9 Desa Diterjang Banjir

Minggu, 05 April 2015 - 10:05 WIB
9 Desa Diterjang Banjir
9 Desa Diterjang Banjir
A A A
PASURUAN - Curah hujan tinggi di kawasan lereng pegunungan Tengger mengakibatkan bencana banjir bandang dan tanah longsor. Banjir bandang yang disertai lumpur ini menerjang ribuan rumah di kawasan hilir Kabupaten dan Kota Pasuruan.

Akibat banjir lumpur ini, sedikitnya 24 rumah yang berada disekitar daerah aliran sungai (DAS) Petung rusak berat dan ringan. Endapan lumpur ini juga menimbun ratusan hektare areal sawah yang siap panen. Berdasar data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan, menyebutkan, bencana tanah longsor terjadi di lima desa di tiga kecamatan, yakni Tosari, Tutur, dan Puspo.

Sementara bencana banjir bandang disertai lumpur menimpa sembilan desa di empat kecamatan yakni Pasrepan, Kejayan, Gondangwetan, dan Rejoso. Banjir lumpur ini juga berimbas di kawasan hilir di Kelurahan Bakalan dan Blandongan, Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan. Ribuan warga yang rumahnya diterjang banjir lumpur terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.

“Kami telah menyiapkan posko pengungsi dan dapur umum di lokasi yang aman. Namun ada sebagian warga masih bertahan di rumahnya,” kata Triono, relawan BPBD Kota Pasuruan. Banjir bercampur lumpur yang meluber hingga ke ruas jalur Pantura ini mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas. Para pengendara harus berjalan lambat karena jalanan licin.

Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Pasuruan Bakti Jati Permana menghimbau warga yang bermukim di sekitar DAS untuk waspada terhadap ancaman bencana alam. Pihaknya bersama masyarakat juga telah menggelar kerja bakti membantu memperbaiki rumah warga yang rusak. “Kami bersama warga melakukan kerja bakti membersihkan sisa lumpur yang menggenangi rumah. Kami juga telah menyediakan bantuan air bersih dan sembako untuk keperluan warga yang menjadi korban banjir dan longsor,” kata Bakti Jati Permana.

Puluhan rumah di Desa Waruk Tengah, Kecamatan Pangkur, Kabupaten Ngawi, terendam banjir akibat luapan Sungai Bengawan Madiun yang melintasi kawasan sekitar. Warga setempat, Kardi, mengatakan ketinggian air Bengawan Madiun sudah meningkat sejak Sabtu dini hari diduga wilayah Ponorogo dan Madiun hujan deras semalaman sehingga debit air sungai tersebut naik signifikan.

“Air sungai mulai meluap ke jalan dan persawahan pada dini hari tadi dan terus meluas hingga masuk rumah pada pagi tadi. Warga sudah berjaga-jaga sejak semalam,” ujar Kardi. Ketinggian air di jalanan desa mencapai 40–50 sentimeter atau setengah meter. Sementara di dalam rumah mencapai 30 sentimeter. Diperkirakan terdapat 40 rumah warga di Desa Waruk Tengah yang terendam banjir.

Meski air telah masuk ke dalam rumah, warga memilih bertahan di rumah masing- masing. Mereka belum bersedia mengungsi karena menilai banjir akan surut pada sore nanti. Selain itu, perangkat desa setempat juga belum meminta warga mengungsi ke tempat saudara ataupun kantor desa yang dianggap kering dan aman.

“Masih di rumah saja sambil menjaga perabotan rumah tangga untuk disimpan di tempat yang lebih tinggi. Jagajaga jika air tambah tinggi,” kata warga lainnya, Warti. BPBD Kabupaten Ngawi mencatat, selain Bengawan Madiun yang meluap, Bengawan Solo yang melintasi daerah Kabupaten Ngawi debit airnya juga meningkat.

Arie yoenianto/ant
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5944 seconds (0.1#10.140)