Liga Harus Tetap Jalan
A
A
A
MALANG - Pembekuan PSSI oleh Menpora pada Sabtu (18/4), membawa kekhawatiran besar bagi para pelaku olahraga kulit bundar.
Kekhawatiran utama adalah semakin kacau atau terhentinya kompetisi reguler karena keputusan tersebut. Jika sampai kompetisi seperti QNB League, Divisi Utama dan kompetisi lain terhenti, maka bakal menjadi bencana bagi semua pihak. Pelatih, pemain, bahkan klub, harus mengalami kerugian karena tidak ada aktivitas sekaligus sumber ekonomi. Kendati dalam surat Menpora menyatakan kompetisi tetap berjalan, namun kekhawatiran tetap tak bisa dihindari.
“Pasti khawatir sekali. Nasib kami semua dari rutinitas kompetisi. Bisa dibayangkan kalau misalnya sampai terhenti total,” kata Suharno, Pelatih Arema Cronus, kemarin. “Saya sangat berharap kompetisi terus berjalan, terlepas situasi kurang bagus antara pemerintah dan PSSI. Sekarang saja mental pemain sudah rusak, masa mau diperparah lagi dengan menghentikan kompetisi,” kata pelatih bertubuh subur ini.
Walau begitu, Suharno enggan bereaksi berlebihan dan pilih menunggu perkembangan situasi selanjutnya. “Tentu Menpora dan PSSI tak ingin situasi sepak bola terus memburuk. Kita tunggu saja perkembangannya, semoga menggembirakan,” ujarnya. Dalam hal ini, pelatih tak memiliki pilihan lain kecuali tetap konsentrasi ke tim walau kondisinya kurang memadai.
Persela Lamongan misalnya, tetap menjalani laga uji coba kontra PSS Sleman yang berakhir seri 1-1, Minggu (19/4), dan melawan PSIM Yogyakarta di Yogyakarta, Senin (20/4). Dihubungi melalui seluler, Asisten Pelatih Persela Didik Ludiyanto menyampaikan harapannya agar kompetisi tak terpengaruh keputusan pembekuan PSSI. “Sebenarnya ini bukan ranah kami sebagai pelatih, tapi semua pesepak bola memiliki harapan,” tuturnya.
“Kami berharap semua masalah bisa terselesaikan, pelatih, pemain, serta pihak klub, juga bisa terus menjalani rutinitas liga. Kami hanya bisa berharap dan berdoa untuk proses menyelesaikannya ada yang menangani sendiri. Saya sebagai pelatih tetap fokus pada tim,” kata Didik. Didik juga meyakini ada tanda tanya sekaligus kekhawatiran yang dirasakan pemain terkait situasi sepak bola belakangan ini.
“Namun, sekali lagi tugas kami adalah berupaya fokus dan mencoba tak berpikir macam-macam dulu. Semoga ada solusi terbaik nantinya,” katanya. Dari Gresik, sang pemimpin klasemen sementara QNB League Persegres Gresik United memilih pasrah dan melihat perkembangan situasi. “Semua ini di luar kuasa kami sebagai pelatih maupun pemain. Jadi ya sementara ditunggu saja kabar selanjutnya,” kata Liestiadi, Pelatih Persegres.
Liestiadi menyatakan optimistis tidak akan terjadi “bencana” berupa penghentian liga. “Saya tak mau berpikir negatif. Pastinya pihak-pihak yang paling berwenang terhadap masalah ini juga memikirkan nasib pemain dan berupaya terus menjalankan kompetisi,” kata dia. Pelatih asal Medan ini berharap Ketua Umum PSSI yang baru La Nyalla Mattalitti segera bertindak cepat mengurai persoalan dengan Menpora. Jika perseteruansudahterurai, maka sudah tak ada lagi kekhawatiran terkait sepak bola di Indonesia.
Pelatih Sriwijaya FC (SFC) Benny “Bendol” Dollo memilih no comment ketimbang ikut adil menanggapi kondisi tersebut. Saat ditemui di Mes Pertiwi, pelatih senior Indonesia itu memilih tutup mulut dengan beragam kondisi sekarang. Seperti pembekuan PSSI oleh Kemepora, Kompetisi QNBLeague terhenti dan ancaman terbesar sanksi oleh FIFA. “Saya lebih pilih no comment dari pada berbicara, Saya juga pusing dengan kondisi sekarang ini,” kata Bendol.
