Guru Berperan Penting Hadapi MEA
A
A
A
KULONPROGO - Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) memunculkan kekhawatiran para tenaga profesional terhadap kesempatan mereka berkarier di dalam negeri.
MEA sendiri memungkinkan tenaga profesional dari negara ASEAN untuk bekerja secara bebas di Indonesia. Praktisi pendidikan tinggi Suyanto mengatakan, kesiapan menghadapi MEA tidak lepas dari peran guru yang profesional. Mereka merupakan pencetak sumber daya manusia berkualitas yang kelak akan menjadi pelaku di era MEA.
Saat ini telah terjadi pergeseran paradigma pembelajaran, bahwa seorang guru bukanlah satu-satunya sumber belajar. Pembelajaran diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dan mengobservasi dari berbagai sumber. Lebih lanjut dikatakan, siswa dididik tidak hanya mampu menyelesaikan masalah tapi juga merumuskan masalah.
“Peserta didik dilatih untuk berpikir analitis bukan mekanistis untuk lebih siap,“ ungkap Suyanto pada Seminar Nasional Entrepreneurship dan Profesionalitas Guru di Era MEA di Auditorium UNY Kampus Wates, Sabtu (2/5). Entrepreneurship atau kewirausahaan, kata dia, merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Dalam entrepreneurship dibutuhkan sikap mental positif sebagai landasan smart technoprenuer. Seminar ini dibuka oleh Wakil Rektor I UNY Wardan Suyanto. Menurut dia, era keterbukaan MEA akan dirasakan sama oleh masing-masing negara ASEAN. Persiapan dalam menghadapi era keterbukaan ini menjadi suatu hal tidak bisa dielakkan lagi.
Kuntadi
MEA sendiri memungkinkan tenaga profesional dari negara ASEAN untuk bekerja secara bebas di Indonesia. Praktisi pendidikan tinggi Suyanto mengatakan, kesiapan menghadapi MEA tidak lepas dari peran guru yang profesional. Mereka merupakan pencetak sumber daya manusia berkualitas yang kelak akan menjadi pelaku di era MEA.
Saat ini telah terjadi pergeseran paradigma pembelajaran, bahwa seorang guru bukanlah satu-satunya sumber belajar. Pembelajaran diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dan mengobservasi dari berbagai sumber. Lebih lanjut dikatakan, siswa dididik tidak hanya mampu menyelesaikan masalah tapi juga merumuskan masalah.
“Peserta didik dilatih untuk berpikir analitis bukan mekanistis untuk lebih siap,“ ungkap Suyanto pada Seminar Nasional Entrepreneurship dan Profesionalitas Guru di Era MEA di Auditorium UNY Kampus Wates, Sabtu (2/5). Entrepreneurship atau kewirausahaan, kata dia, merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Dalam entrepreneurship dibutuhkan sikap mental positif sebagai landasan smart technoprenuer. Seminar ini dibuka oleh Wakil Rektor I UNY Wardan Suyanto. Menurut dia, era keterbukaan MEA akan dirasakan sama oleh masing-masing negara ASEAN. Persiapan dalam menghadapi era keterbukaan ini menjadi suatu hal tidak bisa dielakkan lagi.
Kuntadi
(bbg)