Gangguan Laring Bisa Mengancam Jiwa
A
A
A
SURABAYA - Sakit gigi tidak boleh disepelekan. Sakit ini bisa jadi karena ada infeksi gigi yang menyerang sehingga timbul rasa sakit. Jika infeksi sudah muncul nanah, bisa merembet pada gangguan jalan napas di area laring atau pita suara di tenggorokan.
Apabila jalan napas ini terhambat, maka infeksi tersebut juga bisa mengancam jiwa mengingat jalan napas tertutup oleh nanah yang membengkak. Namun, keadaan ini bisa dicegah jika penderitanya cepat tanggap terhadap sakit infeksi yang dialaminya.
Dengan begitu bisa langsung mendapat penangan khusus, misalnya, membuatkan jalan napas, seperti trakeotomi atau membuat lubang sebagai jalan napas. Menurut dokter spesialis THT-KL dari RSUD dr. Soetomo, dr. Achmad C. Romdhoni, SpTHT-KL(K), infeksi gigi merupakan ancaman paling berbahaya jika mengganggu jalan napas jika sampai menutup area laring.
Kebanyakan penderita infeksi gigi yang sampai bernanah harus dioperasi untuk mengeluarkan nanah itu supaya jalan napas kembali normal. Meski bukan kasus penyakit yang terlalu berat, tetapi pada 2014 terjadi 41 kasus dan sekitar 4 orang meninggal karena infeksi gigi yang dialaminya. “Kalau penanganannya lambat, risiko paling fatal memang meninggal.
Karena orang kalau sakit gigi kadang justru tidak dirasa, ketika sakit giginya dikira sudah sembuh padahal di bawah gigi justru muncul nanah yang bisa jadi merusak saraf sehingga tidak terasa sakit. Oleh karena itu, jika sakit gigi harus segera diperiksakan,” kata dr. Romdhoni. Beberapa gangguan lain laring tidak hanya terjadi pada organ di area mulut, tetapi bisa juga terjadi akibat trauma yang disebabkan terjatuh atau kecelakaan sehingga membuat tulang rawan di leher mengalami memar.
Selain itu, kelainan bawaan pada laring juga harus diwaspadai dan orang tua juga harus tanggap. Contohnya, bayi yang tidurnya ngorok adalah pertanda tidak bagus. Sebab bisa jadi kondisinya paru-parunya tidak normal karena laring sebagai jalan napasnya terhambat sesuatu. Kelainan bawaan lainnya kemungkinan bentuk tulang rawan di leher hanya lurus saja, padahal model tulang rawan pada umumnya sedikit berbelok.
“Semua gangguan pada laring yang akhirnya mengganggu pernapasan ini, pada tahun 2014 angka kasusnya antara 120-150 pasien. Tapi gangguan yang paling berbahaya adalah infeksi karena kumannya sangat kuat, kadang bisa menyebar ke seluruh tubuh jika terlambat ditangani,” kata dr. Romdhoni. Meski penanganan terhadap kasus-kasus pada gangguan laring saat ini sudah semakin banyak, tetapi belum semua dokter paham cara menagani pasien dengan tepat.
Untuk menyosialisasikan penanganan gangguan itu, Departemen/ SMF Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Bedah Kepala dan Leher Fakultas Kedokteran Unair dan RSUD. Dr. Soetomo bekerja sama dengan organisasi profesi PERHATI-KL Cabang Jawa Timur menggelar workshop , demo operasi, dan diseksi kadaver, dengan topik update management on pharyngolaryeal diseases . Kegiatan itu dilaksanakan pada 18-20 April di Hotel Sheraton Surabaya.
Mamik wijayanti
Apabila jalan napas ini terhambat, maka infeksi tersebut juga bisa mengancam jiwa mengingat jalan napas tertutup oleh nanah yang membengkak. Namun, keadaan ini bisa dicegah jika penderitanya cepat tanggap terhadap sakit infeksi yang dialaminya.
Dengan begitu bisa langsung mendapat penangan khusus, misalnya, membuatkan jalan napas, seperti trakeotomi atau membuat lubang sebagai jalan napas. Menurut dokter spesialis THT-KL dari RSUD dr. Soetomo, dr. Achmad C. Romdhoni, SpTHT-KL(K), infeksi gigi merupakan ancaman paling berbahaya jika mengganggu jalan napas jika sampai menutup area laring.
Kebanyakan penderita infeksi gigi yang sampai bernanah harus dioperasi untuk mengeluarkan nanah itu supaya jalan napas kembali normal. Meski bukan kasus penyakit yang terlalu berat, tetapi pada 2014 terjadi 41 kasus dan sekitar 4 orang meninggal karena infeksi gigi yang dialaminya. “Kalau penanganannya lambat, risiko paling fatal memang meninggal.
Karena orang kalau sakit gigi kadang justru tidak dirasa, ketika sakit giginya dikira sudah sembuh padahal di bawah gigi justru muncul nanah yang bisa jadi merusak saraf sehingga tidak terasa sakit. Oleh karena itu, jika sakit gigi harus segera diperiksakan,” kata dr. Romdhoni. Beberapa gangguan lain laring tidak hanya terjadi pada organ di area mulut, tetapi bisa juga terjadi akibat trauma yang disebabkan terjatuh atau kecelakaan sehingga membuat tulang rawan di leher mengalami memar.
Selain itu, kelainan bawaan pada laring juga harus diwaspadai dan orang tua juga harus tanggap. Contohnya, bayi yang tidurnya ngorok adalah pertanda tidak bagus. Sebab bisa jadi kondisinya paru-parunya tidak normal karena laring sebagai jalan napasnya terhambat sesuatu. Kelainan bawaan lainnya kemungkinan bentuk tulang rawan di leher hanya lurus saja, padahal model tulang rawan pada umumnya sedikit berbelok.
“Semua gangguan pada laring yang akhirnya mengganggu pernapasan ini, pada tahun 2014 angka kasusnya antara 120-150 pasien. Tapi gangguan yang paling berbahaya adalah infeksi karena kumannya sangat kuat, kadang bisa menyebar ke seluruh tubuh jika terlambat ditangani,” kata dr. Romdhoni. Meski penanganan terhadap kasus-kasus pada gangguan laring saat ini sudah semakin banyak, tetapi belum semua dokter paham cara menagani pasien dengan tepat.
Untuk menyosialisasikan penanganan gangguan itu, Departemen/ SMF Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Bedah Kepala dan Leher Fakultas Kedokteran Unair dan RSUD. Dr. Soetomo bekerja sama dengan organisasi profesi PERHATI-KL Cabang Jawa Timur menggelar workshop , demo operasi, dan diseksi kadaver, dengan topik update management on pharyngolaryeal diseases . Kegiatan itu dilaksanakan pada 18-20 April di Hotel Sheraton Surabaya.
Mamik wijayanti
(bbg)