Jadi Perantara UKM, Omzet Capai Miliaran
A
A
A
SURABAYA - Bisnis online sudah menjadi tren baru di masyarakat. Berbagai inovasi dilakukan untuk menarik minat masyarakat menggunakan jasa di dunia maya tersebut, bahkan pembenahan pelayanan juga dilakukan supaya nasabah tidak kecewa atas pemesanan barang.
Fenomena ini juga dilakukan PT Bukalapak, salah satu situs perusahaan layanan jualbeli daring (online ). Perusahaan ini memilih model bisnis consumer-to-consumer, setelah merajai Jakarta kali ini mulai membidik Kota Surabaya untuk memperluas jaringan pasar digital. Perusahaan yang berdiri sejak 2010 lalu juga membidik kalangan pelajar atau mahasiswa untuk menjadi seorang wirausaha, khususnya di bidang dunia maya (internet).
Ceo Bukalapak Achmad Zaky mengatakan seiring pertumbuhan ekonomi di setiap daerah khususnya kota besar, kebutuhan belanja sistem online kian banyak diminati oleh masyarakat. Selain membidik kalangan pelajar dan mahasiswa, perusahaan ini juga berkeinginan mempromosikan produk usaha kecil menengah (UKM) dan meningkatkan produksi dalam negeri.
”Selama ini belanja sistem online mulai banyak diminati oleh masyarakat kota besar. Surabaya merupakan peluang besar dalam usaha kami karena ditumpangi dengan pertumbuhan ekonomi tinggi dan minat masyarakat belanja online karena lebih praktis,” kata Achmad Zaky di sela-sela acara Kopdar Komunitas Bukapalak di Fakultas Unair di Surabaya kemarin.
Dia menilai belanja sistem online di Indonesia masih relatif rendah (1%) jika dibandingkan negara lain yang mampu meraih 10% dalam belanja lewat digital tersebut. Masyarakat Indonesia masih belum terbiasa belanja sistem online . Meski demikian, Zaky optimistis kebutuhan belanja online lambat laun akan menjadi tren bagi masyarakat Indonesia nantinya.
”Kebutuhan kita belanja di online masih rendah. Hal itu dikarenakan sebagian masyarakat masih belum paham dan merasa waswas jika terjadi transaksi palsu sehingga belanja sistem ini masih rendah,” paparnya.
Zaky mengakui pihaknya (Bukalapak) selalu menjaga kepercayaan nasabah, untuk itu bisnis yang digeluti sudah mengalami peningkatan nilai transaksi semua jenis barang jika dibandingkan tahun sebelumnya. Hingga Maret 2015, nilai transaksi belanja online - nya mencapai kenaikan 30%.
Sementara untuk nilai transaksinya per hari mencapai Rp2-3 miliar per hari. Kenaikan nilai transaksi disebabkan dengan trennya penjualan batu mulia dan jenis gadget . ”Untuk transaksi batu mulia kami mencatat mengalami kenaikan 2 kali lipat dibandingkan barang lainnya. Sementara transaksi jenis barang gadget mampu meraih angka 30%,” ujar pria yang memiliki situs online dengan pengunjung hampir mencapai 700.000 per hari ini.
Head of Communatication Bukalapak, Yusi H. Obon menambahkan, kehadiran Bukalapak sebenarnya memiliki niat mulia. Situs ini muncul untuk memperdayakan dan menyejahterakan UKM Indonesia sebagai upaya meningkatkan produktivitas UKM supaya bisa bersaing dengan produk luar negeri. Lewat penjualan sistem online ini diharapkan produk UKM di Indonesia akan mampu bersaing.
”Kehadiran kami untuk produk UKM adalah bagian dari misi dan visi kami dalam memasarkan produk. Apalagi jelang kehadiran MEA (pasar bebas) ini produk UKM sudah selayaknya untuk bersaing dengan produk impor. Dengan fokus pada produk UKM ini, kami berharap berbelanja sistem online menjadi tren dan kewajiban bagi masyarakat kota besar nantinya,” katanya.
Dari data yang ada, saat ini ada sekitar 170 UKM yang tergabung menggunakan situs penjualan Bukalapak. Mereka memamerkan produk, kemudian dijual kepada pihak ketiga melewati Bukalapang. Hasil yang dicapai cukup menggembirakan, banyak produk yang dipamerkan laku, bukan saja lokal, tetapi mancanegara.
