17 Titik Tebing Ambrol, Jalur Trenggalek-Ponorogo Lumpuh Total
A
A
A
TRENGGALEK - Jalan raya sepanjang 1,5 kilometer di Desa Ngglinggis Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek terkubur material longsor. Lumpur merah bercampur batu dan potongan kayu yang menutupi badan jalan berasal dari tebing bukit yang ambrol.
Akibatnya, jalur utama Trenggalek-Ponorogo pun lumpuh total. “Hujan deras membuat tebing longsor. Peristiwa itu terjadi Selasa (24/3) malam sekitar pukul 21.00 WIB. Saat itu hujan turun sangat deras,” ujar Andik, warga Sawo Kabupaten Ponorogo kepada wartawan kemarin. Pantauan di lapangan, sedikitnya terdapat 17 titik longsor.
Letaknya sporadis dengan rentang jarak antara satu dengan lainnya berbeda. Tiga titik longsor di antaranya terlihat paling parah karena timbunan material yang menutupi jalan mencapai ketinggian lebih dari 7 meter. Dari informasi yang dihimpun, saat musibah berlangsung, dua truk dan satu unit pikap yang melintas sempat tertimpa material. Semua pengendara selamat sehingga dipastikan tidak ada korban jiwa dalam musibah ini.
Kendati demikian, belasan kendaraan roda empat dan roda dua terjebak di lokasi bencana. Mereka tidak bisa pergi ke Kabupaten Ponorogo maupun Kota Trenggalek, termasuk Andik yang bersama istri dan dua anaknya. Senasib dengan warga lainnya, dia tertahan di lokasi bencana lebih dari 24 jam. “Saya hendak ke Tulungagung untuk acara keluarga. Berhenti di lokasi karena AC kendaraan saya mati.
Tidak tahunya malah terjebak longsor,” ungkapnya. Untuk membunuh rasa jenuh, Andik mengajak dua anaknya berjalan-jalan di sekitar lokasi kejadian. Nasib serupa dirasakan Nyamin, warga Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo. Dia berencana mengirim 8 ton benih jagung ke Tulungagung. Musibah datang saat posisi kendaraannya tepat berada di antara dua titik longsoran.
“Ini juga seharian belum mandi. Untungnya warung makan di sepanjang jalan ini masih buka,” ucapnya. Imron, pengusaha jangkrik asal Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, memilih mengobral murah dagangannya. Dia khawatir serangga yang hendak dikirim ke Purwokerto dan Cilacap itu akan mati sia-sia. Tiga unit alat berat (eskavator) terlihat diterjunkan ke lokasi bencana.
Sejumlah personel TNI dibantu aparat kepolisian dan petugas BPBD Kabupaten Trenggalek berupaya membuka jalan. Juru bicara Dinas PU Provinsi Jawa Timur Tono mengatakan status jalan lokasi bencana merupakan jalan provinsi. “Karenanya, selain dari pemkab, provinsi juga menerjunkan alat berat,” ucapnya.
Dua unit eskavator bekerja di lokasi longsor yang lebih dekat dengan arah Kota Trenggalek. Satu unit membuka akses untuk tujuan Ponorogo.
Solichan arif
Akibatnya, jalur utama Trenggalek-Ponorogo pun lumpuh total. “Hujan deras membuat tebing longsor. Peristiwa itu terjadi Selasa (24/3) malam sekitar pukul 21.00 WIB. Saat itu hujan turun sangat deras,” ujar Andik, warga Sawo Kabupaten Ponorogo kepada wartawan kemarin. Pantauan di lapangan, sedikitnya terdapat 17 titik longsor.
Letaknya sporadis dengan rentang jarak antara satu dengan lainnya berbeda. Tiga titik longsor di antaranya terlihat paling parah karena timbunan material yang menutupi jalan mencapai ketinggian lebih dari 7 meter. Dari informasi yang dihimpun, saat musibah berlangsung, dua truk dan satu unit pikap yang melintas sempat tertimpa material. Semua pengendara selamat sehingga dipastikan tidak ada korban jiwa dalam musibah ini.
Kendati demikian, belasan kendaraan roda empat dan roda dua terjebak di lokasi bencana. Mereka tidak bisa pergi ke Kabupaten Ponorogo maupun Kota Trenggalek, termasuk Andik yang bersama istri dan dua anaknya. Senasib dengan warga lainnya, dia tertahan di lokasi bencana lebih dari 24 jam. “Saya hendak ke Tulungagung untuk acara keluarga. Berhenti di lokasi karena AC kendaraan saya mati.
Tidak tahunya malah terjebak longsor,” ungkapnya. Untuk membunuh rasa jenuh, Andik mengajak dua anaknya berjalan-jalan di sekitar lokasi kejadian. Nasib serupa dirasakan Nyamin, warga Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo. Dia berencana mengirim 8 ton benih jagung ke Tulungagung. Musibah datang saat posisi kendaraannya tepat berada di antara dua titik longsoran.
“Ini juga seharian belum mandi. Untungnya warung makan di sepanjang jalan ini masih buka,” ucapnya. Imron, pengusaha jangkrik asal Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, memilih mengobral murah dagangannya. Dia khawatir serangga yang hendak dikirim ke Purwokerto dan Cilacap itu akan mati sia-sia. Tiga unit alat berat (eskavator) terlihat diterjunkan ke lokasi bencana.
Sejumlah personel TNI dibantu aparat kepolisian dan petugas BPBD Kabupaten Trenggalek berupaya membuka jalan. Juru bicara Dinas PU Provinsi Jawa Timur Tono mengatakan status jalan lokasi bencana merupakan jalan provinsi. “Karenanya, selain dari pemkab, provinsi juga menerjunkan alat berat,” ucapnya.
Dua unit eskavator bekerja di lokasi longsor yang lebih dekat dengan arah Kota Trenggalek. Satu unit membuka akses untuk tujuan Ponorogo.
Solichan arif
(bhr)