UMKM di Daerah Bisa Jadi Penyelamat dari Ancaman Resesi
Rabu, 25 Januari 2023 - 11:19 WIB
Kebijakan utama kelima yaitu memprioritaskan program pemberdayaan untuk peningkatan produktivitas dan percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem melalui program padat karya, dukungan pelatihan (reskilling dan upskilling), pengembangan closed loop UMKM, serta pembiayaan UMKM.
Diakui Ferry, pemerintah sangat berhati-hati terhadap risiko resesi terutama berkaitan dengan isu padat karya. “Karena itu, di tahun 2023 kita akan mengawal risiko resesi dengan mempertimbangkan berbagai program pemberdayaan yang ada di pemerintah dengan mengkoordinir sekitar 14 kementerian/lembaga untuk (antara lain) mendorong program padat karya sebagai mitigasi menghadapi risiko resesi,” jelas Ferry.
Dan kebijakan terakhir dalah, pemerintah akan menguatkan pondasi UMKM dalam ekosistem ekonomi digital.
Ferry berharap berbagai kebijakan tersebut bisa menjadi mitigasi kita untuk menjaga ketahanan ekonomi kita di tahun 2023 maupun menjaga pertumbuhan ekonomi nasional.
Selain Ferry Irawan dan Muhammadi Shiroth, diskusi tersebut juga menghadirkan pembicara M Rizal Taifikurahman, pemerhati ekonomi dari Center of Macroeconomic and Finance INDEF (Institute for Development of Economics and Finance).
Sementara itu, Direktur IPOL.ID, M Solihin mengatakan, resiliensi ekonomi dan optimisme serta kewaspadaan tersebut perlu digaungkan agar masyarakat bisa lebih paham dan mampu mengambil langkah-langkah antisipasi.
Baca: Diduga Terlibat Prostitusi Online, 3 Pria Indramayu Diringkus Polisi.
Menurutnya, penting peran pers sebagai penguat amplifier kebijakan yang akan dikeluarkan baik oleh pemerintah, lembaga dan LSM agar perekonomian Indonesia bisa bertahan, pulih dan bahkan bangkit dari situasi yang serba belum pasti ini.
Diakui Ferry, pemerintah sangat berhati-hati terhadap risiko resesi terutama berkaitan dengan isu padat karya. “Karena itu, di tahun 2023 kita akan mengawal risiko resesi dengan mempertimbangkan berbagai program pemberdayaan yang ada di pemerintah dengan mengkoordinir sekitar 14 kementerian/lembaga untuk (antara lain) mendorong program padat karya sebagai mitigasi menghadapi risiko resesi,” jelas Ferry.
Dan kebijakan terakhir dalah, pemerintah akan menguatkan pondasi UMKM dalam ekosistem ekonomi digital.
Ferry berharap berbagai kebijakan tersebut bisa menjadi mitigasi kita untuk menjaga ketahanan ekonomi kita di tahun 2023 maupun menjaga pertumbuhan ekonomi nasional.
Selain Ferry Irawan dan Muhammadi Shiroth, diskusi tersebut juga menghadirkan pembicara M Rizal Taifikurahman, pemerhati ekonomi dari Center of Macroeconomic and Finance INDEF (Institute for Development of Economics and Finance).
Sementara itu, Direktur IPOL.ID, M Solihin mengatakan, resiliensi ekonomi dan optimisme serta kewaspadaan tersebut perlu digaungkan agar masyarakat bisa lebih paham dan mampu mengambil langkah-langkah antisipasi.
Baca: Diduga Terlibat Prostitusi Online, 3 Pria Indramayu Diringkus Polisi.
Menurutnya, penting peran pers sebagai penguat amplifier kebijakan yang akan dikeluarkan baik oleh pemerintah, lembaga dan LSM agar perekonomian Indonesia bisa bertahan, pulih dan bahkan bangkit dari situasi yang serba belum pasti ini.
(nag)
tulis komentar anda