Kuncinya Kemauan dan Kemampuan untuk Berkiprah

Selasa, 21 April 2015 - 10:29 WIB
Kuncinya Kemauan dan Kemampuan untuk Berkiprah
Kuncinya Kemauan dan Kemampuan untuk Berkiprah
A A A
SEMARANG - Mereka hadir men jadi nomor satu, mewakili kaum perempuan. Lepas dari ada nya kekurangan dari sosok tersebut, tentu keberadaan mereka patut menjadi inspirasi saat peringatan Hari Kartini.

Memang baru segelintir perempuan yang mampu menjadi orang nomor satu di kabupaten/kota di provinsi ini. Jum lahnya pun tidak sampai 30%, dari keseluruhan 35 daerah di Jateng. “Memang masih harus perlu ditingkatkan lagi ke depan agar semakin banyak perempuan yang memiliki kiprah tak kalah dengan laki-laki,” ujar Bupati Brebes Idza Priyanti kemarin.

Selain menjadi orang nomor satu, sejumlah nama juga menjadi pendamping pimpinan daerah. Antara lain Wakil Bupati Ke - bumen Djuwarni, Wa kil Bupati Klaten Sri Hartini, Wakil Bupati Pekalongan Fadia Arafiq, Wakil Bupati Wonosobo Maya Rosida, serta Wakil Bu pati Tegal Umi Azizah. Di jajaran legislatif, meski keterwakilan perempuan di DPRD kabupaten/kota hingga provinsi tidak sampai 30%, masih ada sosok perempuan yang berperan sebagai ketua, seperti di Kabupaten Peka long an dan Kota Pekalongan.

Sementara di lembaga yudikatif, sosokperempuan juga terwakili meski masih minim. Tercatat nama AKBP Theresia Arsida Septianasaat menjabat Ka polres Purworejo. Di kejaksaan, tercatat lebih dari satu perempuan yang menjadi pucuk pimpinan di wilayah Jawa Tengah. Antara lain Ke - pala Kejaksaan Negeri (Kajari) De mak Nur Asiah, Kajari Cila - cap Ag nes Triani, Kajari Brebes Shir ley Sumuan, Kajari Slawi Unaisi Hetty Nining, Kajari Kendal Yeni Andriani.

Pengamat politik Universitas Diponegoro (Undip) Sema rang Fitriyah menilai keterlibatan perempuan di ruang politik dan pemerintahan sebenarnya sudah cukup signifikan. Dia mencontohkan naiknya jumlah keterwakilan perempuan di DPRD Jawa Tengah menjadi sa lah satu indikasi kiprah perempuan menunjukkan perkembangan.

“Saya melihat dewan pe rempuan yang jadi lagi adalah incumbent . Artinya, mereka terpilih lagi punya kiprah yang baik di mata konstituennya,” ucapnya. Menurut Fitriyah, banyak - nya perempuan yang jadi DPRD Jawa Tengah bisa jadi mereka bekerja di akar rumput. Karena itu, dia berharap para politikus pe rempuan itu benar-benar men jadi inspirasi bagi kalangan publik.

“Dengan demikian, mereka bisa mengambil keputusan untuk kepentingan publik.” Fitriyah juga berharap politikus perempuan yang menjadi anggota dewan maupun pejabat publik bisa menelurkan kebijakan yang berkeadilan gender.

“Perempuan punya kebutuhan khusus yang tidak di butuhkan laki-laki. Saya harap kebijakan yang dikeluarkan baik dalam bentuk peraturan daerah atau keputusan lain selalu mempertimbangkan hakhak perempuan,” tandasnya. Fitriyah tidak bisa menilai kebijakan yang ditelurkan oleh Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah sudah berkeadilan gender atau belum. “Yang saya lihat perkembangannya lebih baik dari pada luar Jawa,” katanya.

Mengenai aktivitas perempuan asal Semarang, Hening Budiyawati menilai kiprah pe - rempuan di masa kini sudah semakin terlihat dandiakui masyarakat. “Bisa dilihat dari akti vitas politik semakin mening kat. Wanita tidak hanya menggunakan hak pilih, tapi terlibat secara lebih dalam,” ucap Koordinator Yayasan Setara Sema rang ini. Menanggapi fenomena ini, dia melihat wanita sudah sadar terhadap hak berpolitik. Andil di dunia politik semakin besar dengan terpilihnya wanita di posisi strategis seperti kepala daerah hingga menteri. “Posisi penting di tingkat terkecil pun didapuk perempuan,” katanya.

Meski demikian, dia juga me nyoroti masih maraknya kasus perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga yang dialami perempuan. Meski demikian, korban perempuan sudah berani berbicara dan membuka diri. Kehadiran kelompok pendukung yang fokus pada permasalahan tersebut membuat kepercayaan diri korban turut meningkat. “Korban tidak terpuruk dan mampu bangkit dari permasalahannya. Permasalahan yang rentan terjadi pada perempuan merupakan tugas bersama untuk mencegah sekaligus mengatasi,” katanya.

Anggota Fraksi Golkar DPRD Jawa Tengah Siti Ambar Fathonah menegaskan, perempuan saat ini sudah menunjukkan kiprahnya sebagai wakil rakyat, baik menyerap aspirasi, aktif mengikuti rapat pembuatan per da maupun penganggaran. “Kami tidak hanya sekadar ikut. Tapi suara perempuan juga sudah disejajarkan dengan kaum lakilaki,” ujarnya.

Menurut Ambar, posisi-po sisi jabatan strategis di Gedung Berlian masih banyak diisi oleh anggota dewan lakilaki karena jumlah anggota dewan laki-laki lebih banyak dari yang perempuan. Dari 100 anggota DPRD Jawa Tengah, kaum perempuan hanya 23 orang. Mantan Wakil Bupati Semarang ini berharap peringatan Hari Kartini ini dijadikan momentum oleh para perempuan untuk bisa berkiprah di ruang publik, tanpa meninggalkan perannya untuk keluarga.

“Perempuan berhak untuk ikut memajukan bangsanya. Perempuan punya peran besar, bukan hanya sebagai konco wingking ,” ujar dia. Menurut Ambar, hak-hak perempuan di kancah politik sebenarnya sama dengan para laki-laki.

“Kuncinya tinggal kemauan dan kemampuan pe rempuan itu sendiri untuk memosisikan,” ucapnya.

Amin fauzi/ hendrati hapsari/ farid firdaus
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5919 seconds (0.1#10.140)