Menurut mantan pelatih Persija Jakarta ini untuk sementara lebih tertarik fokus kepada timnya di SFC. Karena baginya mengurusi kekurangan tim lebih tepat dilakukan ketimbang terlibat jauh dengan kondisi semrawut itu. “Masih banyak yang harus saya lakukan di tim karena itu memang tugas saya. Kalau untuk bagaimanabagaimana semua kami hanya tunggu keputusan dari manajemen,” ujarnya.
Wakil Ketua Umum PSSI Hinca Panjaitan mengatakan, keputusan kembali melanjutkan kompetisi tertinggi di Tanah Air ini berdasarkan hasil keputusan rapat Komite Eksekutif PSSI. “PSSI membentuk tim yang akan mengurusi kompetisi. ISL akan tetap berjalan pada 25 April sesuai jadwal yang telah ada,” kata Hinca seusai rapat perdana Komite Eksekutif PSSI pimpinan La Nyalla Mattalitti.
Menurut dia, dalam rapat yang diikuti mayoritas anggota Komite Eksekutif PSSI itu, juga diputuskan waktu pelaksanaan kompetisi Divisi Utama. Kompetisi satu tingkat di bawah kompetisi ISL akan digulirkan resmi pada 26 April. Demi memaksimalkan perlaksanaan dua kompetisi tersebut, kata dia, pihaknya akan mengumpulkan semua klub peserta kompetisi ILS dan Divisi Utama di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Senin (20/4).
“Di sana akan dibahas kelanjutan kompetisi. Maka semua tim dikumpulkan,” kata pria yang sebelumnya menjadi Ketua Komisi Disiplin PSSI itu. Hinca menambahkan, selain membahas kelanjutan kompetisi, pihaknya juga akan membahas persiapan timnas menghadapi beberapa kegiatan internasional, termasuk SEA Games 2015 di Singapura. PSSI meski telah sukses menggelar KLB dan PSSI mendapatkan pemimpin baru, yaitu La Nyalla Mattalitti, tetap saja tidak bisa bergerak leluasa setelah Menpora Imam Nahrawi membekukan induk organisasi sepak bola Indonesia itu.
PSSI Minta Jokowi Turun Tangan
Sejumlah pengurus PSSI meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun tangan. Harapan itu disampaikan Ketua Umum PSSI Erwin Dwi Budiawan serta Anggota Komite Eksekutif PSSI Djamal Aziz, kemarin. Menurut mereka, campur tangan presiden dibutuhkan untuk menghindari kemungkinan terburuk, yakni sanksi dari FIFA.
“Kalau ditanya apakah presiden perlu turun tangan, tentu sangat perlu. Karena efek putusan ini (pembekuan) bukan hanya PSSI sebagai organisasi, tapi juga masa depan sepak bola Indonesia,” kata Erwin tadi malam. Menurut Erwin, tahun 2015 banyak agenda yang akan dijalani timnas, baik level junior maupun senior. Termasuk, sepak bola wanita juga sedang menggeliat dan memiliki agenda pertandingan tahun ini. Agenda ini bisa berantakan jika Indonesia mendapat sanksi FIFA.
“Kita ada agenda mulai dari U-14, U-16, U-19, U-23, dan senior. Bahkan, khusus timnas U-19, Indonesia akan menjadi tuan rumah. Jadi bisa dibayangkan kalau kemudian ada sanksi, kasihan para pemain muda kita,” ujarnya. Sebagai langkah awal, Erwin menyatakan, sesuai hasil rapat Komite Eksekutif, pengurus PSSI akan menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menpora.
Selain melaporkan hasil Kongres Luar Biasa (KLB) 2015 di Surabaya, Erwin tak menampik akan dibicarakan keputusan Kemenpora yang membekukan PSSI. Hanya dia tak ikut dalam daftar rombongan karena menghadiri pertemuan manajer dengan tim Divisi Utama dan Indonesia Super League (ISL) atau QNB League. Sebab, kata Erwin, PSSI belum berencana mengubah agenda jadwal kompetisi yang sudah di susun PT Liga.
“Semua masih sesuai agenda, termasuk jadwal kick off Divisi Utama. Untuk QNB League, mayoritas klub ingin segera main pada 25 April. Tapi, masih harus dirapatkan dulu,” ujarnya. Djamal menambahkan, presiden patut turun tangan memanggil pihak PSSI dan Menpora untuk bicara bersama.
“Surat Keputusan Menpora Nomor 0137 Tahun 2015 itu kan ditembuskan kepada presiden. Lagi pula, wakil presiden sudah mempersilakan Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI berjalan. Jadi, saya berharap Pak Presiden begitu lihat surat itu, mau memanggil Menpora dan PSSI. Kami mau masalah ini clear dan selesai,” ujar Djamal.
