TNI Terlibat Narkoba Dipecat
A
A
A
SURABAYA - Panglima Daerah Militer (Pangdam) V/Brawijaya Mayor Jenderal TNI Eko Wiratmoko akan memecat prajurit yang terlibat penggunaan narkotika dan obat-obatan berbahaya (narkoba).
”Kalau ada prajurit terlibat narkoba, apalagi termasuk dalam jaringan pengedar, maka tidak ada hukuman lain, kecuali dipecat dari kesatuan,” ujarnya di Makodam V/Brawijaya di Surabaya, kemarin. Pada tahun ini, pihaknya mengaku belum menerima laporan terkait ada prajurit yang terlibat narkoba, baik sebagai pengguna maupun pengedar.
Jenderal bintang dua itu berharap tidak ada prajuritnya ikut terlibat narkoba dalam bentuk apa pun demi menjaga kepercayaan masyarakat. Selain itu, kata dia, TNI AD akan berupaya ikut mengungkap kejahatan narkoba dengan menangkap pelaku yang diketahui terlibat. ”Kami sudah melakukannya di Bangkalan dan Sampang, Madura. Prajurit ikut membekuk pelaku peredaran narkoba, kemudian menyerahkannya ke polisi untuk diproses lebih lanjut,” katanya.
Terkait digelarnya tes urine, Pangdam V/Brawijaya berharap semua jajarannya melaksanakan, meskipun tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Seperti yang sudah dilakukan di Markas Korem 084/Bhaskara Jaya bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Sidoarjo, Senin (30/3) lalu. Tes urine tersebut diikuti 100 anggota terdiri atas perwira, bintara, dan tamtama Korem 084/BJ sebagai bentuk pengecekan sejauh mana pengaruh perkembangan peredaran narkoba yang semakin marak di luar terhadap anggota.
Dalam pelaksanaan tes urine di Sidoarjo itu diharapkan dapat terdeteksi keterlibatan anggota pada penyalahgunaan narkoba, sekaligus mencegah anggota tidak sampai kecanduan. ”Kami imbau yang lain juga menggelar tes urine serupa. Jangan takut dites kalau memang tidak memakai. Ini juga sebagai bentuk upaya pencegahan efektif agar anggota tidak berani mencoba-coba dan terlibat dalam penyalahgunaan narkoba,” ucap Pangdam.
Dalam kasus lain, Kodam V/Brawijaya berhasil mengungkap kasus pupuk palsu maupun oplosan bersubsidi. Upaya ini akan terus dilakukan seiring program pemerintahan Presiden Joko Widodo mewujudkan Indonesia swasembada pangan. Berdasarkan data yang diperoleh, selama triwulan I/- 2015, Kodam V mengamankan 38.005,38 ton pupuk palsu maupun oplosan . Ada urea, ZA, phonska, petroganik, KCL, dan NK. Dari barang bukti itu, ada pupuk palsu dan oplosan .
Selain itu, 700 liter asam phosphat. Semua pengungkapan oleh jajaran Kodam V itu sudah dilimpahkan ke kepolisian. ”Ini mendukung program ketahanan pangan. Sudah mulai berkurang orang yang mau manfaatkan pupuk subsidi,” kata Mayjend TNI Eko Wiratmoko. Meski kodim maupun korem di jajarannya banyak mengungkap penyimpangan pupuk, Eko mengakui, masih ada orang yang tidak kapok.
”Anggota kami di lapangan selalu siap tangkap. Pupuk itu untuk petani, untuk tingkatkan ketahanan pangan, swasembada pangan,” kata jenderal bintang dua ini. Peredaran dan penyalahgunaan narkoba, kata dia, juga menjadi fokus perhatian pihaknya. Ini juga amanat presiden.
”Meski pengungkapan, penangkapan narkoba bukan tugas kami, tapi ini program presiden. Anggota di Sampang, Pamekasan, juga mengungkap dan semua sudah dilimpahkan ke kepolisian,” katanya.
Soeprayitno
”Kalau ada prajurit terlibat narkoba, apalagi termasuk dalam jaringan pengedar, maka tidak ada hukuman lain, kecuali dipecat dari kesatuan,” ujarnya di Makodam V/Brawijaya di Surabaya, kemarin. Pada tahun ini, pihaknya mengaku belum menerima laporan terkait ada prajurit yang terlibat narkoba, baik sebagai pengguna maupun pengedar.
Jenderal bintang dua itu berharap tidak ada prajuritnya ikut terlibat narkoba dalam bentuk apa pun demi menjaga kepercayaan masyarakat. Selain itu, kata dia, TNI AD akan berupaya ikut mengungkap kejahatan narkoba dengan menangkap pelaku yang diketahui terlibat. ”Kami sudah melakukannya di Bangkalan dan Sampang, Madura. Prajurit ikut membekuk pelaku peredaran narkoba, kemudian menyerahkannya ke polisi untuk diproses lebih lanjut,” katanya.
Terkait digelarnya tes urine, Pangdam V/Brawijaya berharap semua jajarannya melaksanakan, meskipun tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Seperti yang sudah dilakukan di Markas Korem 084/Bhaskara Jaya bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Sidoarjo, Senin (30/3) lalu. Tes urine tersebut diikuti 100 anggota terdiri atas perwira, bintara, dan tamtama Korem 084/BJ sebagai bentuk pengecekan sejauh mana pengaruh perkembangan peredaran narkoba yang semakin marak di luar terhadap anggota.
Dalam pelaksanaan tes urine di Sidoarjo itu diharapkan dapat terdeteksi keterlibatan anggota pada penyalahgunaan narkoba, sekaligus mencegah anggota tidak sampai kecanduan. ”Kami imbau yang lain juga menggelar tes urine serupa. Jangan takut dites kalau memang tidak memakai. Ini juga sebagai bentuk upaya pencegahan efektif agar anggota tidak berani mencoba-coba dan terlibat dalam penyalahgunaan narkoba,” ucap Pangdam.
Dalam kasus lain, Kodam V/Brawijaya berhasil mengungkap kasus pupuk palsu maupun oplosan bersubsidi. Upaya ini akan terus dilakukan seiring program pemerintahan Presiden Joko Widodo mewujudkan Indonesia swasembada pangan. Berdasarkan data yang diperoleh, selama triwulan I/- 2015, Kodam V mengamankan 38.005,38 ton pupuk palsu maupun oplosan . Ada urea, ZA, phonska, petroganik, KCL, dan NK. Dari barang bukti itu, ada pupuk palsu dan oplosan .
Selain itu, 700 liter asam phosphat. Semua pengungkapan oleh jajaran Kodam V itu sudah dilimpahkan ke kepolisian. ”Ini mendukung program ketahanan pangan. Sudah mulai berkurang orang yang mau manfaatkan pupuk subsidi,” kata Mayjend TNI Eko Wiratmoko. Meski kodim maupun korem di jajarannya banyak mengungkap penyimpangan pupuk, Eko mengakui, masih ada orang yang tidak kapok.
”Anggota kami di lapangan selalu siap tangkap. Pupuk itu untuk petani, untuk tingkatkan ketahanan pangan, swasembada pangan,” kata jenderal bintang dua ini. Peredaran dan penyalahgunaan narkoba, kata dia, juga menjadi fokus perhatian pihaknya. Ini juga amanat presiden.
”Meski pengungkapan, penangkapan narkoba bukan tugas kami, tapi ini program presiden. Anggota di Sampang, Pamekasan, juga mengungkap dan semua sudah dilimpahkan ke kepolisian,” katanya.
Soeprayitno
(ars)