Cari Solusi Penyebab Atlet Kalah
A
A
A
Rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya Dr Sukardiono tidak hanya berkutat dengan seabrek kegiatan di bidang akademik. Orang nomor satu di kampus yang berlokasi di kawasan Kalijudan ini diam-diam juga mendalami stamina atlet, terutama yang muncul dari mahasiswanya.
Kini atlet di luar lembaga pendidikan yang dipimpin ini menjadi fokusnya. Ini membuat mereka yang tahu kaget. Maklum, pria kelahiran Jombang, 18 Desember 1968, ini berlatar belakang keilmuan kedokteran karena merupakan salah satu alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair).
Konsentrasinya pada atlet membuat pria berkacamata minus ini harus rela bolak-balik ke Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Surabaya, bahkan Jawa Timur. Tujuannya, untuk berkonsultasi soal stamina atlet-atlet Surabaya. ”Saya suka memerhatikan dan menganalisis atlet-atlet Indonesia. Kenapa kok mesti sering kalah di lapangan,” kata Sukardiono.
Fakta ini yang membuat Sukardiono penasaran. Ini yang juga melatarbelakanginya meneruskan studi doktornya ke Pendidikan Olahraga. Karena itu, ini menjadi awal bagi Sukardiono untuk fokus menelusuri langsung penyebab para atlet Indonesia selalu kalah dan kelelahan di lapangan. ”Atlet Indonesia ini sangat mudah kelelahan karena adanya penumpukan asam laktat,” ucap alumnus FK Unair 1998 ini.
Asam laktat ini terbentuk dari sisa metabolisme yang menumpuk di jaringan otot. Penumpukan asam laktat inilah yang akhirnya membuat seseorang mudah kelelahan dan otomatis ketika bertanding akan menimbulkan kelelahan di lapangan. Dia lantas konsentrasi mencari solusi.
Untuk mengurangi kinerja asam laktat di otot, bisa digunakan kristal sodium bikarbonat. Kristal-kristal ini bisa memperlambat proses kinerja asam laktat pada tubuh atlet. ”Sebenarnya banyak yang sudah menggunakan kristal ini, cuma persentasenya tidak maksimal. Untuk penggunaan maksimal, kristal sodium bikarbonat ini digunakan 300 ml dikalikan berat badan atlet,” sebut aktivis Muhammadiyah ini.
Dia lalu mencontohkan, jika berat badan atlet 50 kg, harus mengonsumsi kristal sebanyak 1.500 ml. ”Baru hasilnya maksimal, kalau kurang, biasanya akan mudah kelelahan,” ungkapnya. Meski demikian, dia mengingatkan, latihan disiplin di kalangan atlet juga memengaruhi kemenangannya di lapangan.
Soeprayitno
Surabaya
Kini atlet di luar lembaga pendidikan yang dipimpin ini menjadi fokusnya. Ini membuat mereka yang tahu kaget. Maklum, pria kelahiran Jombang, 18 Desember 1968, ini berlatar belakang keilmuan kedokteran karena merupakan salah satu alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair).
Konsentrasinya pada atlet membuat pria berkacamata minus ini harus rela bolak-balik ke Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Surabaya, bahkan Jawa Timur. Tujuannya, untuk berkonsultasi soal stamina atlet-atlet Surabaya. ”Saya suka memerhatikan dan menganalisis atlet-atlet Indonesia. Kenapa kok mesti sering kalah di lapangan,” kata Sukardiono.
Fakta ini yang membuat Sukardiono penasaran. Ini yang juga melatarbelakanginya meneruskan studi doktornya ke Pendidikan Olahraga. Karena itu, ini menjadi awal bagi Sukardiono untuk fokus menelusuri langsung penyebab para atlet Indonesia selalu kalah dan kelelahan di lapangan. ”Atlet Indonesia ini sangat mudah kelelahan karena adanya penumpukan asam laktat,” ucap alumnus FK Unair 1998 ini.
Asam laktat ini terbentuk dari sisa metabolisme yang menumpuk di jaringan otot. Penumpukan asam laktat inilah yang akhirnya membuat seseorang mudah kelelahan dan otomatis ketika bertanding akan menimbulkan kelelahan di lapangan. Dia lantas konsentrasi mencari solusi.
Untuk mengurangi kinerja asam laktat di otot, bisa digunakan kristal sodium bikarbonat. Kristal-kristal ini bisa memperlambat proses kinerja asam laktat pada tubuh atlet. ”Sebenarnya banyak yang sudah menggunakan kristal ini, cuma persentasenya tidak maksimal. Untuk penggunaan maksimal, kristal sodium bikarbonat ini digunakan 300 ml dikalikan berat badan atlet,” sebut aktivis Muhammadiyah ini.
Dia lalu mencontohkan, jika berat badan atlet 50 kg, harus mengonsumsi kristal sebanyak 1.500 ml. ”Baru hasilnya maksimal, kalau kurang, biasanya akan mudah kelelahan,” ungkapnya. Meski demikian, dia mengingatkan, latihan disiplin di kalangan atlet juga memengaruhi kemenangannya di lapangan.
Soeprayitno
Surabaya
(bbg)