NU Bojonegoro Kelola Pilot Project Rusunawa
A
A
A
BOJONEGORO - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bojonegoro segera mengelola rumah susun sederhana sewa (rusunawa).
Bangunan rusun delapan lantai berkapasitas 132 kamar tersebut dibangun menggunakan dana bantuan Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) sebesar Rp40 miliar. Menurut Ketua PC NU Bojonegoro Cholid Ubed, rusunawa tersebut dibangun di tanah wakaf seluas 5.000 meter persegi, berdekatan dengan gedung NU di Jalan Ahmad Yani, Bojonegoro.
Pembangunan fisik rusunawa rencananya dimulai pada pertengahan 2015. “Administrasinya sudah kami lengkapi semua, tinggal perizinan dan desain gedungnya. Kami optimistis pada 2015 ini pembangunan fisiknya sudah bisa dimulai,” ujar Ubed.
Menurut Ubed, rusunawa tersebut diperuntukkan bagi masyarakat umum, namun lebih diprioritaskan lagi untuk warga miskin, warga berpenghasilan rendah, serta warga yang belum punya rumah. Dari data terakhir yang dihimpun, di wilayah Kota Bojonegoro saja masih ada ratusan warga yang miskin.
Ia berharap dengan dibangunnya rusunawa oleh pemerintah yang dikelola NU itu nantinya dapat memberikan manfaat kepada warga miskin untuk hidup lebih baik lagi karena menempati rumah yang layak. “Sesuai dengan program kita, NU yang rahmatan lil alamin, mudah-mudahan rusunawa ini nantinya dapat bermanfaat bagi warga tidak mampu,” ujarnya.
Salah satu pejabat Kemenpera Zufri Zetkas, Bojonegoro merupakan kandidat pertama pembangunan rusunawa di seluruh Indonesia. Di beberapa wilayah banyak sekali tanah wakaf yang bisa dimanfaatkan untuk pembangunan rusunawa, namun pihaknya masih akan melihat pembangunan di Kota Bojonegoro apakah berhasil atau tidak.
“Yang pasti dengan dibangunnya rusunawa ini diharapkan bisa menyejahterakan masyarakat kecil, khususnya warga NU. Serta mendukung ekonomi produktif, seperti dibuatnya ruko, pertokoan dan lain-lain yang bisa menyejahterakan warga kecil,” tandasnya.
Muhammad roqib
Bangunan rusun delapan lantai berkapasitas 132 kamar tersebut dibangun menggunakan dana bantuan Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) sebesar Rp40 miliar. Menurut Ketua PC NU Bojonegoro Cholid Ubed, rusunawa tersebut dibangun di tanah wakaf seluas 5.000 meter persegi, berdekatan dengan gedung NU di Jalan Ahmad Yani, Bojonegoro.
Pembangunan fisik rusunawa rencananya dimulai pada pertengahan 2015. “Administrasinya sudah kami lengkapi semua, tinggal perizinan dan desain gedungnya. Kami optimistis pada 2015 ini pembangunan fisiknya sudah bisa dimulai,” ujar Ubed.
Menurut Ubed, rusunawa tersebut diperuntukkan bagi masyarakat umum, namun lebih diprioritaskan lagi untuk warga miskin, warga berpenghasilan rendah, serta warga yang belum punya rumah. Dari data terakhir yang dihimpun, di wilayah Kota Bojonegoro saja masih ada ratusan warga yang miskin.
Ia berharap dengan dibangunnya rusunawa oleh pemerintah yang dikelola NU itu nantinya dapat memberikan manfaat kepada warga miskin untuk hidup lebih baik lagi karena menempati rumah yang layak. “Sesuai dengan program kita, NU yang rahmatan lil alamin, mudah-mudahan rusunawa ini nantinya dapat bermanfaat bagi warga tidak mampu,” ujarnya.
Salah satu pejabat Kemenpera Zufri Zetkas, Bojonegoro merupakan kandidat pertama pembangunan rusunawa di seluruh Indonesia. Di beberapa wilayah banyak sekali tanah wakaf yang bisa dimanfaatkan untuk pembangunan rusunawa, namun pihaknya masih akan melihat pembangunan di Kota Bojonegoro apakah berhasil atau tidak.
“Yang pasti dengan dibangunnya rusunawa ini diharapkan bisa menyejahterakan masyarakat kecil, khususnya warga NU. Serta mendukung ekonomi produktif, seperti dibuatnya ruko, pertokoan dan lain-lain yang bisa menyejahterakan warga kecil,” tandasnya.
Muhammad roqib
(ftr)