Arief Ardliyanto
Fenomena ini juga dilakukan PT Bukalapak, salah satu situs perusahaan layanan jualbeli daring (online ). Perusahaan ini memilih model bisnis consumer-to-consumer, setelah merajai Jakarta kali ini mulai membidik Kota Surabaya untuk memperluas jaringan pasar digital. Perusahaan yang berdiri sejak 2010 lalu juga membidik kalangan pelajar atau mahasiswa untuk menjadi seorang wirausaha, khususnya di bidang dunia maya (internet).
Ceo Bukalapak Achmad Zaky mengatakan seiring pertumbuhan ekonomi di setiap daerah khususnya kota besar, kebutuhan belanja sistem online kian banyak diminati oleh masyarakat. Selain membidik kalangan pelajar dan mahasiswa, perusahaan ini juga berkeinginan mempromosikan produk usaha kecil menengah (UKM) dan meningkatkan produksi dalam negeri.
”Selama ini belanja sistem online mulai banyak diminati oleh masyarakat kota besar. Surabaya merupakan peluang besar dalam usaha kami karena ditumpangi dengan pertumbuhan ekonomi tinggi dan minat masyarakat belanja online karena lebih praktis,” kata Achmad Zaky di sela-sela acara Kopdar Komunitas Bukapalak di Fakultas Unair di Surabaya kemarin.
Dia menilai belanja sistem online di Indonesia masih relatif rendah (1%) jika dibandingkan negara lain yang mampu meraih 10% dalam belanja lewat digital tersebut. Masyarakat Indonesia masih belum terbiasa belanja sistem online . Meski demikian, Zaky optimistis kebutuhan belanja online lambat laun akan menjadi tren bagi masyarakat Indonesia nantinya.
”Kebutuhan kita belanja di online masih rendah. Hal itu dikarenakan sebagian masyarakat masih belum paham dan merasa waswas jika terjadi transaksi palsu sehingga belanja sistem ini masih rendah,” paparnya.
Zaky mengakui pihaknya (Bukalapak) selalu menjaga kepercayaan nasabah, untuk itu bisnis yang digeluti sudah mengalami peningkatan nilai transaksi semua jenis barang jika dibandingkan tahun sebelumnya. Hingga Maret 2015, nilai transaksi belanja online - nya mencapai kenaikan 30%.
Sementara untuk nilai transaksinya per hari mencapai Rp2-3 miliar per hari. Kenaikan nilai transaksi disebabkan dengan trennya penjualan batu mulia dan jenis gadget . ”Untuk transaksi batu mulia kami mencatat mengalami kenaikan 2 kali lipat dibandingkan barang lainnya. Sementara transaksi jenis barang gadget mampu meraih angka 30%,” ujar pria yang memiliki situs online dengan pengunjung hampir mencapai 700.000 per hari ini.
Head of Communatication Bukalapak, Yusi H. Obon menambahkan, kehadiran Bukalapak sebenarnya memiliki niat mulia. Situs ini muncul untuk memperdayakan dan menyejahterakan UKM Indonesia sebagai upaya meningkatkan produktivitas UKM supaya bisa bersaing dengan produk luar negeri. Lewat penjualan sistem online ini diharapkan produk UKM di Indonesia akan mampu bersaing.
”Kehadiran kami untuk produk UKM adalah bagian dari misi dan visi kami dalam memasarkan produk. Apalagi jelang kehadiran MEA (pasar bebas) ini produk UKM sudah selayaknya untuk bersaing dengan produk impor. Dengan fokus pada produk UKM ini, kami berharap berbelanja sistem online menjadi tren dan kewajiban bagi masyarakat kota besar nantinya,” katanya.
Dari data yang ada, saat ini ada sekitar 170 UKM yang tergabung menggunakan situs penjualan Bukalapak. Mereka memamerkan produk, kemudian dijual kepada pihak ketiga melewati Bukalapang. Hasil yang dicapai cukup menggembirakan, banyak produk yang dipamerkan laku, bukan saja lokal, tetapi mancanegara.
Arief Ardliyanto
(ftr)