Warga Rusak Stasiun Pertagas

Jum'at, 17 April 2015 - 10:31 WIB
Warga Rusak Stasiun Pertagas
Warga Rusak Stasiun Pertagas
A A A
SIDOARJO - Konflik warga Desa Permisan, Kecamatan Jabon, dengan Pertamina Gas (Pertagas), kembali meledak. Selama dua hari terakhir warga berunjuk rasa dan sempat merusak beberapa fasilitas perusahaan milik negara tersebut.

Warga menuntut kompensasi atas pembangunan pipa dan keberadaan stasiun penyuplai gas itu. Mereka menilai selama ini stasiun gas milik Pertamina tidak memberi manfaat bagi warga sekitar. ”Kami ke sini menagih janji atas kompensasi dan perundingan jangan diulur-ulur lagi,” ujar koordinator aksi, Ali Mursyid.

Mursyid menjelaskan, selama 23 tahun keberadaan stasiun Pertagas di desa mereka tidak membawa manfaat apa pun. Keberadaan stasiun distribusi gas membuat suhu di kawasan Desa Permisan naik dibandingkan dengan kawasan lain. Sementara dari segi ekonomi perusahaan tak memberikan kontribusi. Tidak ada warga setempat yang direkrut sebagai karyawan dan aksi kali ini merupakan puncak kekecewaan warga.

Demo menutup akses ke lokasi Stasiun OSF Pertagas sebenarnya berlangsung dua hari. Warga kemudian marah karena tidak ditanggapi pihak Pertagas. Bahkan, warga yang marah, Rabu (15/4), merusak beberapa fasilitas dipintu masuk stasiun di antaranya pagar dan pintu. Tidak hanya itu, mereka juga memblokade pintu masuk ke Stasiun OSF dengan pipa melintang.

Kapolres Sidoarjo AKBP Anggoro Sukartono yang datang ke lokasi unjuk rasa, memperingatkan agar warga tidak bertindak anarkistis. Dia berharap aksi anarkistis terjadi kemarin malam merupakan yang terakhir. ”Kalau sampai ada yang bertindak anarkis, akan saya tangkap,” katanya.

Untuk mengamankan aksi warga, polisi mengerahkan 1 SSK Brimob Polda dan personel Polres Sidoarjo. Ratusan polisi berjaga setelah insiden perusakan di area Stasiun OSF. Di antara tuntutan warga, ada poin-poin yang disetujui bersama, seperti sumbangan sembako yang bisa diambil setiap 3 bulan dalam setahun. Namun, dari Pertagas menilai banyak tuntutan warga yang tidak masuk akal.

Corporate Secretary, anak perusahaan Pertamina, Adiatma Sardjito mengatakan, setelah mendengar sebagai tuntutan warga ternyata banyak yang tidak masuk akal. Seperti Pertagas harus memberi sembako selama proyek penanaman pipa. Padahal hanya ada tujuh warga yang rumah atau lahannya terdampak pemasangan pipa dan sudah ajak bicara.

Adiatma menegaskan, pada prinsipnya siap memberi kompensasi bagi warga yang terdampak. ”Ada aturan yang mewajibkan kami mengganti segala kerugian warga berdampak,” ujarnya. Sayangnya, tuntutan ini kemudian melebar kepada seluruh warga. Pihaknya diminta membayar kompensasi kepada warga yang tidak berdampak. Setelah diakumulasi nilainya ratusan juta rupiah. Adiatma juga membantah keberadaan Pertamina Gas tidak memberikan manfaat langsung kepada warga sekitar.

Saat ini Pertagas sedang membangun jaringan pipa gas dari Kangean, Sumenep. Jaringan yang melewati laut itu kemudian akan disalurkan ke konsumen melalui Stasiun OSF Pertagas di Desa Permisan.

Abdul rouf
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9327 seconds (0.1#10.140)