Petani Jember Syukuran dengan Nasi Kebrui

Senin, 20 April 2015 - 11:17 WIB
Petani Jember Syukuran...
Petani Jember Syukuran dengan Nasi Kebrui
A A A
JEMBER - Pelantikan Kapolri Jendral Polisi Badrodin Haiti disambut gembira sejumlah petani tebu di Kecamatan Tanggul, Jember.

Betapa tidak, Badrodin Haiti yang dilahirkan di Desa Paleran, Kecamatan Umbulsari, kini menjadi orang hebat di Indonesia. Tak ayal, para petani turut mengungkapkan rasa senang mereka dengan menggelar tasyakuran di tengah kebun tebu, area Padepokan HM Arum Sabil, akhir pekan lalu. Tidak hanya itu, pesan untuk Kapolri juga mereka tulis di kain putih sepanjang sepuluh meter.

Sejumlah harapan dan pesan untuk Kapolri, tertulis jelas di kain yang kemudian dibentangkan di sekitar area Laboratorium P4S Taruna Bhumi Tanggul. Salah satu tulisan berbunyi “Stop dan Tangkap Mafia Pupuk”. Dukungan juga mereka tulis di media yang mereka sebut kain aspirasi. Setelah menggelar doa bersama, para petani memakan nasi kas persawahan yang mereka sebut nasi kerbui. Badrodin semasa kecil dan remaja tinggal di Desa Paleran. Ketika mulai kelas VI SD, dia melanjutkan sekolah di Wlingi, Blitar, tempat tinggal kakaknya yang pertama.

Selanjutnya saat SMP dia mondok di Pondok Pesantren Baitul Arqom, Kecamatan Balung, Jember yang berjarak sekitar 8 km dari rumahnya. Kemudian kelas X SMA, Badrodin bersekolah di SMA Muhammadiyah Rambipuji yang berlokasi sekitar 15 km dari rumah orang tuanya. Tiap hari, Badrodin mengayuh sepeda untuk sampai ke sekolahnya. Badrodin kemudian sempat sekolah di SMA FIP (Fakultas Ilmu Pendidikan) Universitas Jember (Unej) di Kecamatan Tanggul yang saat ini menjadi SMAN 2 Tanggul Jember.

Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Arum Sabil, mengaku bangga sahabatnya menjadi pimpinan korps seragam cokelat tersebut. Katanya, sosok Badrodin dikenal memiliki prinsip kuat dan amanah. “Namun namanya teman, wajib kami mengingatkan agar Badrodin tetap amanah,” kata Arum. Sebagai sesama warga Jember, Arum Sabil mengaku bangga ada sosok putra daerah Jember yang lahir di Desa Paleran, Kecamatan Umbulsari, bisa menjadi pucuk pimpinan tertinggi Polri.

“Jabatan Kapolri menjadi ujian yang perlu dijawab dengan prestasi kerja. Saya yakin Badrodin sanggup menjalaninya,” katanya. Sementara Imam Bonari, petani asal Kecamatan Sumberbaru, yang juga hadir di acara tasyakuran berharap kepolisian setelah dipimpin Badrodin Haiti bisa lebih bersinergi dengan peternak dan petani.

“Pekerjaan rumah memberantas mafia penyalahgunaan pupuk, wajib dilakukan Badrodin di awal tugasnya menjadi Kapolri,” ujar Imam. Sebab, kata dia, masalah klasik tentang persoalan pupuk seolah menjadi lawan pertama petani.

“Belum lagi bicara pupuk oplosan,” ujarnya. Sementara Puji Astutik, buruh tani sekaligus tetangga Badrodin, sempat meneteskan air mata karena terharu setelah tetangganya resmi dilantik menjadi Kapolri. “Dia sejak kecil memang sudah akrab menjadi petani. Besar menjadi jenderal, saya harap masih peduli ke petani,” kata Puji.

Dia juga menuturkan, saat makan nasi kerbui bersama petani lainnya, teringat dengan sosok Badrodin yang juga pernah makan nasi semacam itu bersamanya. “Pak Badrodin sejak kecil sudah baik. Dulu kalau main ke sawah selalu makan nasi seperti ini,” ingatnya.

Tidak hanya para petani, sejumlah teman sekolah Badrodin saat di SMA, ikut bangga melihat teman semasa sekolahnya menjadi Kapolri. “Kami bangga teman sekelas kami jadi Kapolri,” ujar Sasmoko, sahabat masa kecil Badrodin.

P juliatmoko
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2430 seconds (0.1#10.140)