Buka Perpustakaan Tepi Bengawan Solo

Senin, 20 April 2015 - 11:16 WIB
Buka Perpustakaan Tepi Bengawan Solo
Buka Perpustakaan Tepi Bengawan Solo
A A A
BOJONEGORO - Komunitas Langit Tobo mendirikan perpustakaan yang diberi nama Perpustakaan Tepi Bengawan (PTB) di dekat titik penyeberangan Sungai Bengawan Solo di Dukuh Korgan, Desa/Kecamatan Purwosari, Kabupaten Bojonegoro.

Perpustakaan Tepi Bengawan ini menempati salah satu rumah warga yang berada di dekat sungai. Macam-macam buku disediakan di perpustakaan kecil ini di antaranya buku sejarah, novel, ensiklopedia, buku keislaman, buku ilmiah, hingga buku cerita anak-anak. Menurut Ketua Komunitas Langit Tobo, Wahyu Rizkiawan, setiap hari ada ratusan anakanak dari Kecamatan Malo, Kedewan, dan Kasiman, yang berangkat sekolah dengan terlebih dulu menyeberangi Sungai Bengawan Solo.

“Anak-anak itu setiap hari bertaruh nyawa menyeberangi sungai naik perahu kayu demi menimba ilmu di sekolah. Untuk menyemangati agar mereka lebih giat belajar dan menimba ilmu, Komunitas Langit Tobo tergerak mendirikan Perpustakaan Tepi Bengawan ini,” ujarnya. Menurutnya, anak-anak dari seberang utara Sungai Bengawan Solo itu berangkat sekolah saat hari masih pagi. Meski keadaan Sungai Bengawan Solo sedang naik, mereka tetap berangkat sekolah naik perahu kayu itu.

“Anak-anak ini sangat pemberani,” ucap Rizkiawan. Selain mendirikan Perpustakaan Tepi Bengawan di Dukuh Korgan, komunitas yang bergerak di bidang keilmuan ini, juga akan mendirikan perpustakaan kecil di sejumlah titik penyeberangan lainnya, di antaranya di titik penyeberangan Desa Kebonagung, Kecamatan Padangan, titik penyeberangan Desa/Kecamatan Padangan, dan titik penyeberangan Desa Ngraho, Kecamatan Gayam.

“Perpustakaan kecil ini akan menempati salah satu rumah warga di dekat titik penyeberangan itu,” ujarnya. Ia berharap gerakan mendirikan perpustakaan di tepi Sungai Bengawan Solo ini akan semakin luas. Sebab, kata dia, di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo di wilayah Bojonegoro ada 200 titik penyeberangan.

Rata-rata mereka yang menyeberangi sungai dengan naik perahu itu adalah anak-anak sekolah dan para pedagang. “Sambil menunggu perahu penyeberangan itu datang, anak-anak sekolah itu bisa membaca-baca buku di perpustakaan kecil itu. Selain itu, mereka juga bisa meminjam buku dan dibacanya di rumah,” ungkapnya. Siswi Madrasah Aliah Nurul Ulum Purwosari, Amania, 17, mengakusenangbisameminjam buku di Perpustakaan Tepi Bengawan. Ia meminjam buku novel berjudul Di Bawah Lindungan Kakbah karya Buya Hamka.

“Saya suka sekali membaca buku-buku novel. Alhamdulillah, sekarang saya bisa meminjam buku di perpustakaan ini. Sebelumnya, kalau mau mencari buku atau meminjam buku harus ke Cepu atau Kota Bojonegoro. Jaraknya lumayan jauh dari sini,” ujar pelajar asal Desa Dukoh Lor, Kecamatan Malo itu.

Sementara menurut siswi SMK Negeri Cepu, Dewi, 16, mengaku senang ada perpustakaan di dekat titik penyeberangan. Sebab tidak jarang ia harus menunggu lama kedatangan perahu pada pagi atau siang. “Sekarang sambil menunggu bisa baca-baca buku,” ungkap pelajar asal Kasiman itu.

Muhammad roqib
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6791 seconds (0.1#10.140)