Wanita TNI Berkesempatan Jadi Danramil-Dandim
A
A
A
SURABAYA - Wanita Tentara Nasional Indonesia (TNI) berkesempatan menduduki posisi strategis. Bisa sebagai Komandan Kodim (Dandim), Komandan Koramil (Danramil) atau jabatan lain, seperti halnya di kepolisian, ada polwan yang menjabat kapolsek maupun kapolres.
Kesempatan itu bukan tanpa alasan lantaran sekarang ada perempuan yang diterima sebagai Taruni di Akademi Militer (Akmil) Magelang atau Taruni di Akademi Angkatan Laut (AAL) di Surabaya. Peluang bagi wanita TNI ini disampaikan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Eko Wiratmoko seusai menjadi inspektur upacara (Irup) apel bersama wanita TNI dalam rangka Hari Kartini, di Lapangan Kodam V/Brawijaya, kemarin.
”Belum ada wanita TNI yang menjabat Danramil dan Dandim. Ke depan akan ada seperti di kepolisian,” ujar Eko. Menurut Eko, wanita TNI bisa sejajar dengan pria yang menjabat TNI. Singkatnya, wanita bukan hanya sebagai melati bangsa, melainkan juga pagar bangsa, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Komandan TNI AU Surabaya Kolonel Pnb Mujianto yang mendampingi Pangdam menambahkan, di lingkungan TNI AU banyak posisi strategis yang sudah dijabat wanita.
”Danlanud di Menado pernah dijabat perempuan dan banyak jabatan lain,” tandas Mujianto. Sementara itu, seusai apel akbar wanita TNI digelar lomba ketangkasan, kecepatan, dan ketepatan bongkar pasang senjata. Ada pistol FN maupun senjata laras panjang jenis SS-1 (Senjata Serbu-1). Wanita TNI lintas kesatuan dan Polri ambil bagian di dalamnya. Ada dari Lantamal V, Korem 084/Baskara Jaya, Akademi Angkatan Laut, Armada RI Kawasan Timur (Armatim), Mabes TNI, KodamV/Brawijaya, Dispsial, Kobangdikal, RSAL, Pasmar-1, Puspenerbal, Wara Surabaya, Polda dan Polrestabes.
Karena tidak pernah mendapat pelatihan, apalagi memiliki senjata, personel Satpol PP cantik (Satpoltik) Pemkot Surabaya yang ikut hadir sebatas sebagai penonton. Lomba ketangkasan membongkar, memasang senjata ini menarik perhatian Pangdam V/Brawijaya Eko Wiratmoko. Terbukti, Eko yang semula duduk di kursi undangan, berdiri menghampiri arena lomba.
Dia diikuti pejabat TNI lain dalam Garnisun Tetap III/Surabaya yang juga hadir. Eko bersama prajurit lain ikut menyaksikan lomba. Lomba kecepatan dan ketepatan bongkar pasang senjata SS-1 dijuarai dari Korem 084/Baskara Jaya, Serka Yuni Catur (kodim 0832). Kecepatan Yuni bongkar pasang senjata laras panjang menarik perhatian wanita TNI lainnya. Ada peserta yang cepat membongkar, tetapi lamban dalam memasangnya karena tangannya tremor atau gemetar.
Tiap juara berhak atas uang dari Asisten Operasional (Asops) Kodam V/Brawijaya Kolonel TNI Budiman. Budiman yang juga anak Jenderal (Purn) Edi Sudrajat ini langsung mengiyakan ketika suporter juara menagih hadiah. Terpisah, Ketua Pusat Literasi dan Transformasi Jatim Wahyu Kuncoro menilai keberadaan Kowad sebagai Dandim adalah wujud reformasi yang selangkah lebih maju dalam tubuh TNI AD. Selama ini, keberadaan wanita yang menduduki komandan satuan baru ada di TNI AU, TNI AL, dan Polri.
