Perbukitan Menoreh Simpan Kesenian Unik
A
A
A
KULONPROGO - Kawasan perbukitan Menoreh Kulonprogo banyak menyimpan potensi kesenian khas Kulonprogo.
Program Bedah Menoreh yang digagas Pemkab Kulonprogo, mencoba menumbuhkembangkan tradisi dan kesenian yang ada. Sentuhan dari Dinas pariwisata DIY mampu mendongkrak tingkat kunjungan di sejumlah objek. Kabid Pemasaran Disbudparpora Kulonprogo, Hudi Priyanti, mengatakan, kawasan perbukitan Menoreh Kulonprogo banyak memiliki kesenian yang dulu tumbuh dan berkembang di masyarakat.
Hanya saja potensi ini belum begitu dikenal. Melalui program Bedah Menoreh, kesenian yang ada digali kembali dan dipentaskan dalam atraksi Seni Jogja Istimewa. Seperti yang dilaksanakan kemarin pagi di kawasan Wisata Embung Banjaroya, Kalibawang. Setidaknya ada empat grup kesenian yang ikut ditampilkan. Mulai dari kesenian Sholawatan Gandul Muslimin, Anguk Putri Saloka, Jathilan Wahyu Turongo Jati, hingga Keroncong Matta Plus yang ada di sekitar kawasan ini.
Kegiatan ini sendiri didanai Dinas pariwisata DIY. “Atraksi ini menjadi program untuk mengembangkan potensi kesenian di objek pariwisata,” ucap Hudi. Atraksi seni ini pun mampu menarik minat masyarakat untuk menyaksikan.
Apalagi panitia juga mengemas acara dengan jalan sehat berhadiah utama seekor kambing. Acara yang digelar mulai dari pukul 09.00–16.00 WIB ini pun banyak disaksikan wisatawan yang berkunjung. “Melalui Program Bedah Menoreh, kami ingin angkat potensi kesenian seperti ini,” ucap Hudi.
Kades Banjaroya, Anton Supriyono, mengatakan, potensi kesenian di wilayahnya memang cukup bervariasi. Hanya saja proses regenerasi menjadi hambatan tersendiri. Akibatnya, banyak pemain yang usianya sudah relatif tua.
Namun, dengan adanya atraksi seperti itu, dia yakin akan mampu melahirkan generasi baru yang cinta kesenian lokal. “Tadi sudah ada empat pemuda yang mau bergabung. Semakin banyak atraksi, akan semakin mudah melakukan regenerasi,” ujarnya.
Diakuinya, setiap hari khususnya pada akhir pekan, kawasan Embung Banjaroya banyak didatangi wisatawan. Apalagi ada juga trek bagi pecinta olahraga ekstrem seperti trail.
“Saya tertarik karena keindahan panorama alamnya. Apalagi ada kesenian unik seperti ini, pasti akan diminati wisatawan,” ujar Andi Kristiyanto, wisatawan asal Magelang. Selain di Embnug Banjaroya, wisatawan juga bisa mengujungi kawasan Sendangsono dan Puncak Suroloyo
Kuntadi
Program Bedah Menoreh yang digagas Pemkab Kulonprogo, mencoba menumbuhkembangkan tradisi dan kesenian yang ada. Sentuhan dari Dinas pariwisata DIY mampu mendongkrak tingkat kunjungan di sejumlah objek. Kabid Pemasaran Disbudparpora Kulonprogo, Hudi Priyanti, mengatakan, kawasan perbukitan Menoreh Kulonprogo banyak memiliki kesenian yang dulu tumbuh dan berkembang di masyarakat.
Hanya saja potensi ini belum begitu dikenal. Melalui program Bedah Menoreh, kesenian yang ada digali kembali dan dipentaskan dalam atraksi Seni Jogja Istimewa. Seperti yang dilaksanakan kemarin pagi di kawasan Wisata Embung Banjaroya, Kalibawang. Setidaknya ada empat grup kesenian yang ikut ditampilkan. Mulai dari kesenian Sholawatan Gandul Muslimin, Anguk Putri Saloka, Jathilan Wahyu Turongo Jati, hingga Keroncong Matta Plus yang ada di sekitar kawasan ini.
Kegiatan ini sendiri didanai Dinas pariwisata DIY. “Atraksi ini menjadi program untuk mengembangkan potensi kesenian di objek pariwisata,” ucap Hudi. Atraksi seni ini pun mampu menarik minat masyarakat untuk menyaksikan.
Apalagi panitia juga mengemas acara dengan jalan sehat berhadiah utama seekor kambing. Acara yang digelar mulai dari pukul 09.00–16.00 WIB ini pun banyak disaksikan wisatawan yang berkunjung. “Melalui Program Bedah Menoreh, kami ingin angkat potensi kesenian seperti ini,” ucap Hudi.
Kades Banjaroya, Anton Supriyono, mengatakan, potensi kesenian di wilayahnya memang cukup bervariasi. Hanya saja proses regenerasi menjadi hambatan tersendiri. Akibatnya, banyak pemain yang usianya sudah relatif tua.
Namun, dengan adanya atraksi seperti itu, dia yakin akan mampu melahirkan generasi baru yang cinta kesenian lokal. “Tadi sudah ada empat pemuda yang mau bergabung. Semakin banyak atraksi, akan semakin mudah melakukan regenerasi,” ujarnya.
Diakuinya, setiap hari khususnya pada akhir pekan, kawasan Embung Banjaroya banyak didatangi wisatawan. Apalagi ada juga trek bagi pecinta olahraga ekstrem seperti trail.
“Saya tertarik karena keindahan panorama alamnya. Apalagi ada kesenian unik seperti ini, pasti akan diminati wisatawan,” ujar Andi Kristiyanto, wisatawan asal Magelang. Selain di Embnug Banjaroya, wisatawan juga bisa mengujungi kawasan Sendangsono dan Puncak Suroloyo
Kuntadi
(ftr)