Kukuh setyawan/ mohammad moeslim /ant
Kekhawatiran utama adalah semakin kacau atau terhentinya kompetisi reguler karena keputusan tersebut. Jika sampai kompetisi seperti QNB League, Divisi Utama dan kompetisi lain terhenti, maka bakal menjadi bencana bagi semua pihak. Pelatih, pemain, bahkan klub, harus mengalami kerugian karena tidak ada aktivitas sekaligus sumber ekonomi. Kendati dalam surat Menpora menyatakan kompetisi tetap berjalan, namun kekhawatiran tetap tak bisa dihindari.
“Pasti khawatir sekali. Nasib kami semua dari rutinitas kompetisi. Bisa dibayangkan kalau misalnya sampai terhenti total,” kata Suharno, Pelatih Arema Cronus, kemarin. “Saya sangat berharap kompetisi terus berjalan, terlepas situasi kurang bagus antara pemerintah dan PSSI. Sekarang saja mental pemain sudah rusak, masa mau diperparah lagi dengan menghentikan kompetisi,” kata pelatih bertubuh subur ini.
Walau begitu, Suharno enggan bereaksi berlebihan dan pilih menunggu perkembangan situasi selanjutnya. “Tentu Menpora dan PSSI tak ingin situasi sepak bola terus memburuk. Kita tunggu saja perkembangannya, semoga menggembirakan,” ujarnya. Dalam hal ini, pelatih tak memiliki pilihan lain kecuali tetap konsentrasi ke tim walau kondisinya kurang memadai.
Persela Lamongan misalnya, tetap menjalani laga uji coba kontra PSS Sleman yang berakhir seri 1-1, Minggu (19/4), dan melawan PSIM Yogyakarta di Yogyakarta, Senin (20/4). Dihubungi melalui seluler, Asisten Pelatih Persela Didik Ludiyanto menyampaikan harapannya agar kompetisi tak terpengaruh keputusan pembekuan PSSI. “Sebenarnya ini bukan ranah kami sebagai pelatih, tapi semua pesepak bola memiliki harapan,” tuturnya.
“Kami berharap semua masalah bisa terselesaikan, pelatih, pemain, serta pihak klub, juga bisa terus menjalani rutinitas liga. Kami hanya bisa berharap dan berdoa untuk proses menyelesaikannya ada yang menangani sendiri. Saya sebagai pelatih tetap fokus pada tim,” kata Didik. Didik juga meyakini ada tanda tanya sekaligus kekhawatiran yang dirasakan pemain terkait situasi sepak bola belakangan ini.
“Namun, sekali lagi tugas kami adalah berupaya fokus dan mencoba tak berpikir macam-macam dulu. Semoga ada solusi terbaik nantinya,” katanya. Dari Gresik, sang pemimpin klasemen sementara QNB League Persegres Gresik United memilih pasrah dan melihat perkembangan situasi. “Semua ini di luar kuasa kami sebagai pelatih maupun pemain. Jadi ya sementara ditunggu saja kabar selanjutnya,” kata Liestiadi, Pelatih Persegres.
Liestiadi menyatakan optimistis tidak akan terjadi “bencana” berupa penghentian liga. “Saya tak mau berpikir negatif. Pastinya pihak-pihak yang paling berwenang terhadap masalah ini juga memikirkan nasib pemain dan berupaya terus menjalankan kompetisi,” kata dia. Pelatih asal Medan ini berharap Ketua Umum PSSI yang baru La Nyalla Mattalitti segera bertindak cepat mengurai persoalan dengan Menpora. Jika perseteruansudahterurai, maka sudah tak ada lagi kekhawatiran terkait sepak bola di Indonesia.
Pelatih Sriwijaya FC (SFC) Benny “Bendol” Dollo memilih no comment ketimbang ikut adil menanggapi kondisi tersebut. Saat ditemui di Mes Pertiwi, pelatih senior Indonesia itu memilih tutup mulut dengan beragam kondisi sekarang. Seperti pembekuan PSSI oleh Kemepora, Kompetisi QNBLeague terhenti dan ancaman terbesar sanksi oleh FIFA. “Saya lebih pilih no comment dari pada berbicara, Saya juga pusing dengan kondisi sekarang ini,” kata Bendol.
Menurut mantan pelatih Persija Jakarta ini untuk sementara lebih tertarik fokus kepada timnya di SFC. Karena baginya mengurusi kekurangan tim lebih tepat dilakukan ketimbang terlibat jauh dengan kondisi semrawut itu. “Masih banyak yang harus saya lakukan di tim karena itu memang tugas saya. Kalau untuk bagaimanabagaimana semua kami hanya tunggu keputusan dari manajemen,” ujarnya.
