Longsor Sukabumi, Gubernur Jabar Pertimbangkan Relokasi Warga
A
A
A
DEPOK - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ahmad Heryawan mempertimbangkan untuk merelokasi warga korban longsor di Kampung Cimerak, Desa Tegal Panjang, Kecamatan Cireunghas, Sukabumi, Jawa Barat.
"Kalau enggak aman dan bahaya kami pertimbangkan relokasi. Nanti teman-teman geologi tentukan itu. Kita lakukan penelitian, apakah kawasan itu layak untuk hunian. Kalau tak layak maka akan kita cari kawasan relokasi," tegasnya saat menghadiri Rembuk Nasional Dikbud di Bojongsari, Depok, Senin (30/3/2015).
Menurut pria yang akrab disapa Aher itu, kawasan Kampung Cimerak merupakan perkampungan besar. "Itu perkampungan besar, bukan perkampungan baru, perkampungan sudah puluhan tahun semenjak tahun 1930 sudah ada perkampungan di situ," ungkapnya.
Hanya saja, kata dia, perlu diperhatikan kondisi di Jawa Barat topografinya berbukit-bukit. Sehingga, lanjut Aher, sangat mungkin jika longsor tidak terdeteksi di kawasan itu.
"Apalagi musim hujan, air besar, longsor. Di kawasan selatan itu sulit sekali mencari kawasan yang datar. Sebetulnya kawasan ini sebelum terjadi longsor enggak ada persoalan apa-apa. Hanya saja Jabar kan tiap tahun itu ada retakan-retakan."
Diberitakan sebelumnya, hujan deras yang mengguyur Sukabumi membuat sebelas rumah di Kampung Cimerak RT 25/7 Desa Tegal Panjang, Kecamatan Cireunghas, Sukabumi, Jawa Barat, tertimpa longsor. Sebanyak 12 orang tertimbun longsor dan ditemukan tak bernyawa. Peristiwa tersebut terjadi Sabtu (28/3/2015) sekitar pukul 22.30 WIB.
"Kalau enggak aman dan bahaya kami pertimbangkan relokasi. Nanti teman-teman geologi tentukan itu. Kita lakukan penelitian, apakah kawasan itu layak untuk hunian. Kalau tak layak maka akan kita cari kawasan relokasi," tegasnya saat menghadiri Rembuk Nasional Dikbud di Bojongsari, Depok, Senin (30/3/2015).
Menurut pria yang akrab disapa Aher itu, kawasan Kampung Cimerak merupakan perkampungan besar. "Itu perkampungan besar, bukan perkampungan baru, perkampungan sudah puluhan tahun semenjak tahun 1930 sudah ada perkampungan di situ," ungkapnya.
Hanya saja, kata dia, perlu diperhatikan kondisi di Jawa Barat topografinya berbukit-bukit. Sehingga, lanjut Aher, sangat mungkin jika longsor tidak terdeteksi di kawasan itu.
"Apalagi musim hujan, air besar, longsor. Di kawasan selatan itu sulit sekali mencari kawasan yang datar. Sebetulnya kawasan ini sebelum terjadi longsor enggak ada persoalan apa-apa. Hanya saja Jabar kan tiap tahun itu ada retakan-retakan."
Diberitakan sebelumnya, hujan deras yang mengguyur Sukabumi membuat sebelas rumah di Kampung Cimerak RT 25/7 Desa Tegal Panjang, Kecamatan Cireunghas, Sukabumi, Jawa Barat, tertimpa longsor. Sebanyak 12 orang tertimbun longsor dan ditemukan tak bernyawa. Peristiwa tersebut terjadi Sabtu (28/3/2015) sekitar pukul 22.30 WIB.
(zik)