ABG Batam Diculik, Satu Kabur Tiga Masih Disekap
A
A
A
BATAM - Sv (14) anak baru gede (ABG) warga Bengkong Indah II RT4/RW01, Kelurahan Sadai menjadi korban penculikan sejak Selasa 7 April dan baru berhasil melarikan diri pada Rabu (8/4/2015) pukul 18.00 WIB.
Informasi yang diperoleh, kejadiannya saat itu dia sedang berjalan pulang dari Bengkong Mahkota melalui jembatan dekat Masjid LDI Bengkong Bawah.
Di situlah tiba-tiba pelaku yang menggunakan mobil berhenti lalu menyekap dan memasukkannya ke dalam mobil.
Korban tersadar sudah berada di dalam gubuk yang berada disekitar tempat pemakaman umum (TPU) Seipanas.
Selama disekap, korban berusahan ingin melarikan diri. Dengan bantuan gunting kuku, dia berhasil memotong pengikat tangannya.
Setelah dia lepas, dia melihat ada tiga orang korban seumurannya lagi. Dia mengajak korban lainnya supaya pergi.
Namun, tiga orang korban itu tak mau pergi karena ketakutan. Tidak berlama-lama, dia pergi meninggalkan gubuk yang berada di tengah hutan itu. Kemudian, menyisiri hutan sambil ketakutan.
Dalam perjalanannya dia keluar dari hutan, korban langsung memanggil ojek yang mengantarnya pulang.
Ayah kandung korban, Martis mengatakan, sudah panik dan pasrah mencari keberadaan korban ke mana-mana.
Namun, tak menemukannya. Beruntung dia bisa lolos dari jeratan para pelaku yang diketahui berciri-ciri rambut kriting dengan mengenakan cadar. "Saya sudah putus asa, saya sudah pasrah mencari ke mana-mana," kata Martis.
Dia menduga anakanya itu sudah dibius pelaku. Selama penculikan korban tidak sadarkan diri. Sampai saat ini korban masih merasa pusing dan lunglai setelah kabur.
Dia menakutkan anaknya menjadi korban traffiking seperti yang sudah-sudah. Apalagi anaknya masih kelas delapan di SMPN 30 Batam. "Takutnya mau dijual atau traffiking," katanya.
Martis menyampaikan kalau anaknya berhasil kabur setelah berlari ketakutan melewati hutan-hutan.
Dia merasa bersyukur setelah anaknya sampai di rumahnya. Meski anaknya sampai ke rumah dengan keadaan lesu dan lunglai.
"Dia lari ketakutan, dekat kuburan hutan-hutan. Sampai di rumah saat magrib, datang-datang sudah lesu," timpalnya di Polsek Bengkong.
Ketua RT Hendra mengatakan, dari penuturan korban dia dibawa ke dalam mobil. Namun, setalah sadar dia berusah kabur dengan lompat dari jendela.
Korban hanya tahu sudah di Simpang Kuda. Kemudian, dia langsung membawa korban ke Mapolsek Bengkong untuk melaporkan kejadian ini. "Tahunya keluar di simpang Kuda. Dia naik ojek pulang ke rumah," ujar Hendra.
Dia mengatakan, pelakunya pakai cadar dengan tiga orang pelaku. Dia tidak merasa sakit apa-apa, cuma linglung sampai sekarang.
Kapolsek Bengkong AKP Syamsurizal A mengatakan, kasusnya masih didalami. Dari penjelasan korban dia sempat dibius pelaku. "Lagi digali dulu dan didalami. Korban belum bisa dimintai keterangan," tandasnya.
Informasi yang diperoleh, kejadiannya saat itu dia sedang berjalan pulang dari Bengkong Mahkota melalui jembatan dekat Masjid LDI Bengkong Bawah.
Di situlah tiba-tiba pelaku yang menggunakan mobil berhenti lalu menyekap dan memasukkannya ke dalam mobil.
Korban tersadar sudah berada di dalam gubuk yang berada disekitar tempat pemakaman umum (TPU) Seipanas.
Selama disekap, korban berusahan ingin melarikan diri. Dengan bantuan gunting kuku, dia berhasil memotong pengikat tangannya.
Setelah dia lepas, dia melihat ada tiga orang korban seumurannya lagi. Dia mengajak korban lainnya supaya pergi.
Namun, tiga orang korban itu tak mau pergi karena ketakutan. Tidak berlama-lama, dia pergi meninggalkan gubuk yang berada di tengah hutan itu. Kemudian, menyisiri hutan sambil ketakutan.
Dalam perjalanannya dia keluar dari hutan, korban langsung memanggil ojek yang mengantarnya pulang.
Ayah kandung korban, Martis mengatakan, sudah panik dan pasrah mencari keberadaan korban ke mana-mana.
Namun, tak menemukannya. Beruntung dia bisa lolos dari jeratan para pelaku yang diketahui berciri-ciri rambut kriting dengan mengenakan cadar. "Saya sudah putus asa, saya sudah pasrah mencari ke mana-mana," kata Martis.
Dia menduga anakanya itu sudah dibius pelaku. Selama penculikan korban tidak sadarkan diri. Sampai saat ini korban masih merasa pusing dan lunglai setelah kabur.
Dia menakutkan anaknya menjadi korban traffiking seperti yang sudah-sudah. Apalagi anaknya masih kelas delapan di SMPN 30 Batam. "Takutnya mau dijual atau traffiking," katanya.
Martis menyampaikan kalau anaknya berhasil kabur setelah berlari ketakutan melewati hutan-hutan.
Dia merasa bersyukur setelah anaknya sampai di rumahnya. Meski anaknya sampai ke rumah dengan keadaan lesu dan lunglai.
"Dia lari ketakutan, dekat kuburan hutan-hutan. Sampai di rumah saat magrib, datang-datang sudah lesu," timpalnya di Polsek Bengkong.
Ketua RT Hendra mengatakan, dari penuturan korban dia dibawa ke dalam mobil. Namun, setalah sadar dia berusah kabur dengan lompat dari jendela.
Korban hanya tahu sudah di Simpang Kuda. Kemudian, dia langsung membawa korban ke Mapolsek Bengkong untuk melaporkan kejadian ini. "Tahunya keluar di simpang Kuda. Dia naik ojek pulang ke rumah," ujar Hendra.
Dia mengatakan, pelakunya pakai cadar dengan tiga orang pelaku. Dia tidak merasa sakit apa-apa, cuma linglung sampai sekarang.
Kapolsek Bengkong AKP Syamsurizal A mengatakan, kasusnya masih didalami. Dari penjelasan korban dia sempat dibius pelaku. "Lagi digali dulu dan didalami. Korban belum bisa dimintai keterangan," tandasnya.
(sms)