisa Wonga Teleng.
Sepeninggal Tohjaya yang berkuasa di Kediri, kedua kerajaan ini akhirnya berhasil disatukan oleh Sri Jayawisnuwardhana Sang Mapanji Seminingrat sejak 19 September 1248. Konon, penyatuan kedua kerajaan ini dibantu oleh Mahisa Cempaka dan Ranggawuni yang dalam Pararaton ternyata sebagai Sang Pamegat di Ranu Kebayan.(Diolah dari berbagai sumber)
Lihat Juga: Kisah Raja Kertanegara Memutasi Para Pejabat Tinggi Istana Kerajaan Singasari Akibat Beda Pendapat
(msd)
tulis komentar anda