Suap Laga Persebaya Terbongkar

Kamis, 09 April 2015 - 10:05 WIB
Suap Laga Persebaya Terbongkar
Suap Laga Persebaya Terbongkar
A A A
SURABAYA - Percobaan Suap laga Persebaya versus Pusamania Borneo FC (PBFC) tadi malam, menggemparkan kompetisi sepak bola Qatar National Bank (QNB) League 2015.

Kasus ini dibongkar manajemen Pusamania Borneo FC (PBFC) setelah menangkap basah Johan Ibo. Ibo adalah mantan pemain sepak bola yang pernah menjadi pilar Pelita Jaya dan Persebaya. Menurut informasi yang diperoleh, Rabu (8/4), penyuapan yang diduga dilakukan Ibo terhadap tiga pemain PBFC ini agar mengalah saat sowan ke markas Persebaya Surabaya yang berakhir dengan skor 1-1.

Kasus percobaan penyuapan ini terbongkar berkat laporan Manajer Borneo FC, Danri Dauri. Awalnya, Johan Ibo mengirimkan pesan pendek kepada empat pemain Borneo FC, Senin (6/4). Dua di antaranya Ercik Weeks dan Okto Maniani. Para pemain Pusam Borneo FC ini diminta memberikan kemenangan kepada Persebaya.

Tidak sekadar mengirimkan pesan, Selasa (7/4) sore, Johan juga mendatangi langsung tiga pemain itu di Hotel Inna Simpang tempat Borneo FC menginap. Karena berstatus sebagai mantan pemain sepak bola, manajemen tidak menduga jika Johan Ibo hendak menyuap. Namun, dua dari tiga pemain yang coba disuap akhirnya melapor ke manajemen.

Kemudian dirancanglah sebuah perangkap memancing pemain asal Papua ini. Pertemuan tahap kedua dilakukan di restoran cepat saji, Mc Donald di Jalan Basuki Rahmat tak jauh dari Inna Simpang, Surabaya. Pada Selasa (7/4) pukul 21.00 WIB, Johan Ibo datang ditemani pemain asing asal Mali bernama Sylla Mbamba. Sementara beberapa ofisial dan pemain Pusam Borneo sudah menanti.

Sempat terjadi adu mulut hingga adu pukul karena Johan Ibo melawan saat diinterogasi pengurus Borneo. Namun, karena kalah jumlah, Johan tak berkutik. Sementara Mbamba kabur. Setelah sempat dibawa ke Inna Simpang, akhirnya manajemen Borneo membawa ke Mapolsek Gubeng dan hingga kemarin dilimpahkan ke Polrestabes Surabaya.

“Tidak ada pengurus Persebaya yang terlibat, dia mengaku suruhan bandar judi,” ujar Manajer Pusam Borneo, Danri Dauri. Kasubag Humas Polrestabes Surabaya Kompol Widjanarko membenarkan penangkapan Ibo. “Inisial Ib ini diduga akan melakukan penyuapan terhadap salah satu klub sepak bola yang akan bertanding di Surabaya,” kata Widjanarko.

Di depan wartawan, Johan Ibo mengaku suruhan bandar judi berinisial H asal Mojokerto. “Saya akan bongkar semua, saya hanya dijebak,” ujar Johan Ibo yang mengaku baru pertama kali melakukan percobaan penyuapan kepada pemain. Sementara salah satu mantan ofisial beberapa tim di Jatim Heri Sur yang dikaitkaitkan dengan inisial H oleh Johan Ibo mengaku langsung mendatangi Polrestabes Surabaya. “Saya langsung datang malam kemarin dan ketemu Johan Ibo.

Saya tanya apa saya yang menyuruh, dia jawab tidak. Yang menyuruhnya Heri Jo dari Mojekerto, bukan saya. Mohon diluruskan,” ujarnya yang mengaku sudah tidak aktif di sepak bola ini. Manajer Persebaya Harry “Gendhar” Ruswanto menegaskan, manajemen Persebaya tidak terlibat sama sekali, meskipun kasus itu menyangkut pertandingan antara Persebaya melawan Pusam Borneo FC dalam QNBL yang digelar di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) tadi malam.

“Saya tidak bisa komentar. Tidak ada hubungan dengan Persebaya, dia bukan pemain kami,” ujarnya. Ditegaskan Gendhar, dalam mengejar kemenangan, Persebaya selalu mengandalkan kemampuan para pemain di lapangan. “Kami ingin meraih kemenangan tapi dengan cara yang benar. Kami minta aparat kepolisian mengusut kasus itu biar terbongkar semuanya,” ujarnya.

Terkait kasus penyuapan kepada sejumlah pemain Pusam Borneo FC yang dilakukan mantan pemain Persebaya IPL dan Arema IPL, Johan Ibo sebelum pertandingan digelar, CEO Persebaya Gede Widiade mengatakan, jika Persebaya juga mengalami kondisi sama. “Persebaya juga sama, penyuap juga mendekati pemain Persebaya. Tapi tidak kami ekspos, sudah kami laporkan polisi,” ujarnya.

