Misteri Keris Naga Runting, Pusaka Sakti Milik Prabu Siliwangi Penguasa Kerajaan Pajajaran
Senin, 23 Januari 2023 - 08:41 WIB
Atas keberhasilannya membuat keris sakti, Mpu Anjani dan Mpu Welang diberi hadiah oleh Prabu Siliwangi berupa sebidang tanah di wilayah Kerajaan Pajajaran. Tak hanya itu, Mpu Anjani juga dijadikan sebagai ahli senjata kerajaan.
Banyak orang meyakini, keris sakti Nogo Runting tersebut masih dipegang oleh Prabu Siliwangi. Masyarakat sekitar kaki Gunung Salak, juga percaya Prabu Siliwangi sesekali muncul di lingkungan sekitar petilasan dekat Gunung Salak.
Taufiq El Jaquene, dalam bukunya "Hitam Putih Kerajaan Pajajaran: dari Kejayaan hingga Keruntuhan Kerajaan Pajajaran", menyebutkan, Prabu Siliwangi bernama lengkap Prabu Dewantaprana Sri Baduga Maharaja, merupakan putra Prabu Dewa Niskala, yang lahir pada tahun 1401 Masehi di Kawali, Ciamis, Jawa Barat.
Sri Baduga Maharaja mengawali kariernya saat memerintah sebagai raja pada 1482 Masehi. Di bawah naungan Sri Baduga Maharaja inilah, Kerajaan Pajajaran mengalami puncak perkembangan yang pesat.
Pada catatan carita puisi dan Prasasti Batutulis menyatakan, Sri Baduga Maharaja dinobatkan sebanyak dua kali menjadi raja. Pertama ketika Jayadewata mendapat mandat untuk memegang Kerajaan Galuh di Kawali, Ciamis, dari sang ayah Prabu Dewa Niskala, putra Mahaprabu Niskala Wastu Kancana dari permaisuri Mayangsari, putri Prabu Bunisora dengan gelar Dewataprana.
Kedua, Sri Baduga Maharaja menerima mandat Kerajaan Sunda di Pakuan Bogor dari mertuanya bernama Prabu Susuktunggal, putra Mahaprabu Niskala Wastu Kancana dari permaisuri Ratna Sarkati putri Resi Susuk Lampung.
Dengan kejadian ini, Prabu Siliwangi menjadi satu-satunya raja yang mendapat rekomendasi dari dua kerajaan, yakni Kerajaan Sunda dan Galuh. Dalam hal ini ia dinobatkan sebagai Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata. Atas hal ini, masyarakat Sunda sudah 149 tahun, kembali mampu menyaksikan proses iring-iringan rombongan raja berpindah dari timur ke barat.
Saat memerintah inilah Sri Baduga Maharaja memiliki gelar Prabu Siliwangi. Gelar ini berasal dua kata 'silih' dan 'wewangi', silih artinya pengganti, dan wewangi artinya harum atau wangi. Sehingga nama Prabu Siliwangi bisa dimaknai dengan Pengganti Prabu Wangi.
Baca Juga
Banyak orang meyakini, keris sakti Nogo Runting tersebut masih dipegang oleh Prabu Siliwangi. Masyarakat sekitar kaki Gunung Salak, juga percaya Prabu Siliwangi sesekali muncul di lingkungan sekitar petilasan dekat Gunung Salak.
Taufiq El Jaquene, dalam bukunya "Hitam Putih Kerajaan Pajajaran: dari Kejayaan hingga Keruntuhan Kerajaan Pajajaran", menyebutkan, Prabu Siliwangi bernama lengkap Prabu Dewantaprana Sri Baduga Maharaja, merupakan putra Prabu Dewa Niskala, yang lahir pada tahun 1401 Masehi di Kawali, Ciamis, Jawa Barat.
Sri Baduga Maharaja mengawali kariernya saat memerintah sebagai raja pada 1482 Masehi. Di bawah naungan Sri Baduga Maharaja inilah, Kerajaan Pajajaran mengalami puncak perkembangan yang pesat.
Pada catatan carita puisi dan Prasasti Batutulis menyatakan, Sri Baduga Maharaja dinobatkan sebanyak dua kali menjadi raja. Pertama ketika Jayadewata mendapat mandat untuk memegang Kerajaan Galuh di Kawali, Ciamis, dari sang ayah Prabu Dewa Niskala, putra Mahaprabu Niskala Wastu Kancana dari permaisuri Mayangsari, putri Prabu Bunisora dengan gelar Dewataprana.
Kedua, Sri Baduga Maharaja menerima mandat Kerajaan Sunda di Pakuan Bogor dari mertuanya bernama Prabu Susuktunggal, putra Mahaprabu Niskala Wastu Kancana dari permaisuri Ratna Sarkati putri Resi Susuk Lampung.
Dengan kejadian ini, Prabu Siliwangi menjadi satu-satunya raja yang mendapat rekomendasi dari dua kerajaan, yakni Kerajaan Sunda dan Galuh. Dalam hal ini ia dinobatkan sebagai Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata. Atas hal ini, masyarakat Sunda sudah 149 tahun, kembali mampu menyaksikan proses iring-iringan rombongan raja berpindah dari timur ke barat.
Saat memerintah inilah Sri Baduga Maharaja memiliki gelar Prabu Siliwangi. Gelar ini berasal dua kata 'silih' dan 'wewangi', silih artinya pengganti, dan wewangi artinya harum atau wangi. Sehingga nama Prabu Siliwangi bisa dimaknai dengan Pengganti Prabu Wangi.
tulis komentar anda