”Jadi peluang Kowad menjabat Dandim konteksnya tidak terkait kuota 30% untuk caleg perempuan. Konteksnya karena semangat, adanya prestasi dan dedikasi serta kapasitas personil Kowad, terpenting karena adanya social skill ,” kata Wahyu yang juga staf pengajar pada FISIP Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS). Mabes TNI AD hingga Kodam di Indonesia, menurut Wahyu, harus menggerakkan pihak berwenang yang menilai loyalitas, prestasi dan kepangkatan Kowad, yang selanjutnya menempati posisi Dandim atau komandan satuan lain.
”Kalau ada wanjati di Kodam, sebaiknya segera lakukan tracking prestasi Kowad. Agar ada Kowad yang menjadi komandan satuan, seperti di matra laut dan udara serta di kepolisian” paparnya. Selama satu dekade, imbuh Wahyu, TNI melakukan pemutakhiran alutsista (alat utama sistem persenjataan). Di sisi lain, harus pula mengasah, menyiapkan SDM untuk posisi komandan satuan. Terutama Dandim.
”Tugas TNI, terutama TNI AD bukan hanya terkait operasi militer. Selain perang, mereka punya tugas terkait bencana dan menyikapi gejolak masyarakat. Menyikapi gejolak masyarakat, komandan perempuan bisa lebih pas. Sisi perempuan bisa ditonjolkan, bisa ngemong ,” pungkas Wahyu. Sementara itu, peluang Kowad menjabat Dandim direspon positif wanita TNI. Salah satunya, Kapten CAD (K) Willa Yuliastuti, Kaur Analisa dan Evaluasi Penerangan Umum, Penerangan Kodam (Pendam) Kodam V/Brawijaya.
”Semua kowad punya peluang untuk duduki jabatan strategis, seperti komandan satuan setingkat Dandim,” kata Willa. Menurut dia, antara Kowad dengan prajurit TNI pria dididik di tempat yang sama dan memiliki kemampuan sama. ”Apalagi sekarang ada Taruni yang tentunya dididik menjadi pemimpin. Saya, kami Wan TNI mendukung adanya Kowad sebagai Dandim,” tandasnya.
Di sisi lain, untuk TNI AL sudah ada Kowal yang menduduki jabatan strategis dan baru saja purnatugas per awal April kemarin. Dia Laksamana Pertama TNI dr Sulantari, mantan kepala RSAL Dr Ramelan. Bahkan, Sulantari sempat mendapat baret dan brever Marinir. Dia satu-satunya Kowal yang mendapatkannya.
Soeprayitno
Kesempatan itu bukan tanpa alasan lantaran sekarang ada perempuan yang diterima sebagai Taruni di Akademi Militer (Akmil) Magelang atau Taruni di Akademi Angkatan Laut (AAL) di Surabaya. Peluang bagi wanita TNI ini disampaikan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Eko Wiratmoko seusai menjadi inspektur upacara (Irup) apel bersama wanita TNI dalam rangka Hari Kartini, di Lapangan Kodam V/Brawijaya, kemarin.
”Belum ada wanita TNI yang menjabat Danramil dan Dandim. Ke depan akan ada seperti di kepolisian,” ujar Eko. Menurut Eko, wanita TNI bisa sejajar dengan pria yang menjabat TNI. Singkatnya, wanita bukan hanya sebagai melati bangsa, melainkan juga pagar bangsa, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Komandan TNI AU Surabaya Kolonel Pnb Mujianto yang mendampingi Pangdam menambahkan, di lingkungan TNI AU banyak posisi strategis yang sudah dijabat wanita.
”Danlanud di Menado pernah dijabat perempuan dan banyak jabatan lain,” tandas Mujianto. Sementara itu, seusai apel akbar wanita TNI digelar lomba ketangkasan, kecepatan, dan ketepatan bongkar pasang senjata. Ada pistol FN maupun senjata laras panjang jenis SS-1 (Senjata Serbu-1). Wanita TNI lintas kesatuan dan Polri ambil bagian di dalamnya. Ada dari Lantamal V, Korem 084/Baskara Jaya, Akademi Angkatan Laut, Armada RI Kawasan Timur (Armatim), Mabes TNI, KodamV/Brawijaya, Dispsial, Kobangdikal, RSAL, Pasmar-1, Puspenerbal, Wara Surabaya, Polda dan Polrestabes.