Kemenpora Sudah Mencium Ada Pengaturan Skor

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melalui Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Gatot Dewa Broto mengaku tidak terkejut dengan peristiwa penangkapan Ibo terkait dugaan menyuap tiga pemain PBFC jelang laga kontra Persebaya. Pemerintah memang sudah mencium ada praktik pengaturan skor (match fixing ) di kompetisi sepak bola Tanah Air.

Karena itu, Kemenpora membentuk Tim Sembilan untuk menata profesionalisme kompetisi sepak bola di Indonesia. Tim juga sempat menggali informasi dari Alvero Septiawan, mahasiswa pascasarjana Universitas Indonesia yang meneliti tentang match fixing di Indonesia.

Tidak hanya menggali informasi dari Alvero, Gatot menjelaskan bahwa Tim Sembilan bahkan pernah mendatangkan informan seorang whistle blower sebagai upaya mendalami praktik match fixing di Indonesia. Atas permintaan informan itu, hingga kini Tim Sembilan terus merahasiakan identitas sang pelapor.

“Kemenpora akan memonitori terus perkembangan kasus ini dan menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada pihak kepolisian,” kata Gatot. Gatot yang juga bagian dari Tim Sembilan akan fokus menggali informasi lebih dalam terkait praktik pengaturan skor menyusul mencuatnya kasus Ibo.

Dia berjanji timnya akan terus berupaya memberantas praktik judi bola yang menurut dia sudah mendunia. “Ini (pengaturan skor) sebetulnya kan tidak hanya terjadi di Indonesia, maka kami ingin sepak bola Indonesia tidak makin terjerumus dalam praktik match fixing ,” katanya.

Persebaya Ditahan Imbang

Dibayangi kasus penyuapan, Persebaya gagal mengaman-kan poin penuh di kandang sendiri setelah ditahan imbang Pusam Borneo FC United 1-1 di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), tadi malam. Bahkan, Persebaya nyaris tumbang sebelum diselamatkan striker Persebaya Emile Berthand Mbamba yang mencetak gol pada masa injury time babak kedua, tepatnya menit ke-94.

Sebelumnya, Persebaya tertinggal lebih setelah gawang Persebaya yang dikawal Jendri Pitoy bobol lewat tendangan Srdjan Lopicic menit ke-68. Pada awal pertandingan, Pusam Borneo FC langsung tampil menggebrak. Tercatat dalam 10 menit pertama, anak asuh Arcan Iurie sudah melakukan tiga tendangan membahayakan gawang Persebaya.

Salah satunya dari tendangan keras Erick Weeks Lewis di area kotak penalti pada menit ke-6. Peluang yang nyaris berujung gol. Selama tertekan nyaris 20 menit, Persebaya mencoba mulai bangkit. Tendangan ke arah gawang Pusam baru tercipta pada menit ke-31 melalui free kick Hargianto. Namun, tendangannya masih mampu ditepis kiper Galih Sudaryono.

Pada sepuluh menit terakhir babak pertama, Persebaya ganti menguasai pertandingan, tapi tak ada satu pun gol tercipta. Pada babak kedua, Persebaya memasukkan Rudi Widodo menggantikan Ilham Udin Armaiyn menit ke-55. Namun, memasukan pemain bertipikal menyerang tidak banyak mengubah keadaan. Bahkan, tempo lebih menurun dibandingkan dengan babak pertama.

Justru Pusam Borneo yang tampil tanpa striker murni berhasil mencetak gol lebih dulu pada menit ke-68. Berawal dari umpan silang Erick Weeks Lewis disambut sontekan Srdjan Lopicic yang juga sempat membela Persebaya ketika masih berada di Divisi Utama. Ketinggalan satu gol, membuat Persebaya panik. Bintang muda, Evan Dimas yang sebenarnya belum dalam kondisi fit pascacedera saat memperkuat timnas dimasukkan menggantikan Hargianto.

Masuknya Evan Dimas langsung membawa perubahan. Pada menit ke- 73, eksekusi tendangan sudut Evan Dimas berhasil disambar Firly Apriansyah, namun bola masih berhasil ditepis Galih. Tidak juga membuat gol, Persebaya kembali memasukan pemain bertipikal menyerang, yakni Fandi Eko Utomo.

Namun, rapatnya barisan pertahanan Pusam membuat serangan Persebaya selalu mental. Kemenangan Pusam Borneo F sudah di depan mata akhirnya sirna setelah pada menit ke- 90+4 tandukan Emilie Mbamba tak bisa diselamatkan Galih.

Rachmad tomy/ lutfi yuhandi/ sindonews
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6309 seconds (0.1#10.140)