Jalan Wisata Trowulan Rusak Parah

Kamis, 09 April 2015 - 10:11 WIB
Jalan Wisata Trowulan...
Jalan Wisata Trowulan Rusak Parah
A A A
MOJOKERTO - Wisatawan yang hendak mengunjungi sejumlah situs peninggalan Kerajaan Majapahit di Trowulan harus pandai-pandai dalam memilih jalur. Pasalnya, terdapat jalur yang rusak parah dan sangat tidak nyaman untuk dilalui.

Salah satu jalur menuju situs Trowulan yang rusak parah berada di jalur utara melintasi Desa Tawangsari, Wonorejo, dan Kejagan di Kecamatan Trowulan. Di jalur ini, kondisi jalannya rusak berat. Bahkan, di salah satu titik, tepatnya di Desa Tawangsari, terdapat kubangan di tengah jalan dengan diameter cukup lebar dan dalam. Bahkan, tidak jarang kecelakaan lalu lintas terjadi di jalur ini.

Jalur tersebut menjadi jalur utama menuju situs peninggalan Majapahit, yakni Candi Brahu dan candi-candi lainnya di Desa Bejijong. Desa ini sendiri juga kerap menjadi tujuan wisatawan. Selain bangunan peninggalan Majapahit, sentra kerajinan cor kuningan di desa ini juga menjadi tujuan wisata. Jalur itu juga dilalui wisatawan yang akan mengunjungi patung Budha tidur di Maha Vihara Mojapahit.

Sayang, kendati jalur ini tidak layak lintas, belum ada upaya pemerintah daerah untuk melakukan perbaikan. Padahal, selama empat tahun ini, Pemkab Mojokerto getol membangun infrastruktur jalan. Jalur ini luput dari perbaikan, kendati lama dikeluhkan pengguna jalan. ”Setahun lebih jalan ini rusak parah. Pernah kami tanami pohon pisang,” kata Karsono, warga Desa Tawangsari kemarin.

Kemarin siang, salah satu titikjalandidesainimacet. Halitu lantaran kondisi jalan yang penuh kubangan. Tak hanya pengendara roda dua, sejumlah mobil juga sulit melintasi jalur ini. Tampak sebuah truk berhen-ti menurunkan material pecahan batu untuk menutup kubangan yang sering memakan korban. ”Itu (pecahan batu) bukan dari pemerintah. Sumbangan warga desa lain,” ungkap Kartono.

Dia bersyukur karena ada warga desa lain bernama Amari turut peduli dengan kondisi jalan raya yang rusak parah. Menurut dia, kerusakan ini sebenarnya telah berulang kali disampaikan kepada aparat desa setempat untuk dilanjutkan ke Pemkab Mojokerto. ”Justru yang tanggap warga sendiri, dari pemerintah belum dilakukan perbaikan, meski kondisi jalan memprihatinkan,” katanya.

Kartono mengatakan, bantuan pecahan batu untuk menguruk kubangan di tengah jalan itu hanya bisa menjadi solusi sementara. Sebab, hasil pengurukan tidak akan sehalus aspal. Namun, ini solusi sementara yang diambil karena memang belum ada kepastian perbaikan jalan dari Pemkab Mojokerto. ”Daripada tidak sama sekali, ini sudah cukup membantu, seharusnya pemerintah tanggap,” ujarnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Mojokerto Zaenal Abidin belum bisa dihubungi terkait masalah ini. Beberapa kali dihubungi melalui telepon selulernya, terdengar nada tidak aktif. ”Itu pernah saya tanyakan. Kelihatannya tahun ini akan ada perbaikan di jalur itu,” ujar Kabag Humas dan Protokol Setda Mojokerto Alfiyah Ernawati kemarin.

Hanya, Erna tidak menjelaskan detail rencana perbaikan jalan tersebut. Anggota Badan Anggaran DPRD Kabupaten Mojokerto Kuniawan Eka Nugraha mengatakan, seharusnya Pemkab Mojokerto jeli dalam memilih skala prioritas pembangunan dan perbaikan jalan, terutama di jalur- jalur penting untuk menunjang ekonomi dan pariwisata.

”Kalau jalur menuju lokasi wisata rusak, tentu saja ini salah besar, harusnya didahulukan,” kata Eka. Politikus PKS ini mendesak pihak eksekutif lebih serius dalam melakukan perencanaan pembangunan. Terkait keterbatasan anggaran, Eka meminta pihak eksekutif pandai-pandai dalam menentukan skala prioritas pembangunan. ”Jangan yang tidak terlalu penting didahulukan, sementara yang penting justru dilupakan,” ujar dia.

Tritus julan
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1105 seconds (0.1#10.140)