Karena tidak pernah mendapat pelatihan, apalagi memiliki senjata, personel Satpol PP cantik (Satpoltik) Pemkot Surabaya yang ikut hadir sebatas sebagai penonton. Lomba ketangkasan membongkar, memasang senjata ini menarik perhatian Pangdam V/Brawijaya Eko Wiratmoko. Terbukti, Eko yang semula duduk di kursi undangan, berdiri menghampiri arena lomba.
Dia diikuti pejabat TNI lain dalam Garnisun Tetap III/Surabaya yang juga hadir. Eko bersama prajurit lain ikut menyaksikan lomba. Lomba kecepatan dan ketepatan bongkar pasang senjata SS-1 dijuarai dari Korem 084/Baskara Jaya, Serka Yuni Catur (kodim 0832). Kecepatan Yuni bongkar pasang senjata laras panjang menarik perhatian wanita TNI lainnya. Ada peserta yang cepat membongkar, tetapi lamban dalam memasangnya karena tangannya tremor atau gemetar.
Tiap juara berhak atas uang dari Asisten Operasional (Asops) Kodam V/Brawijaya Kolonel TNI Budiman. Budiman yang juga anak Jenderal (Purn) Edi Sudrajat ini langsung mengiyakan ketika suporter juara menagih hadiah. Terpisah, Ketua Pusat Literasi dan Transformasi Jatim Wahyu Kuncoro menilai keberadaan Kowad sebagai Dandim adalah wujud reformasi yang selangkah lebih maju dalam tubuh TNI AD. Selama ini, keberadaan wanita yang menduduki komandan satuan baru ada di TNI AU, TNI AL, dan Polri.
”Jadi peluang Kowad menjabat Dandim konteksnya tidak terkait kuota 30% untuk caleg perempuan. Konteksnya karena semangat, adanya prestasi dan dedikasi serta kapasitas personil Kowad, terpenting karena adanya social skill ,” kata Wahyu yang juga staf pengajar pada FISIP Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS). Mabes TNI AD hingga Kodam di Indonesia, menurut Wahyu, harus menggerakkan pihak berwenang yang menilai loyalitas, prestasi dan kepangkatan Kowad, yang selanjutnya menempati posisi Dandim atau komandan satuan lain.
”Kalau ada wanjati di Kodam, sebaiknya segera lakukan tracking prestasi Kowad. Agar ada Kowad yang menjadi komandan satuan, seperti di matra laut dan udara serta di kepolisian” paparnya. Selama satu dekade, imbuh Wahyu, TNI melakukan pemutakhiran alutsista (alat utama sistem persenjataan). Di sisi lain, harus pula mengasah, menyiapkan SDM untuk posisi komandan satuan. Terutama Dandim.
”Tugas TNI, terutama TNI AD bukan hanya terkait operasi militer. Selain perang, mereka punya tugas terkait bencana dan menyikapi gejolak masyarakat. Menyikapi gejolak masyarakat, komandan perempuan bisa lebih pas. Sisi perempuan bisa ditonjolkan, bisa ngemong ,” pungkas Wahyu. Sementara itu, peluang Kowad menjabat Dandim direspon positif wanita TNI. Salah satunya, Kapten CAD (K) Willa Yuliastuti, Kaur Analisa dan Evaluasi Penerangan Umum, Penerangan Kodam (Pendam) Kodam V/Brawijaya.
”Semua kowad punya peluang untuk duduki jabatan strategis, seperti komandan satuan setingkat Dandim,” kata Willa. Menurut dia, antara Kowad dengan prajurit TNI pria dididik di tempat yang sama dan memiliki kemampuan sama. ”Apalagi sekarang ada Taruni yang tentunya dididik menjadi pemimpin. Saya, kami Wan TNI mendukung adanya Kowad sebagai Dandim,” tandasnya.
Di sisi lain, untuk TNI AL sudah ada Kowal yang menduduki jabatan strategis dan baru saja purnatugas per awal April kemarin. Dia Laksamana Pertama TNI dr Sulantari, mantan kepala RSAL Dr Ramelan. Bahkan, Sulantari sempat mendapat baret dan brever Marinir. Dia satu-satunya Kowal yang mendapatkannya.
Soeprayitno
(ars)