Wakil Ketua Umum PSSI Hinca Panjaitan mengatakan, keputusan kembali melanjutkan kompetisi tertinggi di Tanah Air ini berdasarkan hasil keputusan rapat Komite Eksekutif PSSI. “PSSI membentuk tim yang akan mengurusi kompetisi. ISL akan tetap berjalan pada 25 April sesuai jadwal yang telah ada,” kata Hinca seusai rapat perdana Komite Eksekutif PSSI pimpinan La Nyalla Mattalitti.
Menurut dia, dalam rapat yang diikuti mayoritas anggota Komite Eksekutif PSSI itu, juga diputuskan waktu pelaksanaan kompetisi Divisi Utama. Kompetisi satu tingkat di bawah kompetisi ISL akan digulirkan resmi pada 26 April. Demi memaksimalkan perlaksanaan dua kompetisi tersebut, kata dia, pihaknya akan mengumpulkan semua klub peserta kompetisi ILS dan Divisi Utama di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Senin (20/4).
“Di sana akan dibahas kelanjutan kompetisi. Maka semua tim dikumpulkan,” kata pria yang sebelumnya menjadi Ketua Komisi Disiplin PSSI itu. Hinca menambahkan, selain membahas kelanjutan kompetisi, pihaknya juga akan membahas persiapan timnas menghadapi beberapa kegiatan internasional, termasuk SEA Games 2015 di Singapura. PSSI meski telah sukses menggelar KLB dan PSSI mendapatkan pemimpin baru, yaitu La Nyalla Mattalitti, tetap saja tidak bisa bergerak leluasa setelah Menpora Imam Nahrawi membekukan induk organisasi sepak bola Indonesia itu.
PSSI Minta Jokowi Turun Tangan
Sejumlah pengurus PSSI meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun tangan. Harapan itu disampaikan Ketua Umum PSSI Erwin Dwi Budiawan serta Anggota Komite Eksekutif PSSI Djamal Aziz, kemarin. Menurut mereka, campur tangan presiden dibutuhkan untuk menghindari kemungkinan terburuk, yakni sanksi dari FIFA.
“Kalau ditanya apakah presiden perlu turun tangan, tentu sangat perlu. Karena efek putusan ini (pembekuan) bukan hanya PSSI sebagai organisasi, tapi juga masa depan sepak bola Indonesia,” kata Erwin tadi malam. Menurut Erwin, tahun 2015 banyak agenda yang akan dijalani timnas, baik level junior maupun senior. Termasuk, sepak bola wanita juga sedang menggeliat dan memiliki agenda pertandingan tahun ini. Agenda ini bisa berantakan jika Indonesia mendapat sanksi FIFA.
“Kita ada agenda mulai dari U-14, U-16, U-19, U-23, dan senior. Bahkan, khusus timnas U-19, Indonesia akan menjadi tuan rumah. Jadi bisa dibayangkan kalau kemudian ada sanksi, kasihan para pemain muda kita,” ujarnya. Sebagai langkah awal, Erwin menyatakan, sesuai hasil rapat Komite Eksekutif, pengurus PSSI akan menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menpora.
Selain melaporkan hasil Kongres Luar Biasa (KLB) 2015 di Surabaya, Erwin tak menampik akan dibicarakan keputusan Kemenpora yang membekukan PSSI. Hanya dia tak ikut dalam daftar rombongan karena menghadiri pertemuan manajer dengan tim Divisi Utama dan Indonesia Super League (ISL) atau QNB League. Sebab, kata Erwin, PSSI belum berencana mengubah agenda jadwal kompetisi yang sudah di susun PT Liga.
“Semua masih sesuai agenda, termasuk jadwal kick off Divisi Utama. Untuk QNB League, mayoritas klub ingin segera main pada 25 April. Tapi, masih harus dirapatkan dulu,” ujarnya. Djamal menambahkan, presiden patut turun tangan memanggil pihak PSSI dan Menpora untuk bicara bersama.
“Surat Keputusan Menpora Nomor 0137 Tahun 2015 itu kan ditembuskan kepada presiden. Lagi pula, wakil presiden sudah mempersilakan Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI berjalan. Jadi, saya berharap Pak Presiden begitu lihat surat itu, mau memanggil Menpora dan PSSI. Kami mau masalah ini clear dan selesai,” ujar Djamal.
Kukuh setyawan/ mohammad moeslim /ant
(ars)